seorang gadis penyendiri sedang nongkrong di game MMORPG, namun ia tertidur di dalam game itu, dan terbangun di dunia yang berbeda.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon king in yellow, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
jalanan kota.
Sasha berjalan melalui kota yang rama. Kota itu terlihat padat walau matahari hampir tenggelam. Dia kemudian berjalan ke toko sihir yang sekat dengan sebuah penginapan. Toko sihir itu besar, mereka bahkan memilik lantai ke dua dengan banyak pilihan tongkat sihir, gulungan mantra dan ramuan ramuan yang berwarna warni.
Seorang pria muda menyambutnya ia mengenakan kacamata tebal dan mengenakan pakaian penyihir standar. "ah... Selamat datang. Apa yang bisa saya bantu ?"
"aku ke sini hanya lihat lihat saja... Katakan, kalian punya ramuan apa saja di sini..."
"oh ! Tentu, kami punya banyak. Ramuan pemulihan mana, ramuan penyembuhan, dan lain lain ! Kami bahkan menawar ramuan dan barang sihir lainnya jika anda punya..."
"sungguh ? Apa ada persyaratan untuk menjual ramuan kepada kalian ?"
"selama ramuan itu bukan air di beri pengwarna, kami akan menerimanya..."
Sasha mengangguk. Lalu menarik sesuatu dari pocket dimensionnya. Itu adalah ramuan besar layaknya botol dengan cairan merah darah dan mengeluarkan cahaya. Botolnya sendiri tebal dengan pernak-pernik sederhana. Namun itu sendiri sudah sangat mencolok di antara ramuan lainnya yang ada di toko itu.
Pria itu terlihat tertarik. "hm ? Warnanya... Cirinya... Botolnya... Apakah ini ramuan asli buatan sediri ? Apa anda seorang pembuat ramuan ? Peneliti ?"
Sasha menggelengkan kepalanya. "tidak... Yah... Aku bisa membuat ramuan. Tapi yang ini aku temukan di reruntuhan. Seorang undead besar membawanya sebelum aku mengalahkannya"
"oh, cerita yang menarik... Tunggu sebentar yah..." pria itu membawa ramuan itu ke belakang toko.
Sasha mulai melihat lihat sambil menunggu. Ia melihat lihat tongkat sihir. Melihat harga, desain dan terkadang mengambil dan mencobanya. Namun pada akhirnya dia mengembalikanya ke tempatnya.
(kelihatanya mereka menggunakan tongkat sihir murni sebagai perantara dari pada untuk mendapatkan bonus... Hampir semua tongkat sihir yang aku lihat hanya tongkat sihir tanpa pasif, bahkan tidak memperkuat mantra yang di rampal. Kecuali, tongkat Oslar... Kalau tidak salah namanya... Orbit staff... Pasifnya mantra apapun yang memiliki nama orbit di dalamnya akan di kali tiga... Tidak heran ia dapat merapal tiga orbital nuke sekaligus waktu itu... Yaah tapi mananya langsung abis jadinya tidak begitu berguna...)
Penjaga toko itu kembali dengan ramuan yang Sasha hendak jual. Wajahnya terlihat bersemangan dengan senyuman lebar dari sebelumnya. "ah ! N-nona... Mohon maaf... Siapa nama anda ?"
Sasha menggelengkan kepalanya. "aku tidak begitu tertarik berbagi"
"oh... Itu tidak masalah ! Saya telah mencek ramuan ini dan ini asli, dan aku menemukan ada material langka seperti darah naga dan bebatuan underworld ! Ini akan terjual mahal. Kami menawarkan seribu dua ratus emas untuk ramuan ini ! Anda bisa menawar"
(mahal banget ! Y-yah... Aku rasa orang orang ini tidak bisa quick travel ke underworld atau memiliki tempat farm darah naga... Aku tidak kesulitan dengan uang sih...)
"bagaimana dengan dua ribu emas ?"
[tidak kesulitan uang tapi nawar -_-]
"hmm... Bagaimana dengan seribu tujuh ratus ?"
"mana bisa begitu, aku hampir kehilangan nyawaku mendapatkan ini, ya sudah seribu delapan ratus deh..."
Pria itu mengangguk. "baiklah." ia kemudian mengulurkan tangannya yang mana Sasha menerimanya. Mereka bersalaman tanda setuju.
"tunggu dulu... Kamu main terima-terima saja memangnya tahu apa yang ramuan ini lakukan ?"
"Anda tahu ? Bisa tolong beri tahu saya efeknya dan mungkin efek sampingnya ?"
"ramuan itu memiliki nama rage potion. Biasanya di minum seorang petarung sebelum bertarung. Efeknya bisa berlangsung selama 30 menit. Meningkatkan kekuatan otot dan kepadatan kulit..."
"efeknya kuat sekali... Apa ada efek samping ?"
Sasha mengangguk. "kalau efeknya habis sang pengguna akan mengalami sakit otot... Tidak begitu buruk"
"baiklah... Terimakasih banyak senang berbisnis dengan anda... Apa ada hal lain yang anda inginkan ?"
"aku mau beli tiga botol ramuan pemulihan mana, sekalian bayarnya dengan uang tadi"
Pria itu kemudian pergi ke belakang toko, kembali membawa kantong besar berisi koin emas. Dan lalu ia mengambil riga ramuan mana di rak terdekatnya. "ini... Jangan khawatir aku sudah menghitung semuanya"
Sasha lalu menghisap semuanya ke dalam pocket dimensionnya. "baiklah, aku akan pergi..." ia hendak berjalan keluar namun.
"tunggu ! Nona apa anda baru di kota ini ?"
Sasha berbalik. "iya... Menangnya ada apa ?"
"tidak, saya hanya ingin mengingatkan. Akhir akhir ini banyak orang orang menghilang. Dan mereka semua petualang di atas peringkat emas"
Sasha lalu mengingat diskusinya dengan sang raja. "kamu punya teori ? Atau asumsi soal ini semua ?"
"mungkin gang kriminal dari solier... Aku dengar banyak pengungsi dari solier yang datang ke negeri Angran... Kamu tahu kan negeri solier. Negeri yang sedang dalam perang saudara itu... Orang orangnya pasti tidak benar"
Sasha mengangguk. "baiklah, terimakasih atas peringatannya. Aku mungkin akan kembali ke sini untuk menjual beberapa ramuan ke sini..."
"tentu, dan saya akan melayani anda jika anda kembali"
Sasha kemudian menuju penginapan di dekat toko tersebut. Penginapan itu cukup besar, ia berjalan menuju registrasi. "ah ! Nona, maaf tetapi kamar kami penuh saat ini..."
"ooh... Apa kamu tahu penginapan di dekat sini ?"
Pria itu terlihat tidak enak. "maaf... Tetapi penginapan lain di dekat sini juga penuh, karena penginapan ini dekat dengan gerbang kota utama dan pasar, makannya penuh."
Sasha menghela nafas setelah mendengar itu. "lalu... Lalu di mana lagi tempat menginap... Di mana pun tidak apa..."
"a-ada sih... Tapi di area kumuh... Pergi aja ke barat dari kota ini"
Sasha mengangguk. "ya, sudah..." ia langsung berjalan pergi. Langsung saja berjalan menuju kota bagian barat. Kemudian ia menyadari sebuah perubahan kecil. Bangunanya tidak sebagus sebelumnya tetapi masih terlihat, bangunan di sana lebih besar dan pebar, walau begitu tidak terlihat seperti rumah. Ia kemudian menyadari sesuatu.
Semua bangunan itu adalah pabrik, walau begitu semua pekerjanya telah pulang. Kota kemudian di telan gelapnya malam, dan matahari tenggelam. Walau begitu dia terus berjalan mencari penginapan itu.
"area kumuh huh ? Lebih mirip area industrial bagiku... Apa yang mereka buat di sini ?" sambil mencari bangunan yang lebih terlihat seperti penginapan.
Sasha lalu mendengar keramaian dari kejauhan. "oh ! Di sana yah..." muka muram kesalnya di gantikan dengan senyuman kecil. Berjalan ke arah sumber suara.
Namun sumber suara itu mengecil dan tiba tiba berhenti. Sasha merasa bingung kenapa pesta yang ia dengar berhenti begitu saja. Ia kemudian menemukan bangunan yang terlihat seperti penginapan. Berbeda dengan bangunan lainnya.
Sasha kemudian membuka pintu. "permisi- eh ?!" ketika pintu di buka Sasha melihat banyak orang yang mati tergeletak di lantai. Semua orang di sana mati, kecuali tiga orang dengan jubah serba hitam tidak terlihat, di tangan kanan mereka terdapat belati ritualis dan kalung emas dengan lambang Black serpent.
Sasha dan orang orang dengan jubah hutam itu saling menatap sebentar. "baiklah... Ini canggung"
Tiba tiba saja pengikut Black serpent itu menunjuk ke arah Sasha. "Serpent Curse !" asap keluar dari belakang leher Sasha. Lambang kutukan muncul namun tiba tiba lambang itu terbakar api kuning.
(skill apa itu ? Tidak masalah ring of sun ku menghilangkan menepisnya)
"tch.. Mainnya kutukan, aku juga bisa. Blood curse !" sambil menunjuk ke arah orang yang melempar kutukan kepadanya.
Seketika orang itu langsung batuk dan muntah darah. Setiap lubang di tubuhnya mengeluarkan darah. Perlahan ia tersedak oleh darahnya sendiri sebelum terjatuh ke lantai.
Salah seorang lainnya melompat ke arah Sasha, rekannya menarik buku dan melipat halaman dengan cepat. Dengan belati ritualnya berubah menjadi kilatan hitam dengan kecepatan tinggi. Namun sebuah perisai muncul dan menahan belati itu.
Sasha mengulurkan tangannya. "blast !" telapak tangan Sasha mengeluarkan ledakan. Namun penyerangnya mundur dengan kecepatan yang sampai sehingga serangannya tidak kena.
"rise golem undead !" pengikut serpent yang memegang buku itu merapal. Lingkaran sihir muncul di antara para mayat. Kemudian tubuh yang tidak lagi bergerak itu mulai saling menarik, bergesekan dan mulai menyatu dengan aura yang menjijikan, dan mulai berdiri.
Sasha melihat itu san merapal. "cancel !" seketika tumpukan mayat itu jatuh kembali ke tanah. Tidak lagi bergerak dan aura menjijikan itu menghilang. Sang pemegang buku terlihat kebingungan dan panik karena golem undeadnya gagal bangkit.
"phanteon of war !" sebuah lingkaran sihir memutarinya sebelum menghilang. Kedua pengikut black Serpent menunggu sesuatu terjadi. Namun tidak ada yang terjadi.
Sasha kemudian mengulurkan tangan dan mengejek mereka. "maju sini dong..." sambil menantang mereka maju dengan tangannya.
"kurang ajar ! Aku akan memenggalmu !" pria dengan belati itu maju dengan dengan kecepat yang sama. Namun di ketika ia sudah sangat dekat ia menghantam sesuatu.
"ack ! Apa yang..." pria itu kemudian menyadari tubuhnya di tangkap oleh sebuah tangan besar. Tangan itu muncul dari tulang belikatnya. Tangan itu besar terlihat seperti bayangan bercahaya. Dan lima bola cahaya memutarinya.
"aku akui kau cepat..." genggamannya semakin keras, suara tulang remuk terdengar. "sayang sekali kau mudah di baca"
Kemudian lengan emas itu membantingnya ke lantai dengan keras cipratan darahnya mengenai Sasha. Seluruh tulang di tubuhnya remuk. Dan dia langsung mati di tempat. Sasha lalu mengalihkan pandanganya ke arah pengikut Dark serpent. Dan tersenyum secara menyeramkan.
"hayo... Sekarang kamu bisa apa ?" dengan nada mengintimidasi dan mengejek.
Pria itu membalik halaman dengan cepat mencari mantra yang bisa ia gunakan, dengan nafas terengah-engah dan gemetaran. Lalu menunjuk ke arah Sasha.
"dark rays !" jarinya mengeluarkan energi hitam yang menyambar ke arah Sasha. Namun energi cahaya yang memutarinya. Berubah menjadi gelembung menutupinya dengan rapat.
Dark rays itu menyambar Sasha lima kali layaknya petir. Namun itu semua terpantul ke segala arah. Membuat banyak lubang di penginapan itu.
Pengikut black Serpent itu terlihat bingung harus apa sekarang. Sementara itu bola energi yang memutari Sasha berubah menjadi tombak dan di ambil oleh lengan Pantheon of war. Langsung saja wajah lawannya langsung panik.
"tunggu ! Tunggu ! Aku-" namun lengan pantheon telah melempar tombaknya. Itu tertancap di dadanya dan tubuhnya terlempar dan tertancap di dinding layaknya sebuah lukisan. Sebelum tombak itu menghilang.
Sasha menghela nafas melihat kekacauan itu. "aku harus pergi dari sini secepatnya. Gawat kalau ada yang melihatku..."
Sasha berbalik dan hendak melarikan diri. Namun tiba tiba saja lima belas ksatria berkuda mengepungnya. Bersamaan dengan prajurit infanteri. Menodongkan pedang dan tombak ke arahnya.
"Atas nama negeri Angran ! Jangan bergerak !"
Sasha melihat sekitarnya ia terkepung. Mereka juga melihat wajahnya jadi lari bukan lagi pilihan. Ia mengangkat tanganya menyerah. Lengan emas besar pantheonnya juga ikut mengangkat tangan.
(yaaah... Ketangkep... Ribet deh udah, panjang ini urusan) pikir Sasha dengan pasrah.
"Beri jalan untuk kapten !" teriak salah satu prajurit.
Dari pengepungan rapat itu sebuah cela di buat. Seorang pria dengan full armor dan menaiki kuda putih maju, dan melihat apa yang orang orangnya tangkap. Namun dengan cepat ia melepas helmnya, pria itu adalah Gail.
"Sasha ?!"
"h-hey... Hehehe..." Sasha dengan canggung. Dan pakaian berciprat darah.