Brittany Moon tidak pernah menduga pernikahannya dengan tunangannya Ralph Smith akan batal karena Ralph lebih memilih bersama Clara William yang jatuh sakit disebabkan kelelahan sehingga dirawat di rumah sakit daripada memenuhi janji suci mereka dalam ikatan pernikahan.
Saat hati Brittany terluka akan sikap Ralph yang membatalkan acara pernikahan mereka demi Clara, dihari itulah Brittany tak sengaja dipertemukan dengan seseorang yang juga sedang kesulitan dikarenakan kekasihnya meninggalkannya dihari pernikahan mereka.
Nama pria itu adalah Adam Bennet, seorang pengusaha kaya raya yang merupakan pemilik perusahaan distributor jam mewah diberbagai penjuru dunia.
Lantas bagaimana kelanjutan cerita ini, saksikan terus disetiap babnya ya 🤝
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reny Rizky Aryati, SE., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 24 Ralph Smith
Ralph membanting meja kerjanya dengan tumpukan map lalu melemparkan jam yang ada disana hingga hancur ke lantai ruangan.
Nafasnya tak beraturan saat dirinya harus menahan emosi dalam hatinya yang meluap-luap karena ulah Brittany Moon.
"Sial ! Sial ! Sial !" maki Ralph Smith kesal.
Ralph menggebrak meja didepannya dengan penuh emosi.
"Apa mau Brittany sebenarnya ???" ucapnya bersungut-sungut.
Ralph menggeleng cepat sembari menata nafasnya agar tenang.
"Tidak segampang itu, memutuskan hubungan ini, dia seharusnya sudah memahami kalau pernikahan batal bukan berarti hubungan kami juga berakhir", kata Ralph.
Ralph terduduk dengan wajah kusut masai meski ini hari masuk kerja.
"Dia tidak pernah berpikir logis dan sudah aku utarakan padanya bahwa aku membatalkan pernikahan karena Clara sakit, selain itu tidak ada urusan lainnya diantara kami", kata Ralph.
Ralph tersadar sepenuhnya ketika dia selesai berbicara barusan.
"Tunggu... !? Apa Brittany berpikir kalau kami memiliki suatu hubungan dekat sehingga dia salah menafsirkan batalnya pernikahan kami lantaran aku ada hubungan khusus dengan Clara", kata Ralph.
Ralph duduk tertegun diam didepan meja kerjanya dengan sorot mata dingin.
"Tuhan !" ucap Ralph. "Brittany salah menangkap maksudku sehingga dia memiliki pikiran kalau aku mementingkan Clara karena kami akrab !?"
Ralph menyisir rambutnya dengan jari-jemari tangannya ke arah belakang lalu menghela nafas panjang.
"Tidak ! Tidak ! Tidak !" ucap Ralph. "Ini tidak boleh terjadi ! Dan kami harus berbicara baik-baik untuk membahas hubungan kami berdua !" sambungnya.
Ralph langsung bangkit berdiri seraya mengeluarkan ponsel miliknya dari saku pakaiannya.
"Aku akan menelpon Brittany dan mengajaknya bicara secara baik-baik", ucapnya gelisah.
Ralph menekan nomer telepon Brittany tapi dia tidak dapat menghubungi nomer tersebut.
"Kenapa nomernya tidak bisa dihubungi ???" ucapnya kebingungan.
Ralph memeriksa kembali nomer telepon milik Brittany Moon sekali lagi.
Tut... ! Tut... ! Tut... !
"Nomernya tidak aktif ?" kata Ralph.
Ralph mencoba menelpon kembali nomer milik Brittany namun tetap tidak terhubung.
"Apa nomerku diblokir ???" ucap Ralph sembari memperhatikan layar ponsel miliknya.
Ralph masih kebingungan dengan sikap Brittany yang berubah berbeda dari sebelumnya, dia tahu alasan Ralph membatalkan pernikahan mereka karena Clara sakit dan dia merupakan aset penting bagi perusahaan Ralph Smith.
"Astaga... !? Dia benar-benar salah paham maksud ucapanku berarti... !?" ucap Ralph.
Ralph mendengus kesal lalu berdiri sembari berpikir serius.
"Aku akan menemui dia setelah urusan dikantor selesai, aku harus bicara dengannya secara baik-baik, dari hati ke hati", ucap Ralph Smith.
Ralph melangkah cepat menuju pintu ruangannya lalu berjalan pergi dari tempat itu.
Seseorang langsung menyapanya ramah.
"Ralph, kau sudah datang ternyata, pagi sekali, ada urusan apa datang pagi-pagi begini ke kantor", sapa seorang wanita kepada Ralph.
"Pagi, Morgan !" sahut Ralph sembari tersenyum sekilas.
"Ada apa, Ralph ? Tidak biasanya datang pagi-pagi sekali kesini ?" kata Morgan.
"Apa Brittany sudah datang ke agensi hari ini ?" tanya Ralph.
"Itu masalahnya, aku hendak menanyakan hal ini kepadamu tapi sayangnya, aku jarang sekali melihatmu dikantor agensi jadi aku urung bertanya hal itu padamu", sahut Morgan.
"Dia tidak datang ke kantor agensi berarti, apa dia menelponmu untuk memberitahukan ini", kata Ralph.
"Tidak, tidak ada telepon yang masuk bahkan pesan terkirim juga tidak", sahut Morgan sembari menggelengkan kepalanya.
"Coba kau saja yang menelpon Brittany ! Dan tolong tanyakan padanya, kenapa dia tidak datang ke agensi Alfa !" perintah Ralph.
"Baik, aku akan menelponnya, semoga saja nomernya masih aktif", sahut Morgan.
"Cepatlah ! Tanyakan saja padanya, jam berapa dia akan datang kemari, cepatlah !" kata Ralph.
"Iya, iya, aku akan menelponnya, tunggu sebentar", sahut Morgan.
Morgan menyalakan ponsel miliknya lalu menghubungi nomer milik Brittany.
Tut... Tut... Tut...
Tidak ada suara sahutan dari nomer Brittany ketika Morgan menghubunginya, untuk menanyakan kapan dia akan datang ke kantor agensi Alfa hari ini.
Tut... Tut... Tut...
Masih belum tersambung panggilan telepon dari Morgan saat dia menelpon Brittany Moon.
"Tidak bisa...", ucap Morgan.
Morgan menatap Ralph Smith dengan tatapan menyesal.
"Tidak bisa dihubungi ? Maksudmu ?" tanya Ralph.
"Nomernya tidak aktif, mungkin saja sudah diblokir semua nomer yang berhubungan dengannya", sahut Morgan.
"Ya, ampun ! Apa mau dia ???" kata Ralph terkejut kaget.
Ralph memekik keras seraya memegangi rambutnya dengan hati kesal.
"Dia tahu bawa dia masih terikat kontrak kerja dengan agensi Alfa, dan dia masih menjadi artis disini, seharusnya dia menjaga attitudenya dengan baik, apa dia tidak memahami etos kerja atau dia memang berpura-pura", kata Ralph.
"Aku tidak tahu mengenai itu", sahut Morgan sambil menaikkan kedua bahunya ke atas.
"Tapi seharusnya dia menelpon salah satu diantara teman-teman kantornya dan memberitahukan alasan dia tidak datang kerja", kata Ralph Smith.
"Aku juga tidak tahu hal ini, bahkan aku tidak pernah mengirim pesan dengan Brittany sejak pernikahan kalian batal, dia bersikap menjauh", sahut Morgan.
"Apa ?" ucap Ralph tertegun.
"Ya, pada kenyataannya memang demikian adanya, kalau Brittany mulai menjauh dari kami semua, rekan kerjanya diagensi Alfa ini", kata Morgan.
"Dia selalu salah paham", ucap Ralph.
"Bagaimana dia tidak salah paham denganmu ?" ucap Morgan. "Kau sudah membatalkan pernikahan kalian, tentu saja, Brittany akan mengira kau juga memutuskan hubungan kalian hari itu juga, Ralph !" sambungnya.
"Tapi aku membatalkan pernikahan kami dan akan menggantinya dilain waktu, bukan berarti hubungan kami menjadi putus", kata Ralph.
"Dan kau pergi ke Clara ??? Bagaimana Brittany tidak menarik kesimpulan bahwa kau menyukai Clara, dan membatalkan pernikahan kalian ???" jawab Morgan.
Morgan menatap Ralph dengan tatapan tidak mengerti.
Wajar saja, jika Brittany menyimpulkan sikapmu seperti itu, untungnya dia tidak menuntutmu ke pengadilan atas perlakuanmu kepadanya", lanjut Morgan.
"Aku hanya membatalkan hari pernikahan dihari itu tapi aku berniat menggantinya dilain hari", kata Ralph.
"Kau gila memang, mana ada wanita yang mau diperlakukan seperti itu oleh pria yang dia cintai, kau memang dungu, bos", sahut Morgan.
"Apa ?" ucap Ralph tersentak kaget.
"Ya, kau benar-benar tidak waras, seharusnya Brittany telah meninggalkanmu sejak hari pembatalan pernikahan kalian", kata Morgan.
"Kenapa kau jadi membela dia ?" ucap Ralph tidak terima.
"Aku hanya membela yang lemah dan tertindas, itu saja, karena Brittany memang pantas untuk dibela daripada dirimu, bos", sahut Morgan.
Morgan berdiri sambil berkacak pinggang dihadapan Ralph Smith, karena dia tidak terima atas sikap bosnya itu yang semena-mena terhadap Brittany Moon.
Ralph tertawa pelan sembari membuang muka.
"Kau ingin dipecat dari agensi Alfa, Morgan", kata Ralph mengancam.
"Kalau mau pecat, ya, pecat saja ! Kenapa harus berpikir ulang lagi ?" sahut Morgan merengut.
"Baiklah, kau bisa mengundurkan diri dari agensi Alfa seperti sahabatmu itu, kau dipecat dan jangan datang lagi kemari", kata Ralph.
"Baiklah, siapa takut denganmu ! Kau pria dungu, sedungu keledai bodoh yang berjalan tertatih-tatih diatas minuman keras, Ralph Smith !" sahut Morgan marah.
"Apa ???" ucap Ralph dengan wajah merah padam.
Tak lama kemudian tampak Morgan telah ditendang keluar dari kantor agensi Alfa dan dia sedang mencaci-maki Ralph Smith serta beberapa petugas keamanan didepan kantor.
Sedangkan Ralph berdiri dibalik dinding kaca kantor agensi Alfa sembari memandang ke arah luar, dimana Morgan sedang berteriak-teriak marah.
Akhirnya Morgan memilih pergi meninggalkan kantor agensi Alfa setelah dia dipecat oleh Ralph Smith yang merupakan bos dari agensi Alfa, tempat Morgan bekerja disana.