Elsya adalah seorang anak perempuan yang bisa melihat sosok tak kasat mata, saat memasuki taman kanak-kanak ia bertemu dengan sosok perempuan yang kini menjadi temannya, karena hal itu ia kadang terlihat berbicara sendiri dan membuat orang-orang di sekitarnya menganggap ia anak aneh.
Anggapan itu lah yang membuat ia tidak memilih teman di sekolah, dan ada hal lain yang menjadikan Elsya sasaran empuk para preman di sekolah untuk melakukan kejahatan padanya.
Elsya hanya tinggal bersama kakak kandungnya, kalau bukan support dari kakaknya ia tidak akan mampu bertahan.
Hingga suatu hari Elsya harus berpisah selama-lamanya dengan teman gaibnya, itu membuat Elsya sangat sedih dan memutuskan untuk menutup mata batinnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon xzava, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 33
Setelah Elsya dan tim persiapan menyiapkan bahan-bahan untuk barbeque, tim yang memasak mulai memanggang dagingnya, sedangkan Elsya memilih memindahkan foto-foto temannya yang ada di kamera kakaknya.
"Oh pak Damar." mendengar nama lain di sebut selain nama teman-temannya sekelasnya, Elsya langsung melihat ke arah teman-temannya.
"Teman-teman kenalin ini pak Damar, beliau yang jaga villa ini, rumahnya ada di belakang villa," ucap Bian.
"Kalau kalian perlu apa-apa langsung panggil aja di belakang," ucap pak Damar.
"Iya pak."
"Ah iya satu lagi kalian jangan pergi ke hutan ya, banyak hewan buas."
"Iya pak."
"Lanjut lagi bakar-bakarnya, saya pamit dulu mau jalan-jalan sama istri," ucap pak Damar.
Setelah pak Damar pergi Elsya kembali melanjutkan kerjaannya, namun hanya dalam hitungan detik Elsya bermimpi lagi.
Elsya mengedarkan pandangannya melihat sekeliling, teman-temannya tidak ada tapi kamera dan handphone masih ada ditangannya.
"Gue mimpi lagi ini, padahal lagi pindahin foto," ucap Elsya, namun saat Elsya mau melihat jam di handphone nya ternyata handphone tidak aktif.
"Gue kan mimpi gak mungkin ini aktif." Elsya pun memilih masuk ke dalam rumah untuk melihat jam.
Alih-alih melihat jam, justru Elsya mengalami hal yang sama seperti di mimpinya sebelumnya.
"Ada orang gak?" teriak Elsya sambil mengelilingi rumah besar itu.
Karena teringat mimpi sebelumnya, Elsya pun ke arah samping rumah untuk melihat sosok anak kecil itu, iya mau memastikan siapa anak itu sebenarnya.
Saat Elsya sudah di belakang rumah, Elsya benar-benar melihat sosok anak itu.
"Pe... per..mi..sssi," ucap Elsya terbata-bata karena takut.
Saat anak itu berbalik, Elsya refleks menutup matanya, namun berbeda dengan mimpi anak itu justru berbicara.
"Kakak siapa?" tanyanya.
"Loh dia gak mati?" tanya Elsya dalam hati, Elsya pun membuka matanya.
Melihat anak di hadapannya baik-baik saja, Elsya refleks bertanya "Ko lu gak mati?"
"Maksud kakak?"
"Ah bukan apa-apa, lu kenapa sendiri?" tanya Elsya penasaran.
"Ibu saya sudah tidak ada kak, ayah say...." ucapan anak itu terhenti saat mendengar suara langkah kaki dari dalam rumahnya.
"Ayah!" ucap anak itu panik, ia langsung berlari dan bersembunyi di arah belakang rumah.
"Anak sialan dimana kamu hah?" Elsya tidak bergerak dari tempatnya, dan saat Elsya melihat siapa yang keluar dari dalam rumah, Elsya di buat kaget karena mukanya sangat mirip dengan muka pak Damar.
"Pak Damar," ucap Elsya kaget.
Tapi pak Damar justru tidak melihatnya dan menabrak Elsya, itu lah yang membuatnya tersadar.
Saat bangun itu, Elsya langsung ngos-ngosan seperti habis lari.
"Kenapa lu?" tanya Diki.
"Gue mimpi," ucap Elsya dan berhasil membuat Diki kaget.
"Hah? Mimpi? Sejak kapan lu tidur El?" tanya Diki.
"Tadi gue tidur disini," ucap Elsya.
"Heh guys tadi Elsya tidur gak?" tanya Diki ke teman-temannya yang lain.
"Perasaan lu gak tidur deh El," ucap Monica.
"Lu gak tidur El.
"Gue tidur, baru aja gue bangun," ucap Elsya kekeh.
"Gak El, lu gak tidur," ucap Rayhan.
Mendengar Rayhan yang bicara Elsya memilih diam, walaupun ia masih bertanya-tanya apa yang sebenarnya terjadi. Elsya merasa dirinya tadi bermimpi tapi teman-temannya justru melihat Elsya hanya fokus dengan kerjaannya.
"Ayo makan jangan di situ ntar malah pindah alam lagi lu," celetuk Rayhan.
"Pindah alam?" ucap Elsya dalam hati, "Jadi tadi gue pindah alam?" tanya Elsya ke Rayhan.
"Heh mulut lu bisa di jaga gak," ucap Azizah menegur Rayhan.
"Sorry."
Mereka pun makan sambil ngobrol banyak hal, saat sedang asyik-asyiknya mengobrol mereka semua di kagetkan dengan teriakan seseorang dari dalam rumah.
"Siapa itu?"
"Siapa yang gak ada?"
Mereka pun berbondong-bondong masuk ke dalam untuk melihat siapa yang teriak.
"Sarah Sarah," ucap Elsya sambil berlari ke dalam kamar.
Baru saja Elsya mau membuka pintu, Sarah lebih dulu membukanya.
"Setan!" ucap Sarah sambil menunjuk ke dalam kamar.
"Ayo keluar." dengan cepat Leo membawa Sarah pergi.
Elsya hanya diam di tempatnya, tentu Elsya sangat tau itu kerjaan siapa, tapi Elsya akan tetap diam sampai Sarah atau pun temannya yang bertanya duluan.
"Setan?"
"Lu lihat setan?" tanya Diki ke Elsya.
Elsya tidak menjawab dan memilih masuk ke dalam kamar, untuk melihat, tapi Elsya tidak melihat setan apa pun di dalam kamar.
"Gak ada setan," celetuk Elsya.
"Rayhan? lu lihat?" tanya Rio.
"Gak juga," jawab Rayhan.
"Ayo keluar, gak ada apa-apa, dia lagi sakit mungkin tadi ada yang lewat," ucap Elsya cepat.
"Iya gak ada apa-apa," ucap Rayhan membenarkan ucapan Elsya.
Mereka pun kembali keluar menyusul Sarah dan Leo, tapi saat mereka keluar justru Sarah dan Leo tidak ada.
"Lah mereka mana?" tanya Candra.
"Paling di depan," ucap Ari.
"Biarkan aja lah."
Awalnya Elsya mau kedepan untuk memastikan dua sejoli itu benar-benar ada di depan, tapi baru saja Elsya mau melangkahkan kakinya, dengan cepat Diki merangkul pundak Elsya.
"Gak usah ganggu anak berdua itu pacaran El," ucap Diki.
"Tapi gue pengen pastiin mereka beneran ada di depan gak," ucap Elsya berusaha lepas dari rangkulan Diki.
"Gak usah El."
"Iya gak, tapi lepas!" ucap Elsya dengan sedikit penekanan, barulah Diki melepaskan rangkulannya.
"Kalian berdua pacaran juga?" tanya Rio.
"Iya," jawab Diki cepat, mendengar itu Elsya dengan refleks memukul kepala Diki.
Hahahahaha
"Diki Diki."
"Makanya jangan ngaku-ngaku kena pukulan kan."
"Dik lu jangan macam-macam sama anak satu itu, gue pernah rasain di pukul sama tangannya, sakit banget."
"Masih iya jawaban lu?" tanya Elsya.
"Iy... gak lah kita teman aja," ucap Diki cepat karena Elsya sudah melotot ke arahnya.
"Kalian ini ada-ada aja," ucap Ana.
Setelah semua sudah kenyang, mereka pun membersihkan alat-alat yang sudah di gunakan. Karena tadi Elsya sudah menyiapkan bahan untuk makan, jadi Elsya tidak kebagian untuk cuci piring.
"Yang gak cuci piring mandi duluan aja," ucap Azizah.
"Gue duluan kalau gitu, udah gerah banget ini," ucap Elsya dan langsung bergegas untuk mandi duluan.
Selesai mandi, Elsya hanya duduk di kamar sambil menyenderkan punggungnya di kasur dan juga menonton video.
"Mbak Kun mana ya?" tanya Elsya dalam hati.
"Hai Sya."
"Heh Kunti dari mana aja lu?" tanya Elsya.
"El lu ngomong sama siapa?" tanya Hana.
"Eh Han, gue pikir lagi sendirian, gak ngomong sama siapa-siapa ko ini lagi baca subtitle," ucap Elsya gak enak hati.
"Oh kirain lu ngomong sama setan."
"Gak ko Han, sorry ngagetin lu," ucap Elsya ke Hana. "Lu dari mana aja Kun?"
"Jalan-jalan lah, udah lama gue ninggalin ini tempat jadi gue jalan-jalan dulu."
"Maksud lu apa Kun?" tanya Elsya karena tidak mengerti dengan apa yang diucapkan oleh yang gaibnya itu.
jika bersedia km bs follow ak dan ak bs undang kamu mksh.