"Manusia tidak dapat dikalahkan selama ia masih percaya kepada dirinya sendiri"
Arya masih benar-benar tak percaya jika ia harus terseret ke dalam dunia berandal. Ia hanya ingin menjalankan kehidupannya dengan tenang dan damai di kota barunya.
Suatu hari ia mendapat masalah dengan salah satu pentolan Geng "Mandala" yang terkenal di sekolahnya. Namun karena bantuan dari seseorang, ia berhasil mengatasi pentolan Mandala yang mengakibatkan ia malah menjadi buronan kelompok-kelompok yang lebih besar. Lagi-lagi orang tersebut membantunya mengatasi gangster tersebut, merasa berhutang budi, ia akhirnya mengemban misi balas budi pada pemuda yang menolongnya membereskan permasalahan berandal di kota dan mengasah ilmu bela dirinya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ryuu Ajaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 31 : Perselisihan
..."Kelompok pesilat anggota beladiri, diserang oleh orang-orang misterius!!"...
..."Apa!!"...
..."Ya... orang-orang misterius tersebut mengincar semua orang yang beratribut silat, entah itu lambang maupun komunitas" Papar Miko....
..."Kau dapat darimana informasi itu??" Tanya Arya yang nampak paling penasaran dibanding ketiga rekannya....
..."Jika yang memberi informasi si Miko mah, gak usah ditanya ke-valid-annya sih" Sahut Novan....
..."Aku mendapat informasi dari beberapa anggota kelompok beladiri, lagian berita itu sudah viral baru-baru ini" Jawab Miko....
..."Emm begitu ya" Arya mengangguk-angguk....
..."Wahh sepertinya bakal ada permusuhan besar lagi sih ini" Adit mulai buka suara....
..."Kejadian seperti ini mengingatkanku pada kejadian setahun dua tahun yang lalu" Sambungnya....
..."Benar sih, tapi kali ini bukan hanya Lotus saja yang akan disikat" Timpal Novan....
..."Memang situsi seperti ini, genting banget ya??" Arya belum faham dengan kondisi yang akan terjadi....
..."Jelas!!" Jawab Miko....
... "Aku masih ingat dulu, permulaannya banyak anggota Lotus yang disergap secara tiba-tiba, atribut mereka disita. Persis seperti kejadian baru-baru ini"...
..."Lantas beberapa pembesar komunitas bahkan beberapa rayon menghimbau untuk tidak memakai atribut di luar"...
..."Bahkan beberapa orang menjual besar-besaran atribut mereka yang masih tersisa, saking khawatirnya" Pungkas Miko....
..."Oleh karena itu, muncul kelompok-kelompok kecil dalam diri Lotus, untuk melindungi anggota-anggota nya" Timpal Adit....
..."Ada juga yang didirikan dengan tujuan utama melawan kelompok anti-antian tersebut" Sambungnya....
..."Seperti itu ya..." Arya menganggukkan kepalanya, sedikit mencerna penjelasan kawan-kawannya....
..."Berita perkelahian, pengeroyokan, atribut direbut, setiap sehari minimal satu kali tersiar. Bentrok bahkan terjadi berkali-kali" Sahut Miko....
..."Kejadian yang tersebut pastinya menjadi memori kelam bagi para anggota yang tak tahu apa-apa" Prihatin Adit, melemparkannya pandangannya ke cakrawala....
..."Dan sekarang, peristiwa itu akan terulang lagi, dengan pertempuran yang lebih besar dan luas" Adit menundukan pandangannya, kegelisahan meliputi hatinya, begitu pula Novan dan Miko....
...Arya menelan salivanya, siapa sangka efeknya akan sebesar itu. Ia kira permusuhan antara mereka hanya selayaknya kenakalan anak anak remaja pada umumnya....
..."Kalau begitu, aku akan menumpas mereka" Seru Arya seraya menggebrak meja makannya....
..."Menumpas??"...
...****************...
...Angin sepoi sepoi memeluk tubuh Leon yang bersandar pada dinding oranye tersebut. Sembari mengunyah roti awokawok miliknya, ia terus memandangi langit yang nampak tak bersahabat....
...Derap langkah kaki terdengar dari ujung tangga, seiring waktu suaranya terus mendekat. Tak berselang lama, si pemilik langkah menampakkan dirinya di hadapan Leon....
..."Benar disini rupanya kau"...
..."Kau mencariku?? Ian??" sambut Leon....
..."Bukan hanya aku... mereka juga" Tunjuk Ian pada 2 orang yang mengekornya....
...Ryan dan Ariz segera menghampiri Leon dan duduk bersamanya, meninggalkan Ian yang masih berdiri sendirian....
..."Tempat nongkrongmu PW banget rupanya" Celetuk Ariz....
..."PW apaan??" Timpal Ryan....
..."Hehe itu, puenak pol" Ariz nyengir kuda....
..."Astaga ada ada saja kalian" Leon mengusap wajahnya, menyaksikan tingkah teman-temannya....
...Kedua temannya hanya terkekeh, saling bercengkrama. Sementara Leon meneruskan aktivitasnya, mengunyah makan siangnya....
..."Leon, ada hal penting yang ingin kubicarakan padamu" Ian mengambil posisi lesehan di dekat Leon....
..."Jika aku kau perbolehkan melanjutkan makan siangku, maka katakan saja" Jawab Leon yang asyik dengan rotinya yang tinggal setengah....
..."Makan saja, aku akan bercerita agak panjang" Timpal Ian, diikuti anggukan kecil dari Leon....
..."Anggota aliran mawar dan trisula diserang beberapa hari yang lalu, dan malam tadi gantian aliran matahari yang menjadi korban"...
..."Dendam yang mengakar dari permusuhan kalian dengan anthrax sepertinya terbawa, dan kini kita semua yang menjadi sasarannya" Pungkas Ian....
..."Lantas??" Leon terdiam....
..."Aku tak menyudutkanmu Leon... tapi ini semua berawal dari kalian, Aku berharap kau bertanggung jawab atas ini semua"...
..."Jadi.. kau kesini hanya untuk menyalahkan permusuhan kami dengan Anthrax?" Tukas Leon sedikit meninggi....
..."Kalau iya?? Jika bukan karena permusuhan kalian, lantas apalagi?? bukankah ini semua berawal dari sana!!" Ian ikutan panas....
..."Kau pikir kami mau dimusuhi oleh mereka?? kami tak memintanya, itu terjadi tanpa alasan yang jelas!!"...
..."Setiap hari, Aku harus mendengar kabar saudara-saudaraku dikeroyok oleh mereka!! dihajar, dibiarkan kembali pulang dengan keadaan telanjang, karena atribut mereka dicuri!!"...
..."itu terjadi selama dua tahun!! Dan kau yang baru mengalami kejadian seperti ini, baru-baru saja!! Sudah berlagak seperti yang paling tersakiti??" Leon terus menatap sinis kawan-kawannya tersebut....
..."Tidak perlu menggurui ku!!.." Sahut Ian....
..."Aku mengalami itu semua selama 2 tahun... 2 tahun!! Aku harus menahan kesedihan itu, kalian tahu apa sialan!!" Leon mencengkram kerah Ian, sementara Ian hanya termangu menatap kawannya yang kesetanan....
..."Aku kehilangan mereka yang melawan usai kejadian malam itu, Padahal kami hanya melawan... kau bahkan melihatnya sendiri bukan?? saat mereka menyeret orang-orang itu tanpa belas kasihan?? kau lihat kan??" Suara Leon berubah menjadi serak, kedua pelupuk matanya mulai sembab dan berkaca-kaca....
..."Sudah Leon!! cukup" Ariz dan Ryan memisahkan mereka berdua....
...Leon tetap menatap Ian yang kini hanya termenung menyadari kekeliruannya, sementara kedua kawannya juga hanya terdiam....
...Setitik air terjun bebas dari atmosfer, perlahan semakin banyak diikuti riuh guntur yang saling menyapa dari balik mega....
..."Aku pergi" Leon berbalik, meninggalkan mereka bertiga yang masih terpaku di tempat....
...Tapp!! Tapp!!...
...Langkah kakinya perlahan menghilang tertutup gemuruh kilat dan hujan yang melepaskan tangisnya....
..."Sudah Ian, cepat menepi, nanti seragam milikmu basah" Ryan menggaet tangan Ian yang hanya melamun dibawah derasnya hujan....
..."Bodoh... apa yang ku lakukan tadi.."...
...****************...
...Wushh!! Duarr!!...
...Angin dengan lebatnya berseliweran di udara, berpadu dengan tangis sang langit yang kian bertambah intensitasnya....
...Suasana ramai di sekolah Houshen berubah menjadi kehampaan, semua siswa sibuk menyelamatkan dirinya dari derasnya hujan ke kelasnya masing-masing. menyisakan beberapa anak yang tetap nekat di luar....
...Dua orang siswi tengah duduk di bangku depan kelasnya, tak peduli cipratan air yang membasahi wajah mereka, keduanya tetap asyik mengobrol di tengah guyuran hujan....
...Keduanya adalah Kirana dan Maudy, yang merupakan teman dekat....
..."Jadi, kau bersama dirinya saat istirahat tadi??" Kirana mencoba mengikat rambutnya....
..."Iya, adikmu manis banget loh, gak jauh beda dengan kakaknya" Puji Maudy....
..."Ah bisa saja Maudy mah, kalau begitu deketin aja" Canda Kirana....
..."Memang... boleh??" Maudy tampak malu-malu....
..."He'em" Kiran mengangguk. "Kalau sama kamu kan jelas terpercaya. Kalau kamu bikin Arya berubah kan tinggal aku pukul dari sini kamunya"...
..."Dihh, Engga ya, kamu kira aku gladiator" Tukas Maudy sebal....
..."Hah?? gladiator?? manipulator kali" Ejek Kirana....
..."Sama aja" Tawa keduanya lepas, tersamarkan oleh gemuruh petir yang berkumandang....
..."Lihat ya calon kakak ipar, aku bakal buat adik kecilmu itu klepek klepek padaku" Kelakar Maudy seraya masuk ke kelasnya....
..."Astaga ada-ada saja" Kirana menggelengkan kepalanya, bereaksi atas tingkah Maudy....
...Pandangannya teralihkan ke sebuah siluet seseorang yang tengah berjalan di bawah guyuran hujan. Entah siswa atau guru, hujan yang deras menutupi seluruh badannya....
...Siluet tersebut terus mendekat, hingga terperanjat lah Kirana usai mendapati siapa seseorang yang berjalan di bawah derasnya hujan tersebut....
..."Ya ampun?? Kenapa?? nekat begini??"...
...****************...
...Bugg!! Bagg!!...
...Leon terus meninju samsak yang tergantung di hadapannya. Suaranya yang kencang teredam oleh derasnya hujan yang jatuh....
...Bugg!! Bagg!!...
...Leon meninju samsak tersebut, disusul sebuah tendangan A sebagai serangan pamungkasnya. Dengan hati agak dongkol, ia mengingat perkara tadi....
..."Tcih, seenak jidat menghakimi orang lain... apa apaan dia" Leon kembali melepas pukulan ke samsak....
...Ia mengatur nafasnya yang agak tersengal-sengal. Ia duduk di atas matras di ruangan untuk ekstra beladiri tersebut....
..."Huftt.... Apa aku yang terlalu keras padanya ya" Leon termangu, ia sedikit prihatin dengan tindakannya tadi....
..."Tapi... ucapannya sungguh membuatku muak... Astaga" Leon merebahkan tubuhnya di atas matras....
...Keringatnya mengalir membanjiri matras yang ia gunakan sebagai alas. Leon terus memandangi langit-langit, memikirkan permasalahan kelompok yang membuat onar tersebut, juga permasalahannya dengan Ian....
..."Mau tak mau aku harus berdamai dengan dirinya" Leon mengambil posisi untuk duduk....
..."Bagaimanapun juga, dia adalah sahabatku.. Aku harus meminta maaf padanya nanti" Sambungnya....
..."Huftt rasanya berat sekali, kepalaku jadi pening" Leon memijat keningnya yang terasa pening...
..."Ah sudahlah, istirahat sejenak saja disini, aku sangat lelah" Ia kembali merebahkan dirinya diatas matras dan mencoba memejamkan matanya....
..."Disini rupanya!!" Teriakan seseorang dari ambang pintu membuyarkan istirahatnya yang belum genap setengah menit ia jalani....
..."Hah... Siapa?!!"...
...****************...