milchtee99_ dlbtstae99_
Chandra Maverley adalah CEO tampan dan kaya raya, banyak kaum hawa yang ingin bersanding dengan dengannya. suatu malam, Chandra dijebak oleh seseorang dan berakhir melakukan hubungan terlarang dengan Audrey gadis cantik yang bekerja part time ditempat Chandra bertemu kliennya.
Lima tahun kemudian, Chandra datang ke Desa Simphony. Kedatangannya hanya untuk melihat perkembangan pembangunan hotel yang baru mulai di bangun. Tanpa sengaja bertemu dengan dua anak kembar yang sedang berjualan es lilin tak jauh dari tempat lokasi pembangunan.
“Om mau beli es lilinnya Ana, nda ? Masih segel nih, nda meleleh kok es-nya cuma bisa cail ja ! “
“Dua lebu satu, beli lima gelatis mommy Lea ! " sambung Azalea penuh semangat.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dlbtstae_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Menjenguk Alana
Malam harinya saat semua orang sudah tidur, seorang pria seumuran papi Cakro datang diam-diam melewati lorong rumah sakit. Jarum jam sudah menunjuk angka sepuluh, rumah sakit malam itu terlihat sepi.
Langkah kakinya terlihat cepat dan suasana mencekam membuatnya terus menarik nafas. Dia tahu apa yang dia lakukan saat ini mengundang rasa curiga orang-orang. Tiba saat didepan pintu ruang VVIP, pria itu menghela nafas.
Sebelum masuk dia melirik kanan kiri untuk memastikan tidak ada yang melihatnya saat ini.
Ceklek ! Pintu dibuka dengan sangat pelan. Pria itu mendorongnya dengan pelan. Melihat suasana kamar yang sepi membuatnya melangkah dengan mantap, tak lupa menutup kembali pintu kamarnya.
“Sepi sekali, apa mereka tidak menjaga Alana ? “ pikirnya.
Pria itu berjalan mendekati brangkar Alana, bocah menggemaskan yang kepalanya diperban oleh putrinya sendiri.
“Kau sangat menggemaskan, cucu kakek. Tidak heran jika wajahmu sangat mirip dengan nenekmu. Maafkan kakek tidak bisa mencegah terjadinya kejadian tadi siang, yang membuatmu harus seperti ini, “
Tangannya mengelus kepala Alana, kemudian tatapannya beralih menatap kembaran Alana yang tidur disebelahnya.
“Hahaha, kalian berdua benar-benar menggemaskan” Dia juga mengelus kepala Azalea dengan sayang hingga suara seseorang membuatnya gelagapan.
“Siapa kamu ! “
Degh !!! Pria itu akhirnya pasrah saat Audrey menarik tangannya dengan sedikit kasar.
“Ayah ?! “ Kedua mata Audrey membulat sempurna saat melihat sosok ayah angkatnya.
“Audrey, “ lirihnya. Dia pasrah jika putrinya memarahi dirinya yang lancang masuk ke ruang rawat Alana diam-diam.
“Ayah, ayah sama siapa ke sini ? Dimana bunda ? “ tanya Audrey senang saat tahu ayah angkatnya datang menjenguk kedua putrinya.
“Ayah sendiri, nak. Bundamu di rumah,” Audrey mengangguk. Dia membawa ayahnya duduk di sofa. Ayah Robert yang tak melihat keberadaan Chandra pun bertanya, “ Dimana suamimu, nak ? “
“Suami Audrey sedang ada urusan, jadi malam ini Audrey hanya sendiri menjaga Ana dan Lea, “
“Mami pulang, karena papi menjemputnya” sambung Audrey lagi.
Ayah Robert mengangguk. “ Ayah, apa benar Aruna ayah masukan ke rumah sakit jiwa ? “ tanya Audrey pelan, takut menyinggung perasaan ayah angkatnya.
Ayah Robert mengangguk pelan, “ Benar. Ayah rasa itu lebih baik, Audrey. Ayah nggak mau ambil resiko lagi, ayah nggak mau nantinya ada kejadian seperti siang. Ayah, takut “ isak tangis Ayah Robert terdengar.
Entah mengapa dia merasa rapuh, dia takut kehilangan hanya karena orang yang dendam dengannya di masa lalu.
Audrey merasa kasihan dengan ayah angkatnya, entah mengapa dia merasa sedih saat ayahnya menangis, sedih saat Aruna yang ternyata putri kandung ayah dan bundanya, sedih saat kakaknya mendapatkan perhatian lebih saat usianya sudah beranjak dewasa.
Saat ini perasaannya sangat senang karena dia tahu ayahnya tidak membencinya, dia senang saat ayahnya diam-diam datang untuk menjenguk kedua putrinya. Audrey yang saat itu sedang menuntaskan hajatnya di kamar mandi tak akan menduga jika ayahnya akan datang walau hanya ayah angkat.
Ayah Robert menghela nafasnya dan mengelap sudut matanya yang basah. Lalu menatap Audrey dengan penuh kasih sayang.
“Ayah pulang dulu, ya. Kasihan, paman Dino menunggu ayah di parkiran dan ayah takut suamimu tahu ayah datang ke sini, “
Mendengar itu, senyum Audrey luntur. Dia berharap ayahnya akan lama berada disana untuk menemaninya sebelum Chandra dan asistennya datang.
“Ayah, tidak bisakah ayah disini lebih lama. Audrey masih kangen ayah, “ katanya sedikit tidak rela.
Ayah Robert yang mendengar itu tersenyum, tentu dia ingin sekali menemani putrinya lebih lama. Tapi mana mungkin dia akan melakukan hal itu, dia tidak ingin ada yang curiga tentang dirinya disini. Maka, dengan berat hati memutuskan untuk tetap pulang.
“Ayah pulang ya, jaga dirimu baik-baik ! “ ucap Ayah Robert.
Audrey mengangguk dan memeluk tubuh ayahnya, begitu juga dengan Ayah Robert. Untuk pertama kalinya lagi setelah berpisah dia memeluk putrinya.
“Ayah pulang ya, “ ujar Ayah Robert setelah dirinya berada diluar kamar. Audrey mengantarnya dan menatap ayahnya dengan tak rela.
“Daaa ayah, “ Audrey menatap punggung ayahnya yang mulai menghilang dari balik tembok.
“Kakek mana, mommy ? “ Audrey terkejut saat sudah menutup pintu kamar rawat putrinya.
“Lea, Lea kenapa bangun sayang ? “ tanya Audrey menghampiri Azalea yang duduk menatapnya dengan wajah bantal.
“Lea mau pipis, mommy. Tapi, Lea liat kakek nanis” katanya dengan suara serak.
“Ya, sudah sini mommy bawa ke kamar mandi”
Dengan patuh Azalea merentangkan kedua tangannya untuk digendong. Audrey dengan senang menggendong putrinya yang masih setengah sadar.
Sementara itu, Ayah Robert sudah keluar dari rumah sakit bertepatan dengan kedatangan Chandra dan Asisten Rafael.
“Dia disini ? “
*
*
*
*
Pagi hari yang cerah, Audrey sudah kelimpungan dibuat oleh Alana yang tiba-tiba menangis sesegukkan.
Chandra yang bersiap berangkat ke kantor memilih untuk menenangkan putrinya yang kesakitan. Dokter mengatakan bahwa itu efek dari kepalanya yang terbentur.
“Hiks, cakit daddy ! Nda kuat lasa naaaa, “ tangis Alana semakin keras membuat Chandra sedikit pusing menenangkan Alana.
“Heeee, cicit bubu kenapa menangis ? “ mendengar suara bubunya, tangis Alana berhenti hanya meninggalkan isak yang sesegukkan.
“Lihat, bubu bawa ayam goreng tepung kesukaan Ana dan Lea, “ katanya memperlihatkan satu plastik putih berisi ayam goreng tepung.
“Benel, bubu ? “ tanya Alana serak.
“Benar kok, makanya hentikan tangisan cemprengmu itu. Mari makan, “ ajaknya.
Audrey segera membantu opanya menyiapkan makanan untuk mereka semua. Benar, Tuan Maverley membawa banyak ayam goreng tepung kesukaan Azalea dan Alana.
Melihat ayam goreng tepung, Alana merengek ingin makan. Hal itu tentu saja membuat Chandra lega. Dia membawa putrinya menghampiri keluarganya yang sudah duduk dikarpet bulu.
Azalea dia sudah memegang kedua paha ayam. Tentu saja dia di suapi oleh Mami Cellia. Audrey dia menyiapkan sarapan untuk suaminya dan Alana. Nyonya Dara menyiapkan sarapan untuk suaminya. Sementara Papi Cakro dan Asisten Rafael saling pandang.
Keduanya tiba-tiba mengendik geli. Papi Cakro merengek meminta istrinya untuk menyiapkan sarapan untuknya. Mami Celkia mengerjai suaminya meminta Asisten putranya untuk menyiapkan makan Papi Cakro.
“Sayanggggg… “ rengek Papi Cakro.
“Hmmm enaaa naaa, balu ada lasa. Kemalin sama malam nda ada lasa acin-acinna.. “ ujar Alana lahap.
“Makanya, bubu minta bibi buat masakin ayam goreng tepung untuk Alana, kan kesukaannya Alana” sahut Tuan Maverley.
“Kecukaaanna Lea juga, bubu ! “ ucap Azalea tak terima.
“Iya iya, kesukaan duo cebol yang ada cap badaknya ! “ ucap Tuan Maverley mengalah.
“Oh, ya. Minggu depan Ana dan Lea sudah bisa masuk sekolah, “ kata Chandra tiba-tiba tentu saja membuat semua orang mengalihkan pandangan mereka menatap Chandra dengan heran.
Azalea dan Alana tentu saja senang, tapi mereka harus berteman dengan orang baru di sekolahan baru mereka.
“Cekolah ?! Cekolahhhhh yeyyy, cekolaaahhh !! “ seru Alana heboh hingga dia meringis saat kepalanya terasa berdenyut.
“Hiiii cakitnaaaa, “ ujarnya.
“Makanyaaa jangan heboh ! “ ledek Tuan Maverley.
“Nda mau lah, debat cama bubu. Beldenyut nanti, “ ungkapnya membuat Tuan Maverley menggelengkan kepalanya.
“Daddy, kapan Ana pulang ? Ana nda betah di sini, “ katanya menatap daddynya yang kini menyuapi dirinya makan.
“Oh iya, bener. Kapan cicitku pulang ? “ tanya Tuan Maverley senang.
“Nanti siang, opa” jawab Chandra.
“Biar opa dan oma mu yang bawa Audrey dan Kedua cicit oma pulang. Kamu fokus lah bekerja, “ sahut Nyonya Dara.
“Baiklah, om”
“Ayam catu punya siapa ? Lea makan ya, “ katanya padahal ayam tersebut sudah dia gigit. Melihat ayam dipiringnya menghilang membuat Tuan Maverley mengalihkan pandangannya.
“Ayamku dimana ? “