Love You Sincerely ( Vega-Sherina )

Setelah Vega dan Sherina memeluk erat, mereka berdua memutuskan untuk kembali ke pantai dan menikmati sisa waktu mereka bersama-sama. Mereka berdua berjalan di sepanjang pantai, menikmati pemandangan laut dan angin yang sepoi-sepoi.

Saat mereka berjalan, Sherina tiba-tiba berhenti dan menatap Vega dengan mata yang lembut. "Sayang, aku ingin bertanya sesuatu padamu," kata Sherina, suaranya terdengar lembut.

Vega menatap Sherina dengan mata yang penasaran. "Apa itu, Sherina?" tanya Vega.

"Aku ingin tahu, kapan kita akan bertunangan?" tanya Sherina, suaranya terdengar lembut.

Vega tersenyum dan mencubit gemas pipi Sherina. "Aku sudah berpikir tentang itu, Sherina. Aku ingin bertunangan denganmu saat aku libur semester, tapi aku juga akan bicarakan dengan orang tuaku lebih dulu," kata Vega.

Sherina tersenyum dan menatap Vega dengan mata yang lembut. "Aku setuju, Sayang. Aku sudah tidak sabar ingin bertunangan denganmu," kata Sherina.

Mereka berdua kembali berjalan dengan bergandengan tangan dan menikmati sisa jam mereka bersama-sama. Karena sebentar lagi Vega ada kuliah siang.

Setelah dari berjalan-jalan, Vega mengantar Sherina pulang ke rumahnya. Setelah itu dia pulang ke rumah berbarengan dengan mobil milik Papa yang tiba digarasi.

"Veg, dari mana kamu?" tanya Anton turun dari mobil.

Tiba-tiba, Vega memeluk Papa membuat Anton terkejut dan bingung. "Ada apa denganmu ,Vega? Baru menang undian?" tanya Anton membalas pelukan Vega.

Vega menggeleng, melepas pelukan pada Papa. "Aku memiliki pacar, Pa," kata Vega tersenyum bahagia.

Anton menghela, dia pikir Vega kenapa. "Papa tidak melarangmu berpacaran asal tetap fokus pada pendidikanmu, Veg," katanya.

"Aku ingin bertunangan dengannya Pa, boleh?" tanya Vega, menatap Papa menunggu jawaban.

Sebelum menjawab, Anton menarik nafas lebih dulu. "Kenapa terburu-buru? Kamu masih muda masih labil, Veg," kata Anton, dia memiliki alasan tersendiri mengapa dia berkata seperti ini pada Vega. "Papa, mengizinkan kamu bertunangan jika sudah dewasa Veg, sekarang fokuslah dulu pada pendidikanmu namun Papa tidak melarang kamu untuk berhubungan dengan lawan jenis." kata Anton.

Pertunangan itu, menunjukan suatu hubungan menuju ke jenjang yang lebih serius, hubungan yang mengikat antara dua hati dan sekaligus mengikat antara dua keluarga.

Dalam hubungan ini tentu saja tidak boleh bermain-main, jika melakukan kesalahan fatal bukan hanya Vega dan tunangannya saja yang menanggung akibatnya, tetapi keluarga turut menanggung malu. Masyarakat sudah pasti akan mencemooh bahkan mengklaim buruk keluarga besarnya. Belum lagi rekan bisnis dan lain-lain.

Anton tidak ingin itu terjadi pada keluarganya, jadi, Anton berharap Vega bisa sabar sebentar.

Vega menatap Papa dengan mata yang penasaran. "Apa yang membuat Papa khawatir?" tanya Vega.

Anton menghela napas. "Vega, kamu masih muda dan belum memiliki pengalaman yang cukup dalam hubungan. Papa khawatir kamu tidak siap untuk menghadapi tanggung jawab yang besar seperti pertunangan," kata Anton.

Vega memahami kekhawatiran Papa, tetapi dia juga merasa bahwa dia sudah siap untuk menghadapi tanggung jawab tersebut. "Papa, aku mengerti kekhawatiran Papa, tapi aku merasa bahwa aku sudah siap untuk menghadapi tanggung jawab ini. Aku sudah berpikir matang tentang ini dan aku yakin bahwa aku bisa membuat keputusan yang tepat," kata Vega.

"Tapi, Veg,"

"Pa," kata Vega, menyela perkataan Anton. Vega menatap Papa, memohon. "Aku sudah berjanji pada Sherina untuk bertunangan dengannya, dia terlihat bahagia dan aku tidak ingin membuatnya kecewa." kata Vega, tidak mau tahu intinya dia ingin bertunangan dengan Sherina saat libur semester nanti yang hanya tinggal berapa hari saja.

Anton menghela menatap Vega dengan mata yang pasrah. "Baiklah, Vega. Papa akan mendukung keputusanmu, tapi Papa juga ingin kamu berjanji bahwa kamu akan selalu berpikir matang dan tidak akan melakukan keputusan yang impulsif," kata Anton.

Vega tersenyum dan memeluk Papa. "Aku berjanji, Papa. Aku akan selalu berpikir matang dan tidak akan melakukan keputusan yang impulsif," kata Vega.

Anton tersenyum dan menepuk bahu kokoh Vega. "Baiklah, Vega. Papa percaya padamu," kata Anton. "Kapan rencana kamu akan bertunangan?" tanya Anton.

"Libur semester." kata Vega.

"Baiklah, akan Papa bahas dengan Mama," kata Anton.

"Terima kasih, Pa,"

Vega merasa lega dan bahagia karena Papa telah mendukung keputusannya. Dia juga merasa bahwa dia telah membuat keputusan yang tepat dan bahwa dia siap untuk menghadapi tanggung jawab yang besar seperti pertunangan.

................................

Suatu hari, Vega memutuskan untuk membawa Sherina ke rumahnya untuk bertemu dengan keluarganya. Sherina merasa sedikit gugup, tetapi Vega meyakinkannya bahwa semuanya akan baik-baik saja.

Saat mereka tiba di rumah Vega, Sherina dipertemukan dengan keluarga Vega. Mereka semua sangat ramah dan menyambut Sherina dengan hangat.

Vega memperkenalkan Sherina kepada Papa-nya, yang merupakan seorang pengusaha sukses. Papa Vega, Antonio Sakti sangat terkesan dengan Sherina dan merasa bahwa dia adalah pasangan yang tepat untuk Vega.

Setelah makan malam bersama, Vega dan Sherina berjalan-jalan di sekitar rumah. Vega memeluk Sherina dan berkata, "Aku sangat bahagia memiliki kamu di sampingku."

Sherina tersenyum dan membalas pelukan Vega. "Aku juga sangat bahagia, Vega."

Mereka berdua kemudian kembali ke rumah dan menghabiskan sisa malam mereka bersama-sama.

Hari-hari berikutnya, Vega dan Sherina menjadi semakin dekat. Mereka berdua sering menghabiskan waktu bersama-sama, mumpung hari pertunangan masih ada beberapa hari lagi.

Suatu hari, Vega memutuskan untuk membawa Sherina ke suatu tempat, yaitu sebuah wisata bernamakan Wisata Alam Prabu yang terletak di desa kecil. Wisata itu sangat indah dan tenang, dengan banyak pohon dan bunga yang menghiasi sekitarnya.

Vega dan Sherina berjalan-jalan di sekitar pepohonan, menikmati keindahan alam dan kesunyian yang ada di sana. Mereka berdua berbicara tentang banyak hal, dari rencana masa depan mereka hingga hal-hal kecil yang mereka sukai.

Saat mereka berjalan, Vega tiba-tiba berhenti dan menatap Sherina dengan mata yang lembut. "Sherina, aku ingin mengatakan sesuatu padamu," kata Vega.

Sherina menatap Vega dengan penasaran. "Apa itu, Vega?" tanya Sherina.

Vega mengambil napas dalam-dalam sebelum menjawab. "Aku ingin kamu berjanji padaku, selama kita kembali menjalani hubungan LDR kamu harus setia padaku Sayang, dan aku pun begitu. Hingga kita dipertemukan lagi di semester berikutnya."

Sherina tersenyum dan menatap Vega dengan mata yang lembut. "Aku berjanji Sayang, aku ingin pertemuan kita di semester selanjutnya akan lebih indah dari pertemuan kita kali ini," kata Sherina.

Mereka berdua kemudian memeluk erat dan menikmati keindahan alam di sekitar mereka. Mereka tahu bahwa mereka telah menemukan cinta sejatinya dan akan selalu bersama-sama.