Li Yuanting, seorang jenderal perang bengis dan tak kenal takut dari zaman kuno, bereinkarnasi ke tubuh Ethan Zhao berusia 27 tahun, seorang pria tampan yang culun dan sering dihina, dijadikan anjing pesuruh oleh keluarga besar Zhao serta istrinya sendiri.
Li Yuanting yang menempati tubuh Ethan, akhirnya membalas mereka, dengan kemampuan strategi miliknya dan juga gabungan bakat yang dimiliki Ethan. Bagaimana perjalanan sang jenderal?
Yuk! Mampir baca!
Yang gak suka silahkan skip! Tidak perlu memberikan rating buruk👊
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yulianti Azis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Perusahaan Long
Beberapa hari setelah pengumuman pewaris keluarga Long, suasana di gedung perusahaan besar Long Group dipenuhi dengan atmosfer formal dan penuh antisipasi. Para direksi, manajer senior, serta staf penting berbaris rapi di lobi utama, menunggu kehadiran sang pewaris baru, Ethan Long.
Di antara mereka, Hector, Damian, dan suami Rosa berdiri dengan ekspresi yang sulit ditebak. Wajah mereka dipenuhi campuran ketidaksenangan dan keterpaksaan. Di samping mereka, menantu-menantu mereka berusaha tetap tersenyum meski rasa iri tak dapat sepenuhnya disembunyikan.
Ethan melangkah masuk dengan karisma yang memukau. Mengenakan setelan hitam elegan yang menonjolkan posturnya yang gagah, dia memancarkan aura pemimpin yang tangguh. Di belakangnya, Keira Yan berjalan anggun dengan tatapan tenang dan penuh kebanggaan.
Direktur utama perusahaan menyambut Ethan dengan hormat. "Selamat datang, Tuan Ethan Long. Kami merasa terhormat dengan kehadiran Anda."
Ethan mengangguk ringan. "Terima kasih. Saya berharap kita dapat membawa perusahaan ini ke arah yang lebih baik," ucapnya dengan suara tegas namun berwibawa.
Hector yang berdiri di samping Damian mengepalkan tangannya, mencoba menahan rasa frustrasinya. "Anak itu benar-benar berani," gumamnya pelan, penuh geram.
Damian menyipitkan matanya. "Dia mungkin pewaris, tapi kita tidak akan membuat jalannya mulus."
Rosa, yang berdiri tidak jauh dari mereka, tersenyum tipis. "Mari kita lihat sampai kapan dia bisa bertahan."
Ethan yang menyadari tatapan penuh kebencian dari saudara-saudara ibunya tetap tenang. Dalam hatinya, dia tahu tantangan besar belum berakhir, tapi dia sudah siap menghadapi semuanya.
Setelah memberikan sambutan dan perkenalan resmi di hadapan para petinggi perusahaan, Ethan melangkah tenang menuju ruangannya yang luas dan mewah. Setiap langkahnya penuh percaya diri, memancarkan aura pemimpin yang tak bisa diremehkan.
Di depan pintu ruangannya, seorang wanita berpenampilan memikat dengan setelan ketat yang menonjolkan lekuk tubuhnya berdiri anggun. Wajahnya dihiasi senyuman penuh arti. "Selamat pagi, Tuan Ethan. Saya Anna, sekretaris pribadi yang ditugaskan untuk Anda."
Ethan hanya menatapnya dengan ekspresi datar tanpa tergoda sedikit pun. "Maaf, Anna. Saya sudah memiliki sekretaris pribadi," ucapnya tegas namun sopan. "Keira adalah satu-satunya orang yang saya percayai untuk posisi itu."
Wajah Anna yang semula percaya diri berubah kaku, namun dia tetap berusaha menjaga sikap profesional atau lebih tepatnya bebal. "Tuan Ethan. Jika ada yang Anda butuhkan, jangan ragu untuk memberi tahu saya."
"Saya sudah bilang! Saya tidak butuh sekertaris sepertimu, karena saya telah memiliki sekertaris," kata Ethan dengan suara lebih dingin.
Saat Anna mencoba menolak keputusan Ethan, wajahnya menunjukkan kepercayaan diri yang mulai pudar. "Maaf, Tuan Ethan, tapi saya sudah ditugaskan secara resmi oleh dewan keluarga. Saya hanya menjalankan perintah."
Ethan menatap Anna dengan tajam, sorot matanya tidak memberi ruang untuk negosiasi. "Perintah siapa?" tanyanya dingin.
"Ini instruksi langsung dari Tuan Hector," jawab Anna sambil melirik ke arah pintu, seolah mencari dukungan.
Tidak butuh waktu lama, Hector bersama Damian dan Rosa masuk ke ruangan dengan ekspresi penuh percaya diri. Hector melangkah maju dengan nada memerintah. "Ethan, aku pikir kamu belum memahami aturan di sini. Sekretaris Anna adalah profesional terbaik yang kami pilih untuk mendampingimu."
Ethan tetap duduk santai di kursinya, tangannya terlipat di depan dada. "Aku tidak butuh siapa pun yang tidak kupercayai. Jika kalian berpikir bisa mengendalikanku lewat sekretaris, kalian salah besar."
Damian menyela dengan nada licik. "Kau masih muda, Ethan. Belajarlah menerima bantuan dari mereka yang lebih berpengalaman."
Ethan berdiri dengan tenang, tetapi aura otoritasnya semakin kuat. "Aku tidak peduli siapa yang memberi perintah. Anna, kau dipecat. Sekarang keluar."
Anna membeku, tidak percaya dengan apa yang baru saja didengarnya. "T—tapi, Tuan Ethan ...."
"Keluar," ulang Ethan dengan nada lebih tegas.
Melihat situasi yang tidak berpihak pada mereka, Hector mencoba menggertak. "Kau akan menyesali keputusan ini, Ethan."
Ethan mendekati Hector, menatap langsung ke matanya tanpa gentar. "Justru kalian yang akan menyesal jika terus bermain kotor denganku."
Hector, Damian, dan Rosa keluar dengan wajah masam. Mereka menyadari bahwa Ethan bukanlah bocah naif yang bisa mereka kendalikan. Ethan tahu, permainan baru saja dimulai, dan dia siap menghadapi siapa pun yang mencoba menjatuhkannya.
Ethan hanya mengangkat bahunya acuh dan melangkah masuk ke ruangannya, meninggalkan Anna yang tampak menangis.
"Tuan!" panggil Anna.
Keira menatap dingin wanita berpenampilan seksi itu. "Lebih baik kau kemasi barang-barangmu, sebelum aku menyeretmu keluar!"
Wajah Anna memerah karena geram, dengan cepat dia mengangkat tangannya berniat untuk menampar Keira. Namun, dengan cepat Keira menangkap tangan wanita itu lalu memelintirnya ke belakang.
"Aaaaagghh! Apa yang kau lakukan sialan?! Lepaskan!" teriak Anna.
"Pergi atau ku tendang kau!" ancam Keira tidak main-main.
Brungh!
Akhirnya Keira melepaskan wanita itu dengan mendorongnya ke lantai. Kemudian, Keira Yan meninggalkan wanita itu di luar ruangan.
Di ruangan lain, Hector yang baru saja tiba bersama kedua saudaranya mengepalkan tangannya dengan penuh kemarahan. "Bocah itu benar-benar licik," geramnya.
Damian yang duduk di sampingnya menyipitkan mata. "Kita harus lebih berhati-hati. Dia jelas tahu rencana kita."
Suami Rosa yang mendengarkan percakapan mereka tersenyum sinis. "Kita lihat saja siapa yang akan bertahan lebih lama di medan ini."
Namun Ethan tidak memedulikan semua itu. Dengan ketenangan dan kecerdasannya, dia tahu langkah demi langkah bagaimana menghancurkan rencana licik mereka dan menjaga tahtanya sebagai pewaris keluarga Long.
******
Ethan menatap layar monitornya dengan tajam. Di sampingnya, Keira Yan duduk fokus, jari-jarinya cepat mengetik saat membantu Ethan menelusuri data perusahaan. Baru beberapa jam sejak dia mulai bekerja secara resmi, sebuah anomali besar muncul dalam laporan keuangan.
Keira mengernyit. "Ini jelas tidak masuk akal. Ada transaksi yang ditutupi dengan nama perusahaan fiktif."
Ethan mengangguk. "Aku tahu. Dan lihat ini," katanya sambil menunjuk kolom angka yang menunjukkan penarikan besar-besaran dari divisi keuangan. "Ini bukan sekadar kesalahan biasa. Ini pencurian terstruktur."
Keira menyipitkan mata. "Pelakunya pasti punya akses tingkat tinggi."
Ethan tersenyum tipis, dingin. "Menantu Hector, Damian, dan Rosa, tidak diragukan lagi."
"Bagaimana kau yakin?" tanya Keira.
Ethan mengetuk beberapa tombol, memunculkan catatan nama yang terhubung ke perusahaan fiktif tersebut. "Mereka pikir aku tidak akan menyadarinya. Tapi jejak digital tidak pernah bohong."
Keira terdiam sejenak, lalu berkata dengan nada serius, "Apa langkah kita berikutnya?"
Ethan berdiri dari kursinya. "Kita kumpulkan semua bukti ini. Tapi jangan laporkan dulu."
Keira mengangkat alis. "Kenapa tidak langsung dilaporkan?"
Ethan menatap tajam. "Biarkan mereka merasa aman dulu. Aku ingin mereka jatuh dengan keras, tepat saat mereka berpikir semuanya berjalan sesuai rencana."
Keira tersenyum penuh semangat. "Sepertinya ini akan menjadi permainan yang menarik."
Ethan mengangguk. "Sangat menarik."