Istri Tuan Muda Casanova

Sepeninggalan Tuan Muda, Carine meraih piyama pilihan si Tuan Muda berkedok suami seenaknya itu. dengan cepat Carine memakainya, Ia khawatir Tuan Muda kembali dan berbuat hal macam-macam seperti kejadian merenggut keperawanannya tadi.

Carine berdiri di depan meja rias sambil mengeringkan rambutnya yang basah, Carine mendengar suara teriakan dari lantai satu. begitu kencang hingga Ia yang di dalam kamar pun mendengarnya.

"Apa yang terjadi?" ucap Carine pada dirinya sendiri, rasa penasaran akan suara wanita yang terdengar familiar. Carine melangkah keluar kamar, tangannya masih asyik mengeringkan rambut basahnya.

Carine berdiri di atas tangga dan menoleh ke lantai satu. betapa terkejutnya melihat pertengkaran di bawah sana.

Tuan Muda memakai apron orange milik Carine, tapi bukan itu masalahnya. Tuan Muda sedang beradu jotos dengan Max, bahkan mereka sampai guling-guling di atas lantai marmer Mansion.

"Renoo!!!" pekik Catlin dengan teriakan cemprengnya, pantas saja bikin sakit telinga. wanita itu hanya menutup mulut dengan netra bingung menatap perkelahian yang terjadi.

jantung Carine tiba-tiba berdetak tak karuan, dengan segera Carine berlari menuruni anak tangga untuk menghentikan keributan.

namun saat tiba di lantai satu, Carine melirik tajam ke arah Kim dan Alan yang sedang berdiri mematung, mereka enggan memisahkan kedua orang yang lagi bertengkar heboh. "kenapa kalian lihat saja! hentikan mereka!" tutur Carine kesal pada Kim dan Alan.

"Tidak boleh Nona, Tuan Muda melarang kami untuk ikut campur." jawab Kim menyilangkan tangan di depan dada.

'Lagian kondisiku sudah sangat parah, kalau aku jadi wasit untuk Tuan Muda menyebalkan ini yang ada IGD menantiku.' batin Kim menatap pertengkaran Tuan Muda dengan ekor mata.

"What!? lalu kalian ikuti apa kata Tuan Muda? tunggu apalagi, pisahkan mereka!" kata Carine tegas.

Kim menyenggol bahu Alan dengan sangat keras. "pisahkan Lan, Tuanmu sedang bertengkar itu." tutur Kim menyerahkan tugas ini sepenuhnya, karena Alan yang lebih berhak, secara kan Alan sekertaris Tuan Muda.

Alan yang disuruh sempat loading sesaat, lalu dengan cepat Alan memisahkan Tuan Muda dan Maxilian.

"Sudah aku katakan jangan ada yang ikut campur!" kata Tuan Muda dengan sorot membunuh, Alan menundukkan kepalanya ketika mendapat ultimatum dari Tuan Muda.

"Tuan Muda, saya minta maaf." kata Max melihat darah segar yang keluar dari sudut bibir Tuan Muda. kondisinya juga sama-sama mengenaskan, banyak memar di bibir, pipi, pelipis alis, bahkan dahinya juga kena.

Tuan Muda memberinya bogem mentah bertubi-tubi, untuk menghindar saja sulit, makanya Max yang paling parah kelihatannya.

"Aku akan memecatmu dari Phoenix grup!" kata Tuan Muda dengan bara api di matanya.

"maaf tapi saya bekerja untuk Tuan Aston bukan untuk Tuan Muda." balas Max berani.

"kau berani padaku!?" teriak Tuan Muda menunjuk wajah Max.

"tapi saya tidak salah Tuan Muda, saya datang untuk menemui Carine." kata Max tidak takut sekalipun itu Tuan Muda.

"Aku tidak mengizinkanmu untuk menemui siapapun di Mansion ini!" tekan Reno mutlak.

Max tersenyum smirk. Max sudah tahu yang sebenarnya. tidak membutuhkan waktu lama untuk menggali informasi, dalam waktu beberapa jam saja. Max bisa mendapatkan apa yang dirinya inginkan.

beberapa jam lalu Max berusaha mengontrol perasaannya, Max yakin ada hal tak beres yang terjadi di antara Carine dan Tuan Muda. sekalipun mereka betul sudah menikah, Max yakin itu bukan keinginan Carine. bukan keinginan wanita yang Ia cintai selama ini.

dan sekarang, ketika dirinya dengan percaya diri datang langsung ke Mansion Tuan Muda untuk meminta kejelasan dari wanita yang dicintainya itu. Max malah menerima bogem mentah dari Tuan Muda, padahal Max baru menginjakan kaki di pintu utama. Tuan Muda sudah menyeretnya masuk dan ingin beradu jotos dengannya.

berbeda hal dengan satu orang lainnya, Catlin datang tanpa persetujuan siapapun. Catlin ingin menemui Reno, dan membujuk pria itu agar luluh lagi. tapi kedatangannya justru harus menyaksikan tragedi pertama kali dalam hidupnya. seorang Reno main fisik, untuk sesuatu yang belum Ia ketahui penyebabnya.

"kedatangan saya hanya Sekali dan tidak janji untuk yang terakhir kali Tuan Muda." Kata Max berubah datar, netranya beralih pada Carine yang berdiri bingung.

Reno yang terbakar emosi, menangkap tatapan Max pada istrinya. hal itu semakin menambah bola api di ubun-ubunnya lagi. dengan langkah kasar Reno mendekati Carine dan menarik tubuh istrinya untuk berdiri di belakang tubuhnya.

"Tunggu! tunggu! sebenarnya yang di permasalahkan disini itu apa?. Reno kenapa kau melarang pria ini menemui asisten pribadimu itu. jangan bilang dia targetmu!" kata Catlin, keningnya sudah berkerut sempurna, sedari tadi Ia mencerna pembahasan yang ada.

"Masuk ke kamar sekarang juga!" perintah Tuan Muda pada Carine, tanpa memperdulikan ucapan Catlin padanya.

"Masuk ke kamar!?" Catlin sudah bisa menebak alur, ternyata selama ini Reno mengacuhkan dirinya karena wanita murahan itu. yang sedang berdiri di belakang Tuan Muda.

"Nona Arrogant.... bisa kita bicara?" timpal Max dengan nada sedikit lembut, berbeda saat berbicara dengan Tuan Muda.

"Kakak...... baiklah kita bicara sebentar. maaf Ren, aku minta waktu beberapa menit untuk berbicara dengan kakak. kamu bisa berbicara dengan Catlin juga, dia butuh penjelasanmu." ucap Carine datar, Carine belum bisa melupakan sikap Tuan Muda yang sudah merenggut kesuciannya.

Carine hendak menghampiri Max, namun tiba-tiba tangannya di genggam dari belakang. tangan Tuan Muda mencengkramnya begitu erat.

Catlin melihat hal itu, Ia maju dan melepaskan cengkraman Reno dari lengan wanita barunya. prasangka Catlin.

Carine tersenyum kecut, menatap tangan Reno yang tidak memegang lengannya lagi. lalu Ia pun berlalu dan menarik tangan Max menuju teras depan.

tapi satu hal yang pasti, Adrenaline Reno meningkat kala melihat Carine bersama pria yang sudah bisa dipastikan menaruh hati pada Carine.

...bersambung...........