Alea baru mengetahui dirinya hamil saat suaminya telah pergi meninggalkannya. Hal itu di sebabkan karena sang suami yang kecewa terhadap sikapnya yang tak pernah bisa menghargai sang suami.
Beberapa bulan kemudian, mereka kembali bertemu. Suami Alea kini menjadi seorang CEO tampan dan sukses, suaminya secara tiba-tiba menemuinya dan akan mengambil anak yang baru saja dia lahirkan semalam.
"Kau telah menyembunyikan kehamilanmu, dan sekarang aku datang kembali untuk mengambil hak asuh anakku darimu,"
"Jangan hiks ... aku ... aku akan melakukan apapun, tapi jangan ambil putriku!"
Bagaimana selanjutnya? apakah Ady yang merupakan suami dari Alea akan mengembalikan putrinya pada ibu kandungnya? ataukah Ady akan mengambil putri Alea yang baru saja dia lahirkan semalam?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon kenz....567, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 34: akhir persidangan
Atensi mereka mengarah pada wanita yang di seret oleh Arga. Hakim pun bingung dengan kejadian yang ada di depannya.
"Yang mulia, dia adalah pelayan yang memberikan minuman itu!" seru Lena.
Wanita itu jatuh bersimpuh di dekat Alea, Alea pun menjauhkan tubuhnya dan menatap pelayan itu dengan tajam.
"CEPAT JELASKAN APA YANG TERJADI!" teriak Arga pada wanita itu.
TOK!
TOK!
TOK!
"Harap tenang semuanya, pengacara Li ... bisakah kau menenangkan klienmu?" ujar sang hakim.
"Bisa yang mulia," ucap Pengacara Lia dan mendekati Arga agar menjauh dari lingkaran sidang.
Arga kembali ke tempat duduknya, dia duduk di sebelah Ady. Keduanya mengamati apa yang di siarkan di depan mereka.
"Yang mulia! dalang dari ini semua adalah nona Hana, berdasarkan dari bukti dan pengakuan pelaku,"
Hana menggenggam tangannya, dia sudah yakin jika hakim pasti membuat dirinya menjadi pelaku. Hana tidak bisa lagi mengelak dan berbohong, jika hal itu terjadi pasti hukumannya akan di tambah.
Terlihat Hakim sedang berdiskusi dengan temannya yang lain, pengacara Lia pun menyuruh Alea untuk kembali dan ia segera menduduki dirinya di kursi miliknya.
"Baik, berdasarkan bukti yang ada. Maka, pengadilan memutuskan jika saudari Hana telah mencoba mencelakai saudari Gehna dan ia telah terbukti Ber-sa-lah!"
Tok!
Tok!
Tok!
Bahu Hana melemas, Arga pun bersyukur karena akhirnya pengadilan dalat mengabulkan keinginannya. Dia sudah menduga jika Hana lah pelakunya, dia sidah curiga karena sedari dulu Hana tampak terlalu ambisi dengan apa yang di miliki oleh sang adik.
Setelah persidangan, Alea dan Ady pun akan berpamitan pulang. Namun, langkah mereka tercegah oleh Arga yang tengah melihat ke arah Ady.
"Terima kasih anda telah membantu saya tuan Ady, saya sangat berhutang budy sekali," ujar Arga dengan tulus, walau pria itu tampak suka menjahili Ady tetapi ia bukan irang yang tak tau berterima kasih
"Sama-sama, kami akan pulang sekarang," ujar Ady dan mengajak Alea pergi dari sana.
Setibanya di mobil, Alea menatap jalanan dengan Arah yang di pangkuannya. Sementara Ady, pria itu tengah fokus untuk menyetir.
"Mas, aku sangat ingin makan sate di dekat kantorku dulu," pinta Alea.
Ady menghentikan mobilnya, dia menepi dan menatap istrinya itu dengan kening yang mengerut.
"Jangan bilang kau hamil lagi?" tanya Ady dengan wajah takutnya.
"Ya belumlah mas, ngaco kamu! bekas jahitan aku belum kering, masa iya ada dede lagi," ujar Alea dan menggelengkan kepalanya.
Ady oun kembali menjalani mobilnya, dia mengarahkan mobilnya menuju tempat kantor Alea dulu.
Tak banyak waktu berselang, Ady menghentikan mobilnya tepat di samping gerobak sate yang Alea maksud.
Alea pun segera keluar, sementara Ady hanya menunggu dari dalam mobil.
"Pak satenya satu porsi yah," pinta Alea.
"Eh si neng, udah lama banget kang gak liat neng. kemana aja neng?" tanya pedagang sate itu sambil mempersiapkan pesanan Alea.
"Ikut suami kang," ujar Alea dan menduduki dirinya di kursi plastik.
Tukang sate itu mengangguk seraya tersenyum, dia membuat pesanan Alea dengan santai karena hanya Alea lah pembeli waktu ini.
"Kang, satenya seporsi yah," ujar seorang wanita yang baru tiba.
"Siap neng," seru sang tukang.
Sedangkan Alea hanya asik sendiri, dia menatap putri kecilnya punya yang sangat pulas tertidur. Sehingga Alea tak menyadari jika ada pelanggan lain yang datang.
"Eh Keyla, lu gak pernah ketemu lagi gitu sama si Alea?"
"Gak lah, ngapain coba ketemuan sama tukang korupsi seperti dia," ujar wanita yang bernama Keyla.
Tubuh Alea menegang, dia hafal suara itu. Itu adalah suara temannya Keyla, dia pun menolehkan kepalanya dan melihat punggung Keyla karena mereka saling membelakangi.
"Tapi kan lu yang udah fitnah dia," ujar tekan Keyla.
Tubuh Alea gemetar, dia menatap takut ke arah Keyla dan temannya. Jadi itu bukan kesalahannya? kenapa Keyla tega pada dirinya, padahal Alea selalu berbaik sangka pada temannya itu.
"Apa lu tahu, gue gak sengaja liat dia lagi bawa nasi box. Dan apa yang gue lihat? dia hamil besar, berhubung gue benci banget sama dia gue suruh orang deh buat nabrak dia. Biar mampus sekalian!" seru Keyla.
"Hahaha, lu emang jahat Keyla! biar dia rasain juga sih, abisnya sombong banget. Bos mana sayang banget sama dia, ck ... ngeselin lah pokoknya,"
Alea tak dapat lagi membendung air matanya, dia mengeluarkan uang seratus ribu dan menaruhnya di meja. Setelahnya Alea beranjak dan langsung berlari memasuki mobil Ady.
Brak!
Ady yang sedang memejamkan matanya tiba-tiba tersentak sekaligus kaget, dia menatap Alea yang tengah membuang pandangannya pada kaca mobil.
"Kamu kenapa Al?" tanya Ady dengan hati-hati.
"Mas jalanin mobilnya aja dulu yah, terus kita pulang. AKu capek banget," ujar Alea dengan nada seraknya.
Ady yakin ada sesuatu yang terjadi, dia pun melajukan mobilnya lebih cepat agar sampai ke rumah dengan cepat.
Sesampainya di depan rumah, baru saja mobil Ady terhenti. Alea sudah keluar dari mobil dan berjalan masuk dengan tergesa-gesa.
Netra Alea tak sengaja melihat Edgar yang sepertinya baru saja dari dapur, wajah anak itu terlihat babak belum Alea pun melangkahkan kembali kakinya mendekati Edgar.
"Kenapa dengan wajahmu Ed?" tanya Alea dengan netra yang menatap Edgar tajam.
Edgar tampak terkejut, dia lupa memakai maskernya. Pukulan para temannya membuat wajah tampannya di hiasi oleh make up.
"Kenapa dengan wajahmu Ed?" tanya Alea dengan wajah tersirat khawatir.
"Edgar mengikuti pelatihan bela diri kak," seru Razka yang datang untuk menyelamatkan Edgar dari pertanyaan Alea.
"Sejak kapan?" heran Alea.
"1 pekan yang lalu!"
"Dua pekan tang lalu!"
Ujar Edgar dan Razka secara bersamaan, Alea semakin curiga. Namun, saat dia akan kembali bertanya malah Ara menangis.
"Al, kenapa belum ke kamar. Baringkan Ara, dia lelah," titah Ady.
Alea pun beranjak menuju kamarnya, dia harus menidurkan putrinya itu di kasur.
Cklek!
Alea membuka pintu, dia berjalan mendekati ranjang dan menaruh putrinya.
"Bagaimana jadinya jika kamu menjadi korban mereka nak, bunda gak sanggup jika kamu gak selamat waktu itu." gumam Alea sambil memperhatikan wajah putrinya.
Alea merebahkan dirinya di samping sang putri, dia menangis dalam diam. Air matanya luruh dan isakan pun terdengar.
"Mereka jahat hiks ... jahat sekali," isak Alea.
Alea memeluk putrinya dengan erat, bahkan sangat erat. Ady yang baru masuk dan melihat Alea memeluk putri mereka dengan erat pun sontak saja panik.
"Alea, kau bisa membuat Ara sesak!" sentak Ady.
Alea melepaskan pelukannya, dia mengelus wajah sang putri yang mulai terusik.
"Kamu kenapa?" heran Ady saat menyadari jika Alea menangis.
"Tidak apa mas, aku mau tidur. Aku lelah," ujar Alea dan memejamkan matanya.
alea &ady 👍👍👍
Barulah crita mreka remaja.
Dan crita ttg Bela.
Apkh Bela mempunyai watak buruk?
yaitu dia ahirny jdi seorang pelakor?
Trimksih Author critany yg membuat Sy terhibur.