Kristal Hati EGI

   " Bang mau kemana?" Ferry langsung beranjak dari duduk santai nya. Melihat Egi yg sudah rapih,memakai setelan Abu, rambut di sisir ke kanan. Memakai parfum kesukaan nya. Membawa jaket dan kunci motor.

" Nyari kak Aura" Egi melangkah lagi, menuju garasi mobil untuk mengambil motor .karna motor nya di simpan sebelah kiri dari mobil.

  " Aku temenin ya, sekalian mau membeli sesuatu." Ferry menyambar hoodie yg tersampir di tangan kursi.

  " Iya bang, aku juga " Auly muncul dari arah pintu membawa makanan. gadis gendut itu masuk sambil tersenyum . Membuat Ferry bahagia.

" Ayo, sekalian." Egi tak jadi menggunakan motor nya lebih memilih memakai mobil karana ada Auly.meski perut nya belum terisi. Semangat untuk makan nya pun berkurang selera nya semakin menghilang semenjak gadis yg selalu membuat nya sakit kepala kini sudah menghilang .

  Tanpa banyak bicara lagi, mereka mencari Aura. Gadis itu sedang belanja ke Mall untuk membeli kebutuhan satu bulan . Di dalam mobil Auly memecahkan keheningan .

  " Bang, nanti kita makan bakso dulu ya, aku mau makan bakso hehehe........" Tawa Auly membayangkan bakso itu sambil menggoda , mata indah itu melirik ke arah Ferry dengan memberi kode.

" Hemmm, Mie ayam aja bang , enak , aku mau bang,Hehehe......." Tawa sumbang Ferry sambil melirik ke arah Auly . Memberi kode juga .supaya Egi tidak melamun. Jelas karna ia tak mau jika abang nya sakit .tapi bagaimana tidak semua ini karna Arin dan keputusan gadis itu sangat menyakitkan bagi Egi.

" Tidak!aku mau bakso!" Auly manyun sambil menggigit tangan Ferry membuat lelaki itu pura - pura kesakitan demi mengalihkan pandangan Egi.

" Aduh sakit Ol" Ferry meringis akting.sambil memberi kode pada Auly .Ternyata usaha mereka sia -sia Egi tak menghiraukan nya sama sekali.

    Mobil mereka sudah sampai di taman dekat Mall, Egi menuruti kata hatinya karna ia yakin kalau Aura tidak jauh dari sana.

   " Lah,kok ke taman sih bang?" Auly heran sambil menggaruk tangan Ferry. Walau tidak gatal.gadis gendut itu tak habis pikir dengan kelakuan abang angkat nya itu. Karna Egi sudah ia anggap sebagai abang angkat nya.

    " Aura .......Raaaaaaaaa!" Teriakan Egi membuat gadis itu menoleh . Bagaimana pun rasa rindu itu harus di bayar, meski berpura tak mengenal tapi hatinya ingin bertemu dan memeluk satu sama lain.

   Aura mempercepat langkah nya, membuat Egi berlari demi ingin tau alasan gadis itu pergi menjauh dari dirinya.

Ferry menarik Auly , mereka berlari mengikuti Egi.

     Egi berlari dengan cepat, tak di pikirkan lagi suara perut nya yg berirama. ia mulai ngos - ngosan. Kepala nya pusing, tapi demi ingin tau alasan gadis itu ia rela menahan sakit perut dan kepala nya.

" Ra gua salah apa ama elu, sampe gua elu tinggalin?" Egi menatap dalam mata gadis itu membuat nya semakin sedih tak bisa menutupi lagi kerinduan nya. Tapi gadis itu berusaha untuk bersikap ketus.

" Gua , harus pergi!" Aura berpura ketus sambil melangkah. Tetapi tangan itu di tarik oleh Egi, sampai tubuh nya mendekat ke pelukan Egi.

" Ra , gua salah apa ama elu?!" Egi mulai berkaca - kaca. Air mata itu jatuh tanpa permisi. Menatap penuh air mata membasahi pipi.

" Nggak Gi, gua harus pergi!" Aura melepaskan tangan Egi, hatinya menangis karna jujur tak mau berpura benci pada Egi. Tapi demi kebaikan lelaki yg ia cintai Aura harus bersikap seperti itu.

" Oke , kalo elu nggak mau ngejelasin, gua akan pergi untuk selamanya" Egi mengambil botol beling bekas minuman di dekat rumput area mall lalu memecahkan nya. Setelah pecah ia mengambil pecahan nya lalu melukai tangan nya dengan air mata mengalir deras.

" Bang , sadar , jangan nekat" Ferry menghentikan itu bibirnya bergetar hebat. Tak mau kehilangan abang nya.

" Biarin Fer, buat apa abang hidup kalo menderita kayak gini" tangis Egi pecah sambil melukai diri dengan pecahan botol beling itu ke tangan nya .

Darah segar keluar mengalir deras , tubuh itu tersungkur , membuat Aura panik.

" Gi elu nggak papa kan?, masih denger suara gua?" Aura dengan bergetaran memeluk tubuh Egi. Rasa bersalah nya muncul setelah melihat lelaki yg ia cintai melukai dirinya sendiri.

" Gua..........." belum selesai ucapan itu mata nya terpejam. Membuat Aura makin panik dan merasa bersalah.

Tanpa banyak bicara Aura merangkul pinggang Egi lalu di bawa ke mobil, di bantu oleh Ferry dan Auly.

Mereka membawa Egi ke rumah sakit lagi. Aura histeris melihat wajah Egi yg pucat . Bahkan timbangan berat badan nya pun turun.

" Hiks gua salah Gi, elu harus bisa sembuh, gua janji nggak akan meninggalkan elu lagi" Aura memeluk tubuh Egi dengan berlinang air mata.

" Udah kak, kita turun yuk, udah sampe. Kasian bang Egi" Auly memarkirkan mobil itu di pelataran Rumah sakit.

Tanpa banyak bicara Aura turun memanggil dokter .

Egi pun di tangani dengan cepat. Mereka menunggu di kursi tunggu.

Aura hanya menangis , Ferry dan Auly memeluk tubuh gadis itu , air mata nya juga tak bisa di bendung.

Rasa bersalah kini menyelimuti hati gadis itu, ia harap Egi bisa sembuh , seperti dulu lagi. Karna Egi lah ia bisa tertawa puas. Meski lelaki itu menyimpan luka nya sendiri.