Di usianya yang masih muda dia dinyatakan tidak bisa berkultivasi, semua orang menyebutnya sebagai sampah, pecundang. Tapi siapa yang mengira, setelah menjalani hidup di bawah bayang bayang hinaan dan makian selama bertahun-tahun dia akan mendapatkan sebuah berkah.
Menemukan sebuah peninggalan yang mengubah seluruh jalan hidupnya, peninggalan dari sesosok yang kemudian ia anggap sebagai guru.
Selalu berusaha menjadi lebih kuat, demi mempertahankan yang namanya keluarga. Melindungi orang tua dan juga orang terkasihnya.
Ini adalah perjalanan pemuda Klan Zhou, bernama Zhou Fan. Dengan pedang pusaka di punggungnya yang ia temukan di makam kuno, dia mengarungi dunia kultivator. Mulai mengukir namanya sebagai Legenda Petarung.
Pantengin terus kisah perjalanan Zhou Fan menuju puncak, jadilah saksi sebuah legenda tercipta...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sayap perak, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
32. Desa Daun Hijau..
Saat ini Zhou Fan dan Wei Guanlin sudah dekat dengan Desa Daun Hijau, jarak mereka sekitar beberapa Kilometer lagi akan sampai di depan gerbang Desa Daun Hijau.
Desa Daun Hijau berada dibawah kekuasaan Klan Ling, meskipun termasuk wilayah klan Ling desa ini bisa dikatakan desa netral, karena semua orang bisa memasuki desa ini tanpa pemeriksaan, tapi tentu ada pengganti untuk pemeriksaan, untuk memasuki desa ini harus memiliki kartu paviliun obat.
Paviliun obat merubah desa daun hijau menjadi tempat berkumpulnya para alkemis, pedagang dan kultivator.
Paviliun obat jugalah yang membuat semua peraturan di desa daun hijau, Klan Ling juga tidak dirugikan karena setiap tahun akan mendapat pendapatan dari pajak di desa daun hijau yang jumlahnya sangat besar, bahkan pendapatan 50 persen klan Ling merupakan pajak yang dibayar paviliun obat untuk desa daun hijau.
Zhou Fan dan Wei Guanlin sudah sampai di depan pintu masuk Desa Daun Hijau, mereka dapat melihat banyaknya orang yang akan memasuki desa tersebut, mulai dari golongan saudagar, kultivator sampai orang biasa.
Zhou Fan dapat melihat semua orang yang akan memasuki desa daun hijau diharuskan menunjukkan sebuah token, Zhou Fan yang tidak mengetahui tentang token itu menepuk orang didepannya.
"Permisi paman," ucap Zhou Fan dengan sopan.
Pria paruh baya yang berada di depan Zhou Fan terkejut saat tiba tiba Zhou Fan menyentuh pundaknya.
Pria paruh baya itu menoleh kebelakang,
"Hmm, ada apa anak muda," ucapnya sambil melihat kedua pemuda pemudi yang menepuk pundaknya.
"Apakah paman tau token itu." Zhou Fan bertanya sambil menunjuk token yang sedang di pegang oleh salah satu orang di depan mereka.
"Oh... itu adalah token untuk memasuki desa daun hijau, jika tidak memilikinya para petugas tidak akan memperbolehkannya memasuki desa, sepertinya kalian berdua baru pertama kali datang kesini, kalau kalian tidak mempunyai token kalian harus mendaftar terlebih dahulu, biayanya tergantung berapa lama masa manfaat token yang kalian inginkan...," jelas pria paruh baya itu kepada Zhou Fan dan Wei Guanlin.
"Terima kasih paman, kami mengerti...," ucap Zhou Fan mewakili keduanya.
Pria paruh baya itu hanya mengangguk, lalu menghadap kedepan lagi.
Zhou Fan dan Wei Guanlin keluar dari barisan, mereka menuju ketempat yang diperuntukkan untuk orang yang ingin mendaftarkan diri.
Zhou Fan dan Wei Guanlin memasuki sebuah ruangan, didalamnya terlihat seorang wanita tua sedang duduk di kursi bambu.
Wei Guanlin menghampiri wanita tua itu, "salam nenek apakah benar ini tempat untuk mendaftar token masuk?" tanyanya dengan sopan saat sampai di depannya.
Nenek itu tidak menjawab, dia hanya melemparkan sebuah formulir yang berisikan data diri.
Tanpa menunggu waktu lama keduanya mengisi formulir itu dan menyerahkannya kembali kepada nenek dihadapannya, nenek itu membawa formulir masuk ke dalam ruangan disampingnya.
Beberapa saat kemudian nenek itu keluar sambil membawa dua buah token yang tercetak nama Zhou Fan dan Wei Guanlin.
"2 koin emas... ," nenek itu berkata sambil menyerahkan dua token tersebut kepada Zhou Fan.
Mendengar harga yang harus di bayarnya, Zhou Fan mengeluarkan dua koin emas dan menyerahkannya kepada nenek itu.
Biaya untuk token yang mempunyai masa manfaat 1 bulan adalah 1 koin perak, Zhou fan mengeluarkan 2 koin emas karena dia memesan 2 token yang masa manfaatnya setahun.
****
Sekarang Zhou Fan sedang berada di salah satu rumah makan yang terkenal di desa daun hijau, dia berada di rumah makan Fu yang merupakan rumah makan yang dimiliki oleh Klan Fu, klan lokal di Desa Daun Hijau.
"Lin'er apakah kamu setelah ini langsung menuju kota kapur putih?" Zhou Fan bertanya sambil menatap mata gadis dihadapannya itu.
"Hmm..." Wei Guanlin hanya mengangguk.
"Maaf aku tidak bisa mengantarmu," ucap Zhou Fan dengan menyesal.
"Tidak masalah Fan gege, aku sudah di tunggu disana oleh guruku." Wei Guanlin berkata meyakinkan Zhou Fan.
Zhou Fan terkejut mendengar ucapan Wei Guanlin, untuk pertama kalinya gadis itu memanggilnya dengan sebutan gege.
"Apa kau bilang..." Zhou Fan meminta Wei Guanlin untuk mengulangi sebutan itu.
Wei Guanlin yang sedang fokus dengan makanannya menghentikan makannya dan melihat wajah kekasihnya.
"Aku sudah ditunggu oleh guru di sana." Wei Guanlin mengira Zhou Fan tidak mendengar begitu jelas ucapannya yang terakhir.
"Bukan itu, kau memanggilku apa tadi?" Zhou Fan berkata sambil mendekatkan wajahnya ke wajah Wei Guanlin.
Wei Guanlin yang tidak begitu memikirkan ucapannya karena sedang makan itu terlihat bingung, dia kemudian mengingat ngingat kembali ucapannya.
Wajah Wei Guanlin memerah saat mengingat panggilannya, meskipun biasanya sangat wajar seorang kekasih memanggil seperti itu, tapi Wei Guanlin baru pertama kalinya memanggil Zhou Fan begitu.
Melihat Wei Guanlin yang menundukkan kepalanya, Zhou Fan tau jika Wei Guanlin sudah mengingat ucapannya.
"Aku suka dengan panggilanmu tadi..." Zhou Fan tersenyum lalu berkata sambil kembali memakan makannya.
Mendengar Zhou Fan berkata seperti itu, tanpa sadar Wei Guanlin tersenyum, ia melihat wajah kekasihnya, sangat tampan, apalagi saat tersenyum, pikir Wei Guanlin.
Suasana rumah makan makin lama semakin ramai, Zhou Fan memutar kepalanya, ia sudah tidak melihat adanya kursi kosong di dalam rumah makan.
Zhou Fan berjalan menuju kasir untuk membayar makanannya.
"5 koin perak." Kasir itu berkata kepada Zhou Fan.
Zhou Fan meyerahkan satu koin emas kepada kasir itu.
"Maaf tuan, kami tidak memiliki kembaliannya." Kasir itu berkata dengan nada menyesal.
"Untukmu saja, tapi bisakah kau menjelaskan kenapa rumah makan ini terlihat sangat ramai, apakah hari hari biasa selalu seperti ini." Zhou Fan penasaran kenapa rumah makan ini begitu ramai.
"Oh... mungkin itu dikarenakan paviliun obat akan mengadakan lelang tahunan, lelang akan dilaksanakan 3 hari lagi, mungkin semua orang tidak ingin ketinggalan lelang itu." Kasir itu menjelaskan kepada Zhou Fan apa yang dia ketahui.
"Satu lagi, dimana letak paviliun obat ?" meskipun Zhou Fan ke desa daun hijau itu untuk ke paviliun obat, tetapi dia tidak mengetahui letak pastinya paviliun obat itu.
"Anda bisa menemukan gedung paviliun obat berada sekitar 300 meter dari sini, setelah anda keluar dari pintu itu, berjalanlah kearah kanan, 300 meter ke depan anda akan melihat sebuah bangunan yang lebih besar dari lainnya, itu adalah gedung utama paviliun obat." Kasir itu menjelaskan dengan begitu rinci.
"Ini..." Zhou Fan memberi kasir itu satu koin lagi karena telah membantunya.
"Terimakasih banyak tuan." Kasir sangat berterima kasih kepada Zhou Fan, ia tidak akan pernah berharap bisa mendapatkan 1 koin emas secara percuma, itu adalah sebesar upahnya sebagai kasir selama satu bulan.
Zhou Fan kembali ketempat duduknya, Zhou Fan merasakan bulu kuduknya berdiri, ia melihat sekitar, ia mendapati seorang gadis muda sedang melotot kearahnya.
"Lin'er kenapa kau menatapku seperti itu."
****
Dan itu pasti putri tuan kota, awalnya aja marah2 tapi cuma modus untuk menutupi rasa malu ngintip cowo mandi ... SIAPA YG CABUL...???