Arsya adalah seorang gadis yang memiliki cita-cita menjadi seorang dokter yang hebat. Sejak dibangku SMP dia tertarik mempelajari ilmu kedokteran. Semangatnya yang tinggi dalam belajar menjadikan dirinya diterima di salah satu kampus kedokteran yang cukup terkenal di kota X. Namun justru jurusan kedokteran ini menyebabkan suatu trauma yang mendalam baginya sehingga dia harus mengubur mimpinya karena suatu kesalahan yang membuat dia dipertemukan dengan Dion laki-laki playboy yang cukup terkenal di kampus. Bagaimanakah kisah perjuangan Arsya mengubur mimpinya dan menjadi sukses di bidang yang berbeda? Bagaimana juga perjuangan Dion untuk mendapatkan Cinta Arsya? yuk simak novel kedua ku. dan jangan lupa untuk like dan subscribe.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ratri Larasati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 28
Dengan penuh keberanian Andre menemui Dion ketika Dion selesai memberikan pengarahan ke maba.
" kak kami mau tanya gimana keadaan Arsya. Kebetulan HP nya mati sejak tadi kami tidak bisa menghubungi nya" ucap Dion
" Dia sangat syok dan sekarang istirahat di kamar. " ucap Dion
" ya udah salam ya kak untuk Arsya. " ucap Ceci
Dion segera menuju ke kamar nya untuk beberes juga karena hari ini juga mereka akan kembali. Namun setibanya di kamar dia terkejut tidak menemukan Arsya dan barang-barang nya.
Dia hanya menemukan secarik kertas yang di tinggal kan Arsya dikamar tersebut.
Teruntuk kak Dion
Awal bertemu dengan mu ketika secara tidak sengaja kita bertabrakan sempat terbesit rasa kagum ku pada mu kak. Selanjutnya ketika kita bertemu kembali di ruangan kelas aku tidak tahu kalau kakak sedang bersama dengan kekasihmu di ruangan itu. Niatku hanya mengambilkan buku catatan milik kakak pembina justru kamu salah artikan sengaja mengintip kegiatan yang kakak lakukan. Bahkan dengan tega nya kakak merenggut ciuman pertamaku. Sejak saat itu bagiku kakak hanya lelaki mesum yang tidak tau tempat Aku sangat marah emosi bahkan membenci kakak. Semenjak saat itu kakak sering mencuri-curi kesempatan untuk mencium ku kembali. Yang membuatku semakin benci Kakak adalah yang memaksa melakukan itu adalah kakak sendiri tetapi pacar kakak itu selalu menyalahkan aku mengira kalau aku keganjenan kepada kakak tingkat.
Aku sangat berterima kasih kepada kak Dion yang sudah menyelamatkan ku ketika aku nyaris di perkosa seseorang di gedung HMF waktu itu bahkan perlakuan kakak berbeda saat itu. Aku merasa sangat terlindungi. Dari semua yang kakak lakukan hingga saat itu berhasil membuatku jatuh hati. Namun kenyataan itu sirna ketika aku mendengar sendiri kalau kakak melakukan ini semua untuk taruhan bersama dengan teman-temanmu. Bahkan kakak memanfaatkan diriku yang tidak sadarkan diri akibat pengaruh obat itu dengan merekam serta menyebarkan ke semuanya serta dengan gampangnya kakak menawarkan diriku kepada laki-laki lain. Jujur hati aku sakit kak. Sebegitu tidak berharga nya diriku saat ini. Mungkin bagi kakak dan teman-teman mu berpacaran dengan ciuman, menginap bersama hingga melakukan hubungan terlarang itu biasa. Namun bagi sebagian orang masih ada yang menjunjung tinggi kehormatan nya bahkan rela melindungi nya mati- matian agar kelak suaminya lah yang berhak memilikinya. Terima kasih kak atas rasa sakit dan malu yang telah kakak berikan. Aku harap kita tidak bertemu kembali.
Arsya Pratiwi
" bukan itu maksud aku. Awalnya memang aku hanya ingin mempermainkan dirimu namun setelah menganggu mu berapa kali rasa untuk melindungi mu muncul. Tapi aku masih gengsi untuk mengakuinya. " ucap Dion lirih
Segera dia menghubungi teman-teman nya
" kalian melihat Arsya nggak tadi pas kumpul?" ucap Dion setelah bertemu dengan teman panitia
" nggak lihat gue. Biasanya udah dengan teman-teman nya. " ucap Tio
" dia pergi bro. Pantes tadi teman-teman nya tanya ke gue karena HP nya mati. " ucap Dion seraya menyerahkan secarik kertas untuk Dion tadi
"Rangga lho tau dimana Arsya?" ucap Dion ketika melihat Rangga datang
" baru sadar kalau udah pergi. " ucap Rangga
" jadi lho tau dimana dia berada." ucap Dion
" gue tau pun nggak akan gue kasih tau. Lho sendiri kan yang udah menawarkan dia ke siapapun yang mau. Sekarang gue yang mau bersama denganya. Jadi jangan lho ganggu dia lagi. " ucap Rangga
" dug...buk....katakan dimana Arsya?" emosi Dion
" gue nggak akan mengatakan nya karena gue udah berjanji padanya. Biarkan dia menenangkan diri dulu. " ucap Rangga
" gue hanya ingin menjelaskan pada nya yang sebenarnya. " ucap Dion
" sorry lho telat. gue juga nggak tau dia pergi kemana. " ucap Rangga
Dion kemudian merosot kan dirinya ke lantai. Mengingat kembali semua hal yang telah dilakukan kepada Arsya. Rasa bersalah itu kembali muncul pada Dion
Mereka meninggalkan Dion sendiri di ruangan itu. Mereka kembali menuju kamar masing-masing untuk bersiap kembali ke Jakarta
Hari pun berganti semuanya kembali beraktifitas seperti biasanya. perkuliahan kembali di mulai setelah liburan sekaligus ospek di Bali.
Sebagian dari mereka sudah melupakan dimana Arsya. Namun tidak dengan Dion dia semakin merasa bersalah kepada nya. Nyatanya hingga saat ini gadis itu tidak kuliah bahkan keberadaan nya tidak di ketahui. banyak teman-teman yang sengaja merahasiakan nya.
" de please kasih tau gue dimana Arsya?" ucap Dion ketika menemui Ceci di kelas nya
" maaf kak aku benar-benar tidak tahu. Bahkan nomornya selalu tidak aktif. Kami kirim email pun belum ada jawaban. " ucap Ceci
" gue cuma ingin minta maaf atas kesalahanku selama ini padanya. Ya sudah kalau kamu bertemu dengan nya tolong sampaikan maafku ya. " ucap Dion kemudian pergi
" Arsya lho dimana lihatlah Kak Dion sudah menyadari kesalahannya padamu. " ucap Ceci
Di kota berbeda
Arsya memilih di kota ini dia akan melanjutkan studinya. Dia sudah trauma akan kota besar yang pergaulan nya bebas. sebelumnya dia sudah berunding dengan kakak nya via telp karena kakak nya sedang menyelesaikan studi kedokteran di luar negeri
" kamu yakin de mau pindah kesana?" tanya bang Firman
" insyaallah yakin kak. Aku juga ingin ijin mondok di sana aja kak selama kuliah. " ucap Arsya
" tapi ini impian mu lho de untuk menjadi dokter yang hebat. Kamu mau melepaskan begitu saja. " tanya Firman
" iya kak maaf aku belum bisa menceritakan alasannya sekarang. " ucap Arsya
" baiklah jika memang sudah keputusan mu kakak gk bisa apa-apa. Kamu amu ambil jurusan apa de di sana?" ucap Firman
" aku mau jadi dosen aja kak. Boleh ya?" ucap Arsya yakin
Arsya sudah mantap mau mengambil jurusan ilmu pendidikan selama kuliah di kota Surabaya. Dia ingin melupakan jurusan kedokteran yang berhasil memberikan luka yang amat dalam bahkan hingga trauma.
Kehidupan Arsya yang baru pun telah di mulai bahkan dirinya Sekarang memilih masuk ke pesantren kilat selama menunggu masa kuliah nya mulai. Disana banyak memberikan pelajaran dan menyadarkan Arsya atas dosa yang pernah dia lakukan sebelumnya. Hari ini adalah hari terakhir Arsya di pondok terbesar yang ada di salah satu kota di Jawa Timur.
" Terima kasih mbak Mala udah membantu ku selama ini. Pasti bakal kangen dengan mb." ucap Arsya
" nggak papa de kamu bisa main-main ke sini kalau kuliah nya sedang libur" ucap Mala
" ingat pesan mb jangan goyah hidup di kota besar sangatlah keras kamu sudah pernah mengalaminya. mbak harap sekarang kamu sudah paham jadi lebih bisa membatasi diri. " ucap Mb Mala
" iya mb insyaallah adek ingat . Ya udah aku pamit dulu ya mb. Itu grab nya udah nungguin. Hehehe. Assalamualaikum " ucap Arsya
" hati-hati di jalan de. Semangat kuliahnya. Walaikumsalam " ucap mb mala seraya mengusap air mata nya
Arsya kemudian menuju ke Surabaya. Besuk perkuliahan nya akan segera di mulai.
