melati adalah seorang wanita cantik dari kampung yang ikut merantau suaminya ke Surabaya, dengan berbekal ijazah SMA ia pun di terima kerja di sebuah perusahaan dengan posisi hanya sebagai karyawan produksi biasa, tapi di saat itulah anak dari bosnya jatuh cinta pada nya, akankah melati bisa sepenuhnya setia atau malah jatuh cinta pada bos nya, ikuti terus kisahnya ya guys.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Seindah Permata, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 9
"Sayang, kamu kali ini berbeda, mas nggak lihat kamu yang malu-malu seperti biasanya kalau di ranjang?" Arif memulai obrolan mereka setelah pergulatan panas itu, kini mereka saling berpelukan erat seperti pengantin baru.
"melati nggak tau mas, melati cuma ikutin saran ibu-ibu ditempat kerja, dan ternyata benar-benar nikmat, kenapa nggak dari dulu ya mas?" Kekeh melati. Memang benar melati sering mendengarkan ibu-ibu di tempat kerjanya berbicara masalah ranjang, harus ini dan itu dan baru kali ini melati mempraktekkan dengan suaminya, tapi tiba-tiba ingatan melati tertuju pada Athar, sedikit banyaknya ini berkat bantuan Athar yang memberikan pengalaman baru padanya.
"Hehehe, iya sayang, mas nyesel kenapa nggak dari dulu kita Seterbuka ini masalah ranjang"
Mereka berdua pun tidur dengan keadaan hati bahagia.
Pagi harinya mereka sama-sama pergi bekerja, melati bekerja dengan hati berbunga-bunga.
Hari ini setelah istirahat Athar secara langsung mengawasi produksi, ia tidak meninggalkan produksi bagian melati sama sekali membuat teman-teman melati misuh-misuh di belakang, karena sejujurnya bekerja di awasi langsung oleh bos membuat mereka tidak leluasa, jangankan makan cemilan, minum saja rasanya seperti di awasi dengan teropong.
Padahal sekarang ini Athar sedang menatap melati yang dari tadi sama sekali tidak terganggu dengan kedatangan Athar, dia malah seperti nya bersenandung kecil di sela aktifitas nya mem packing produk yang sudah jadi.
Pukul 4 sore melati akan segera pulang, dia ingin istirahat hari ini, mata dan badannya benar-benar lelah, dia ingin mengistirahatkan nya di atas ranjang dengan selimut. tapi saat di parkiran ponsel nya berdering, dan tertera nomor yang belum tersimpan di kontak ponsel melati.
"Halo, ini siapa ya?" tanya melati karena Yang menghubungi nya nomor tak di kenal.
"Ini aku sayang" jawab laki-laki di sebrang, seakan mengenal suara dibalik telpon melati diam sebentar.
"Ee.. mbak ayu, Bu Elis, kalian duluan aja, saya mau terima telpon dulu" ujar melati sopan pada kedua temannya yang tadi bersama saat ke parkiran.
"Iya melati kita duluan" merekapun pergi menuju motor masing-masing. melati melanjutkan telponnya.
"Ada apa mas? Kok bisa punya nomerku?" Tanya melati
"Ya bisalah sayang, kecil itu mah, kamu dimana? Udah pulang apa masih di parkiran?" Tanya Athar.
"Masih diparkiran mas" jawab melati seadanya.
"Tunggu Disana ya" perintah Athar.
"Mau ngapain? Ini masih banyak orang loh" jelas melati gelagapan.
"Masih banyak orang ya, yaudah kamu ke ruangan mas deh" kata Athar membuat melati makin kesal.
"Haduh mas, aku tuh capek mau naik tangga juga males banget " alasan melati, padahal ia sengaja menghindari Athar, karena setiap pertemuan nya dengan Athar melati selalu khawatir dan overthinking, bukan apa-apa, hatinya seakan dipenuhi segala ketakutan tapi justru membuat mereka puas dengan percintaan disela-sela keterburuan mereka saat bertemu.
"Jangan alesan kamu melati, kamu mau saya bilang sama semua orang kalau kamu selingkuh sama saya" ancam Athar dengan suara marah, melatipun tak menimpali ucapan Athar, melati mematikan sambungan telfonnya lalu berbalik kearah kantor dan menuju ruangan Athar yang terletak paling ujung.
Tok tok tok
"Masuk"
melati masuk dengan muka cemberut dan menutup pintu dengan keras agar Athar tau kalau dia sedang kesal.
"Ada apa?" melati dengan muka judes menghampiri Athar yang menunggunya di sofa.
"sayang, jangan cemberut gitu dong, kan aku kangen" Athar menuntun melati duduk di pangkuan nya menghadap depan membelakangi nya, dan mencium leher melati.
"Mass... melati lagi capek banget hari ini, dan lagi jangan ciumin leher deh aku nggak PD lagi bau asem" melati mencoba menghindari ciuman Athar di lehernya. Tangan kanan Athar sudah melingkar sempurna di dada melati memainkannya lembut, sedangkan satunya mlingkar di perut melati.
Melihat respon melati yang seakan ingin menghindar Athar mendudukkan nya disofa dan menatap melati dengan intens, melati yang ditatap seperti itu menjadi sangat gugup bahkan jantung nya berdetak tidak normal.
"Jangan liatin aku gitu lah" ujar melati menutup wajahnya. Athar tertawa gemas.
"Mas kangen" ujarnya setelah tertawa dengan wajah sedih, lalu menggenggam tangan melati.
"Ini kan udah ketemu mas" jawab melati tersenyum manis.
"Mau ikut mas nggak?" Tanya Athar
"Kemana?"
"Jalan-jalan aja, mas pengen bahagiain kamu malam ini" kata Athar.
"Tapi aku belum mandi " jawab melati kemudian melihat penampilan nya yang acak-acakan.
"Kamu mandi disini aja" melati mengangguk kemudian menaruh tas ranselnya di meja menuju kamar mandi dan mengguyur tubuhnya.
"Mas ada handuk nggak?" Tanya melati berteriak memanggil Athar
"Iya bentar" Athar mengambil handuk baru dan sebuah paper bag berisi pakaian untuk melati karena dia memang sudah mempersiapkan ini semua dari kemarin.
Athar menyerahkan perlengkapan itu kepada melati dan menyuruh nya memakai.
Wangi vanilla langsung menguar didalam ruangan itu saat melati keluar dari kamar mandi.
"Wangi banget sih" tanya Athar memeluk tubuh melati dan menghirup ceruk lehernya.
"emang sabunnya aja yang mahal jadinya wanginya nempel, sabun batangan di rumah ku mah bukan apa-apa" kekeh melati.
"Kamu suka sabun ini? mau mas beliin?" Tanya Athar menatap melati, tangan melati langsung meraup wajah Athar pelan.
"Lebay amat, nggak perlu, pori-pori kulit ku takut mabok karena kaget biasa pake sabun tiga rebuan" Athar tertawa dengan tingkah melati yang lucu ini.
"Kamu nih ada-ada aja" Athar mencium pipi melati gemas.
melati memakai kaos putih dengan luaran dress bunga-bunga warna hitam selutut di padukan dengan sepatu warna putih yang juga di siapkan Athar.
melati menyisir rambut nya yang ia ambil dari tas nya, lalu memakai pelembab dan liptint.
" selesai, yuk berangkat" melati mengajak Athar yang sudah pakai celana jeans panjang warna hitam, kaos putih yang pas ditubuhnya dan di balut jaket denim warna biru tua.
"Cakep banget sih?" Tanya melati ketika Athar menghampiri nya.
"Kamu juga cantik banget melati" Athar mengusap pipi melati lembut.
melati tidak terbiasa di panggil sebegitu mesra nya pun semakin malu-malu karena Athar membuat hatinya berbunga-bunga jantung nya berdebar tak karuan, wajahnya memerah karena malu. Segera ia menunduk tidak menatap Athar.
" tuh kan baru aja di bab sebelumnya pengen lepas dari Athar sekarang malah udah baper, gimana sih kamu mel" batin melati merutuki dirinya sendiri.
"Ayo mas, mumpung belum malem banget" melati mengajak keluar ruangan. Sebelum keluar melati mengintip ke depan hanya kepalanya saja yang keluar.
"Kamu ngapain celingak-celinguk gitu?" Tanya Athar.
"Sssttt, takut ada orang" jawab melati dengan berbisik. Sedangkan Athar tertawa.
"Kamu lupa ya, ini udah jam pulang, gak akan ada orang" ucap Athar kemudian mendahului melati kedepan, dan menarik tangan melati lalu berjalan dengan santai.