Sebuah insiden membawa Dinda Fahira Zahra dan Alvaro Davian bertemu. Insiden itu membawa Dinda yang yatim piatu dan baru wisuda itu mendapat pekerjaan di kantor Alvaro Davian.
Alvaro seorang pria dewasa tiba-tiba jatuh hati kepada Dinda. Dan Dinda yang merasa nyaman atas perhatian pria itu memilih setuju menjadi simpanannya.
Tapi bagaimana jadinya, jika ternyata Alvaro adalah Ayah dari sahabat Dinda sendiri?
Cerita ini hanya fiktif belaka. Mohon maaf jika ada yang tak sesuai norma. 🙏🙏
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mama reni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab Tiga Puluh Dua
Alvaro lalu memeluk istrinya dan di sampingnya ada Vina yang tampak juga sangat bahagia. Saat mereka sampai di parkiran, Vina dan Alvaro terkejut melihat seorang wanita yang juga sedang menuju ke sebuah mobil. Mereka saling bertatapan.
Wanita itu adalah Mami Devi. Dia berjalan mendekati Alvaro. Menatap tajam ke arah Dinda yang sedang memeluk lengan pria itu.
"Kejutan sekali bisa bertemu di sini. Dan yang lebih membuat aku terkejut, kamu dan teman Vina ini. Kalian sangat akrab hingga saling berpelukan begitu!" seru Mami Devi.
Mendengar ucapan Mama Devi, tangan Dinda yang memeluk Alvaro langsung terlepas. Dia tampak gugup di samping pria itu.
"Emang kenapa dengan Daddy?" tanya Vina.
Mama Devi tertawa, bukannya menjawab pertanyaan putrinya. Dia kembali memandangi wajah Dinda. Wanita sepertinya takut, dia lalu memandang kebawah.
"Apa hubunganmu dengan temannya Vina, sepertinya kalian sangat dekat!" seru Mami Devi dengan penuh penekanan.
"Dinda ini istriku, kenapa?" tanya Daddy dengan suara lantang.
"Istrimu ...? Sekarang aku tau jawabnya, kenapa Vina jadi pembangkang dan berani melawan setiap ucapanku!"
Alvaro memandangi anaknya dengan wajah penuh tanda tanya. Dia tak mengerti maksud dari ucapan mantan istrinya itu. Berharap Vina menjawab, tapi harapannya hanya tinggal harapan. Gadis itu tetap diam.
"Apa maksud ucapanmu itu?" tanya Alvaro akhirnya.
"Tanya dengan anakmu itu? Apa yang terjadi kemarin malam. Dengan beraninya dia melawan semua yang aku katakan. Pasti itu semua karena hasutan dari istrimu, agar dia membenciku!" seru Mami Devi.
"Kenapa Mami jadi menyalahkan Dinda. Semua yang aku lakukan karena kelakuan dan sikap Mami sendiri. Apa aku harus berbaik sangka setelah melihat bukti atas kelakuan Mami!' seru Vina dengan suara lantang.
"Jadi kamu sudah tau kelakuan mamimu? Itu alasan kamu kemarin malam pergi dari rumah Mami?" tanya Alvaro. Vina menjawab dengan anggukan kepala saja. Dia tak mau terulang pertengkaran dengan maminya lagi.
"Apa salah Dinda? Justru dia yang telah membuat Vina jadi kembali ceria begini. Aku pastikan jika dia tidak akan pernah ikut campur dengan masalah kamu dan Vina!"
"Mungkin saja dia menghasut dengan menjelekan aku agar Vina berpihak padanya. Atau memang sebenarnya dia telah mengincar kamu sejak lama. Sengaja mendekati Vina dan berbuat baik agar direstui saat memiliki hubungan denganmu!"
Mendengar ucapan wanita dihadapannya membuat Alvaro sedikit emosi. Dia tak suka ada orang menjelekan istrinya sekalipun itu mami dari putrinya sendiri.
"Seharusnya kau sadar diri, Devi. Vina bukan anak kecil yang bisa dibujuk atau dihasut. Jika dia melawan mu pasti karena ada perbuatan kamu yang menyimpang. Jangan mengkambing hitamkan seseorang untuk menutupi kesalahanmu!"
Mami Devi tampak cemberut, tak suka dengan ucapan suaminya itu. Dia sebenarnya cemburu saat melihat mereka bertiga begitu akur.
Sudah lama sekali rasanya dia tak pergi bertiga. Dulu mereka sering makan malam bersama. Tapi itu menjadi peristiwa yang langka sejak dia mengenal ibu-ibu sosialita dan teman-temannya.
Devi lebih suka pergi bareng temannya dan mulai mengabaikan keluarga. Sejak saat itu hubungannya dengan Alvaro makin renggang. Kebutuhan mereka selalu bibi yang siapkan. Terutama semua kebutuhan Vina.
"Apa salahku? Kau yang menceraikan aku, kau yang ternyata telah menikah. Terus aku juga yang salah?" tanya Mama Devi.
Belum sempat Alvaro dan Vina menjawab. Datang seorang pemuda mendekati mereka. Dia langsung memeluk Mami Devi dan mengecup pipinya.
"Sayang, lama benar. Siapa mereka?" tanya pemuda itu sambil memeluk pinggang Mami Devi.
Wajah Vina langsung berubah memerah, tak suka dengan sikap pemuda itu yang tampak kurang sopan. Padahal banyak orang, dengan tak tahu malu bermesraan.
Vina jadi teringat dengan foto-foto yang dia lihat. Dan di antara foto tersebut ada foto hampir telanjang keduanya. Dia ingat betul dengan wajah pemuda dihadapannya saat ini.
Vina yang sudah tak tahan melihat pria itu, langsung mendekati maminya dan menampar nya. Hal itu membuat semua jadi terkejut.
"Apa kau tak ada pekerjaan selain jadi penghibur dan pemuas napsu mamiku?" tanya Vina dengan nada tinggi.
Pemuda itu memegang pipinya yang terasa panas. Dia memandangi mami Devi memohon pembelaan dan penjelasan.
"Siapa mereka, Mi?" tanya pemuda itu.
"Doni, kamu tunggu di mobil saja. Biar aku selesaikan semua dulu," ucap Mami Devi.
"Menjijikan ...! Apa Mami tak malu melakukan semua ini?" tanya Vina.
Pemuda itu belum juga pergi dari sana. Dia masih ingin tahu siapa mereka dan apa yang akan dilakukan Mami Devi sebagai pembelaan pada dirinya.
"Jaga ucapanmu! Apakah temanmu ini sudah mempengaruhi mu sehingga berani melawan Mami?" tanya Mami Devi dengan nada yang tinggi juga.
"Dinda tak seperti yang Mami katakan! Dia tak pernah mempengaruhi aku," jawab Vina.
Alvaro lalu mendekati putrinya dan membujuknya untuk pulang dan membiarkan maminya pergi.
"Aku malu memiliki Mami sepertimu!" seru Vina lagi.
"Sudah, Vina. Sebaiknya kita pulang lagi," ajak Alvaro.
"Coba kau ajari anakmu itu baik-baik. Sekarang sudah berani melawanku dan mengatakan hal buruk."
"Tenang saja. Aku tau apa yang harus aku lakukan! Sebaiknya kamu bawa berondong mu pergi!" ujar Alvaro.
"Kenapa kalian marah? Sebenarnya apa beda aku dan kamu? Kita sama-sama suka yang lebih muda. Kenapa aku yang disalahkan, padahal kelakuan mu tak lebih baik dariku!" balas Mami Devi.
Alvaro tertawa mendengar ucapan mantan istrinya. Bisa-bisanya dia menyamakan dirinya.
"Jangan samakan aku dengan mu! Aku menikahi Dinda dan dia istri sah ku, jauh berbeda denganmu yang hanya membawa pria untuk kesenangan semata tanpa menikah. Jika kau suka pria muda, pilih salah satu dari mereka dan menikahlah, itu jauh lebih baik dari pada kau hanya memakainya sebagai pemuasmu saja!" seru Alvaro.
"Jangan mengajariku apa yang harus aku lakukan. Hanya aku yang tau apa keinginanku dan aku tau apa yang terbaik untukku. Kita telah berpisah, jadi jangan ikut campur dengan urusanku!"
Alvaro tampak menarik napas. Saat Vina akan maju dan bicara lagi, dia menahannya dengan menggelengkan kepala.
"Terserah apa yang ingin kau lakukan! Aku juga sudah lepas tangan. Kau tanggung sendiri jika terjadi sesuatu denganmu. Jangan bawa-bawa aku atau minta tolong denganku!"
Setelah mengucapkan itu Alvaro mengajak putri dan istrinya masuk ke mobil. Dia langsung menjalankan mobil, meninggalkan Mami Devi dan pasangannya.
selesaikan dulu sama yg Ono baru pepetin yg ini
semoga samawa...
lanjut thor...