Mawar Ni Utami gadis yatim piatu yang dua kali dipecat sebagai buruh. Dia yang hidup dalam kekurangan bersama Nenek nya yang sakit sakitan membuat semakin terpuruk keadaannya.
Namun suatu hari dia mendapatkan sebuah buku kuno dan dari buku itu dia mendapat petunjuk untuk bisa mengubah nasibnya..
Bagaimana kisah Mawar Ni? yukkk guys kita ikuti kisahnya...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arias Binerkah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 34.
Sebuah motor matic keluaran tahun terbaru masuk ke dalam halaman rumah mewah Juragan Handoko. Seorang gadis cantik dengan kulit putih mulus, tubuh langsing semampai rambut panjang lurus sebahu mengemudikan motor metic itu. Celana panjang jeans ketat dan baju blouse model sabrina semakin memperlihatkan tubuh indah nya..
Motor matic itu berhenti tidak jauh dari teras mewah rumah Juragan Handoko..
“Mbak Erina.” Sapa seorang pelayan yang sedang menyapu lantai teras rumah Juragan Handoko.
Erina tidak menjawab sapaan pelayan itu. Tampak dia yang sudah mematikan mesin motor meticnya. Merapikan rambut panjangnya yang agak berantakan karena tertiup angin di jalanan.. Erina melihat wajahnya pada cermin di spion motornya..
Setelah yakin sudah rapi Erina turun sambil membawa satu kantong plastik besar yang berisi beberapa kotak makanan..
“Ini hidangkan nanti buat makan malam.” Ucap Erina sambil mengulurkan barang bawaan dia pada pelayan itu.
“Iya Mbak, Mbak Erina yang masak ya? Kata Ibu dan Mas Irawan masakan Mbak Erina sangat enak...” ucap pelayan itu sambil tersenyum dan menerima satu kantong plastik besar yang berat berisi box box makanan. Erina diam saja dan cepat cepat melangkah masuk ke dalam rumah mewah itu. Erina memang sudah biasa masuk ke dalam rumah itu.
Langkah kaki Erina langsung menuju ke lantai dua tempat kamar Irawan berada.. Rumah Juragan Handoko berlantai tiga meskipun lahan pekarangan rumahnya sangat luas, tetapi tetap membangun rumah secara vertikal mungkin agar terkesan lebih megah atau dalam rangka menghemat lahan pekarangan.
TOK
TOK
TOK
Erina mengetuk ngetuk pintu kamar Irawan namun pintu kamar itu tetap tertutup rapat.. Tangan Erina pun memutar pelan handel pintu dan mendorong daun pintu itu..
“Mas... “ suara lembut Erina sambil melangkah masuk ke dalam kamar dan menutup pintu kamar itu.
“Sedang mandi Mas Irawan.” Gumam Erina yang melihat lampu kamar mandi di dalam kamar itu menyala dari balik glass block yang ada di dinding di atas pintu kamar mandi. Erina melangkah menuju ke tempat tidur Irawan dan merebahkan tubuh nya di sana..
Sesaat pintu kamar mandi terbuka dan muncul sosok Irawan yang tubuh nya terlihat segar karena habis mandi..
“Kamu sudah sampai sini Beb...” ucap Irawan yang tubuhnya hanya memakai boxer saja.
“Iya Mas.. itu makanan sudah aku berikan sama Ibu Pelayan di bawah..” ucap Erina sambil memiringkan tubuhnya menatap tubuh kekar Irawan yang begitu dia rindukan..
“Terima kasih Beb.. Papa dan Mama pasti makin sayang sama kamu...” ucap Irawan sambil terus melangkah mendekati tempat tidur di mana Erina berbaring..
“Bagai mana Mas? Surat izin dari Bapak ngaruh ga? Aku sudah bilang ke Bapak agar tidak begitu mudah memberi surat izin pada orang lain.” tanya Erina masih terus menatap wajah dan tubuh Irawan..
“Ngaruh banget, kamu memang pinter Beb... Semua hasil hutan pasti akan menjadi milik kita Beb...” ucap Irawan sambil mencium bibir Erina..
Erina pun membalas ciuman bibir Irawan. Ciuman Irawan turun pada ceruk leher Erina tangan Irawan juga sibuk membongkar bongkar blues yang dikenakan oleh Erina.. tangan Erina pun mengusap usap punggung Irawan.
Dengan cepat pula Irawan melepas pengkait bra yang dipakai oleh Erina.. Ciuman bibir Irawan pun berpindah pada dua bukit kembar Erina yang montok.. Mulut Erina sudah mendesah menikmati permainan lidah Irawan di atas puncak bukit kembarnya nya. Bagian bawah Erina sudah berkedut kedut ingin mendapat perlakuan yang sama pula. Tangan Erina mulai membuka pengait dan ritsleting celana jeans nya..
Akan tetapi dia terkaget saat Irawan menghentikan ciuman di dua bukit kembarnya..
“Mas, mau ke mana aku sudah tidak tahan...” suara parau Erina yang melihat Irawan justru turun dari tempat tidur dan melangkah pergi dengan cepat cepat menuju mini pantry..
“Kamu lepas semua pakaian kamu, aku punya satu permainan seru..” ucap Irawan yang terus melangkah menuju ke mini pantry..
Sesaat kemudian..
“Mas, bawa apa itu?” tanya Erina saat melihat Irawan membawa satu mangkok berisi cairan kental putih krem.
“Ini royal jelly hutan..” ucap Irawan sambil membalurkan royal jelly itu pada bagian dada Erina dan terus turun ke bawah.. Erina hanya menurut dan pasrah saja.. Bahkan dia mencolek cairan kental itu dengan jarinya dan dia cicipi ..
“Enak Mas..” ucap Erina setelah merasakan cairan kental itu..
“Hmmm ..” gumam Irawan lalu dia menjiilati royal jelly yang sudah ada di kulit tubuh Erina.. Erina pun mendesah menikmati setiap permainan lidah Irawan.. Apalagi saat permainan sudah di bagian tubuh intinya..
Irawan cepat cepat melepas celana boxer nya dan dia pun segera memasukkan barangnya yang sudah mengeras pada bagian inti Erina yang telah basah.. sepasang kekasih itu melepaskan gairah nya hingga malam hari. Mereka berdua tidak peduli pintu kamar diketok ketok pelayan untuk memberi tahu makan malam sudah tiba.. Mereka terus memadu kasih hingga dini hari, ke luar kamar sebentar untuk makan dan berlanjut lagi.. Khasiat royal jelly yang dikonsumsi oleh Irawan benar benar membuat dia tidak ingin berhenti menggempur Erina.
Waktu terus berlalu dan pagi hari pun telah tiba.. Sementara itu di rumah Nenek Marmi, Sehabis sembahyang subuh Mawar Ni dan Nenek sibuk di dapur menyiapkan sarapan buat orang orang tersayang nya.
Kehadiran Ayu dan Bagas di rumah tidak menjadikan beban buat dirinya akan tetapi justru membuat dirinya bersemangat menjalani hari hari nya..celoteh dan tingkah lucu dua bocil itu sangat menghibur dirinya menjalani manis, pahit, asin, asam, gurih hari harinya.. Nenek pun juga terhibur dengan ada nya Ayu dan Bagas.
Sesaat Mawar Ni terlonjak kaget saat melihat mangkok tempat dia merendam padi hutan..
“Nek itu padi baru semalam kok sudah berkecambah ya.. biasanya padi direndam dua hari baru berkecambah. ” gumam Mawar Ni yang melihat benih benih padi hutan sudah mulai berkecambah..
“Wah iya Ni, kamu harus cepat cepat semai tapi hati hati kalau dimakan ayam..” ucap Nenek yang juga melihat padi padi sudah berkecambah di dalam mangkok .
“Iya Nek aku harus siap siap menyemai padi itu.. aku semai saja dalam besek, sambil menyiapkan tempat untuk menanam padi padi itu.. Aku nanti ke balai desa paling jam delapan Nek.” ucap Mawar Ni lalu dia mengambil besek, kotak dari anyaman bambu bekas tempat nasi kenduri. Mawar Ni keluar dari pintu belakang dapur akan mengisi besek itu dengan tanah..
Namun Mawar Ni terlonjak kaget lagi saat mendengar suara berdengung dari kotak kotak sarang lebah...
NGUUUUNNNGGGGG
NGUUUUNNNGGGGG
Koloni lebah lebah keluar dari kotak kotak itu dan terbang tinggi meninggalkan kebun belakang Nenek Marmi..
“Mereka pergi, bagaimana kalau mereka tidak lagi kembali ke sini...” gumam Mawar Ni dengan nada sedih..
“Ni, lebah lebahnya pergi ya?” teriak Nenek yang juga mendengar suara dengungan keras di atas genting dapur..
“Iya Nek, mereka pergi..”
“Waduh, bagaimana kalau tidak kembali Ni, kamu sudah beli banyak papan kayu untuk membuat kotak kotak..” ucap Nenek Marmi dengan nada sedih..
“Entahlah Nek.” Ucap Mawar Ni dengan nada sedih dan sambil melanjutkan menyemai padi padi yang sudah berkecambah dalam besek, harapan baru nya untuk menanam dan mengembangkan padi langka.