Nabila tidak pernah membayangkan jika harus di hadapkan dengan situasi rumit seperti ini, dirinya harus terjebak dengan pernikahan semu bersama dengan seorang pria yang bernama Revan Alvaro.
Di usia pernikahan yang ketiga tahun ini dirinya harus berpisah karena Revan sudah ada wanita lain yang sejak dulu singgah di hatinya.
Nabila pun berusaha menerima semua keputusan Revan, dan tanpa dirinya tahu ternyata Allah sudah menitipkan janin di balik perceraiannya itu. Apakah Nabila bisa menemukan kebahagiaannya setelah ini?? temukan jawabannya hanya di manga toon.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ayumarhumah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 15 menelan kekecewaan
Di kediaman Revan, saat ini bayi mungilnya sedang mengalami demam yang begitu tinggi, dan di saat yang bersamaan pula Andah tidak ada di rumah, sedangkan suster yang mengasuh Ziona begitu bingung karena memang di rumah majikannya ini tidak ada orang satu pun terkecuali para asisten rumah tangga.
"Mbak gimana ini Nona Ziona panasnya tidak mau turun?" tanya suster Ziona, kepada, asisten rumah tangga Revan.
"Sudah kamu beri obat penurun panas," sahut asisten rumah tangga itu.
"Sudah, setelah minum obat langsung dingin tapi setelah beberapa jam kemudian panas kembali," ucap suster tersebut.
"Ya sudah, kita bawa ke rumah sakit saja, dari pada nanti tambah parah kalau tidak segera ditangani," sahut asisten rumah tangga Revan.
Setelah itu keduanya langsung pergi ke rumah sakit dari salah satu mereka sudah ada yang menghubungi majikannya, tapi lagi-lagi nomor keduanya masih belum aktif.
Sesampainya di rumah sakit mereka berdua langsung membawa baby Ziona, masuk. di ruang UGD saat ini baby Ziona langsung di tangani oleh dokter yang berjaga. Suster Ziona saat ini sedang syok pasalnya nomor majikannya masih belum ada yang aktif sebenarnya mereka ini sedang ada di mana sehingga begitu sulit untuk di hubungi.
Beberapa jam kemudian baby Ziona sudah ada di kamar inapnya, kata dokter baby Ziona mengalami demam dan dehidrasi, beruntung baby Ziona segera di bawa ke rumah sakit, kalau terlambat sedikit saja maka akan memperburuk kondisi bayi tersebut.
Hari pun sudah menjelang malam, setelah mendengar kabar dari pembantu yang ada di rumahnya, akhirnya Revan langsung segera menuju ke rumah sakit, dia begitu terkejut saat mengetahui anaknya di ruang inap hanya di temani suster, dan juga salah satu pembantunya yang lain.
"Sus, ibu di mana?" tanya Revan.
"Maaf Tuan sedari tadi ibu tidak pulang dan nomornya pun tidak aktif," terang suster Ziona.
"Apa! Terus gimana keadaan Ziona," ucap Revan.
"Alhamdulillah keadaan nona Ziona sudah membaik dan demamnya pun sudah menurun," Sahut suster tersebut.
Revan begitu geram dengan tindakan yang dilakukan oleh Andah, hanya gara-gara pertengkarannya tadi malam bersama Revan dia tega meninggalkan putrinya yang terbaring lemas di rumah sakit.
"Sayang maafkan Daddy ya, mulai sekarang Daddy akan ada di samping Ziona," ucap Revan sambil mencium kening baby Ziona.
Mungkin saat ini yang ada di hatinya hanya Ziona bahkan Revan melupakan janjinya yang sudah bertekad baik untuk menemui buah hatinya yang bersama Nabila, namun keinginan itu harus sirna karena Andah mengetahuinya dan karena masalah itu, istrinya merajuk bahkan sampai saat ini Andah masih belum bisa di hubungi.
"Sus Ziona tadi minum ASI nggak?" tanya Revan.
"Sudah dua hari nona Ziona minum susu formula, untuk makanan pendamping pun nona kesulitan untuk makan, kayaknya nona Ziona lebih suka dengan ASI ibunya dari pada susu formula Tuan," ucap suster Ziona.
"Ya, sudah kalau begitu, suster jaga dulu Ziona, saya mau keluar sebentar," ucap Revan.
******
Di tempat lain saat ini Nabila harus menelan pil pahit, pasalnya wanita tersebut beberapa hari yang lalu bisa berinteraksi secara baik dengan ayah dari ketiga anaknya, tapi lagi-lagi Revan tidak datang hari ini juga, rasa marah kecewa kini dia tumpahkan begitu saja, padahal Revan sendiri yang berjanji ingin menemui buah hatinya untuk yang pertama kali, tapi lagi-lagi Nabila di buat kecewa dengan tidak hadirnya sosok ayah dari anaknya itu.
'Tega sekali kamu mas, membohongi anak-anak mu, saya pastikan sendiri suatu saat nanti kamu akan menyesalinya, mereka ini anak-anak kandung mu darah dagingmu sendiri, baik jika ini mau mu, maka selamanya kamu tidak akan pernah melihat wajah dari mereka bertiga,' ucap Nabila dalam hati.
******
Hari-hari pun sudah di lewati dengan penuh lika-liku warna kehidupan, begitu juga dengan anak-anak Nabila yang saat ini sudah genap berusia 5 tahun, tidak terasa sudah bayi-bayi yang dulunya selalu ada di dalam box bayi, setiap malam selalu begadang mencari sumber makanannya, sekarang sudah masuk sekolah taman kanak-kanak.
Hal ini yang membuat Nabila semakin bahagia, sampai-sampai dia tidak terpikir untuk mencari pendamping hidup, selama lima tahun menetap di kota pempek ini Nabila kerap dekat dengan beberapa laki-laki namun kedekatannya hanya sebatas teman saja, tidak lebih.
Hingga pada suatu ketika ada seorang pemuda, cucu dari rekan bisnis kakek Nabila dulu, pria tersebut bernama, Syailendra Abimanyu, sosok seorang pemuda yang mampu membuat Nabila sedikit membuka hatinya karena kebaikannya terhadap anak-anak Nabila, Abi terlihat sangat telaten dalam menghadapi ketiga anak-anak Nabila.
"Bil, kita sudah saling mengenal semenjak satu tahun yang lalu, apa tidak terpikir untuk kita menuju jenjang yang lebih serius gitu," ucap Abi.
"Aku, tidak tahu Bi, harus memberi jawaban apa, saat ini yang aku pikirkan hanya ketiga anakku. Aku takut jika diriku memutuskan untuk berkomitmen terhadap orang lain, yang pada akhirnya tidak bisa menerima kehadiran anak-anak ku," terang Nabila.
"Aku sudah siap dengan segala konsekuensinya Bil, sedari dulu aku mengenalmu sudah memiliki ketiga anak, yang sangat menggemaskan itu, maka ketika aku memutuskan untuk berkomitmen dengan dirimu, aku Syailendra Abimanyu sudah sangat siap dan menerima anak-anak mu seperti anakku juga," kata Abi meyakinkan.
"Tapi, aku masih belum siap," ucap Nabila ragu.
"Aku harus melakukan apalagi untuk membuatmu percaya Bil?" tanya Abi.
"Entah lah, beri aku waktu satu Minggu saja, untuk memikirkan semua ini," ucap Nabila yang membuat Abi sedikit lega.
"Ya sudah, satu Minggu ya Bil jangan lebih, soalnya aku sudah tidak sabar untuk segera hidup bersama mu," sahut Abi.
"Baik, kalau begitu aku pamit pulang dulu ya," ucap Nabila yang di angguki oleh Abi.
Di perjalanan menuju pulang, rasanya saat ini Nabila begitu kepikiran dengan jawaban yang dia berikan tadi kepada Abi, pria itu dari dulu memang sangat baik kepada Nabila dan keluarganya, bahkan Abi cukup dekat dengan anak-anaknya, apa mungkin saatnya dia harus mengakhiri masa sendirinya, lagian anak-anaknya pasti sangat membutuhkan figur seorang ayah.
Tidak terasa akhirnya mobil yang membawa dirinya sudah masuk ke halaman rumah nya, Nabila begitu bahagia melihat ketiga buah hatinya sedang asyik bermain bersama nenek dan kakeknya, di dalam hati Nabila berpikir untuk segera menemukan jawaban yang pas, maka dari itu, dirinya harus berdiskusi mengenai hal ini bersama kakek dan neneknya nanti.
"Assalamualaikum kesayangan ibu," sapa Nabila dengan salam.
"Waalaikum salam ibu," sahut ketiganya sambil berhamburan memeluk ibunya.
"Sayang, gimana tadi kalian di sekolah, nakal nggak, anak-anak ibu ini?" tanya Nabila.
"Enggak lah Bu, oh iya. Minggu depan kata ibu guru, ada fashion show antara anak dan ayah, berhubung ayah kita tidak ada, boleh nggak kita mengajak Om Abi untuk tampil bersama kita bertiga di acara fashion show tersebut," ucap si sulung Shaka.
"Nanti ibu kabari om Abi dulu ya, semoga saja dia tidak sibuk," sahut Nabila.
Anak-anak itu begitu riang ketika mendengar jawaban dari ibunya yang tidak menolak kalau mereka akan mengajak Om Abi. Pada dasarnya mereka hanya seorang anak yang haus akan kasih sayang seorang ayah, semenjak kejadian lima tahun itu, sampai sekarang tidak ada lagi kabar dari Revan, mungkin begitu besar rasa cinta Revan terhadap Andah sehingga dirinya lupa kalau sebenarnya ketiga anaknya yang di sini juga membutuhkan kasih sayangnya.
Anak-anak Nabila tergolong anak-anak yang aktif, mereka semua sejak kecil selalu di ajarkan hidup mandiri tak ayal anak dari Nabila memiliki kepribadian yang baik, dan selalu mengerti dengan apa yang terjadi di kehidupan orang tuanya, Nabila memang memberi tahu tentang perpisahannya dengan Revan kepada anak-anaknya, hal itu bertujuan agar supaya anaknya tidak menanti-nanti kedatangan ayahnya.
Sakit memang rasanya jika harus memberi tahu kepada anak-anak jika ayah ibunya sudah berpisah, tapi meskipun begitu Nabila hanya memberi tahu hal-hal yang bersifat umum saja, seperti ibu dan ayah sudah berpisah, dan ayahmu tidak pernah datang karena memang rumah kita sangat berjauhan, mungkin contoh kecil itu yang selalu Nabila ungkapkan terhadap anak-anaknya.
Zahra yg dibisik aku yg kaget dan mukaku merah padam krna nahan malu 😍😍😍
mau kabur atau diusir bisa lah duduk teras bntr nunggu hjn reda br pesan grab yg sllu online. klo dia jln pake mantel ujan msh ok lah..
yahh namanya alur dibuat dramatis tp kdg tak logis..ngikut aja dan jg crta bagus n rapi
TAMAT