Aurora, seorang CEO yang merupakan gadis multitalenta harus merenggang nyawa karna keserakahan tangan kanannya sendiri yang berniat merebut perusahaan yang dia bangun sejak dulu.
Ketika sebuah peluru terlepas menembus jantungnya, Dan di detik kemudian gadis itu telah berada di dunia yang berbeda.
Jiwanya menempati tubuh putri dari seorang jendral perang yang terkenal dengan sampah karna tidak mampu berkultivasi.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon pio21, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Serigala putih tingkat 3
Hong Yini turun dari kudanya di susul dengan salah satu gadis memakai pakaian bewarna biru muda juga turun dari kuda miliknya.
"Salam Tuan besar Bai, Jendral Bai"
Ucap kedua gadis itu dengan serempak.
"Bagaimana kabarmu nak?"
Tanya tuan besar Bai yang melihat cucu dari penatua Hong.
Dia menatap takjub pada gadis itu yang kini telah menginjak alam bumi tingkat 2, meski tingkat pencapaiannya masih berada di bawah cucunya namun itu pengecualian, baginya cucunya itu adalah monster terobosan, Dimana kini gadis itu menginjak alam langit tingkat 1 dalam waktu singkat.
Benar benar terlalu sulit untuk di percaya.
Dia kemudian menatap gadis di sebelahnya, Tidak jauh berbeda gadis itu menginjak alam bumi tingkat 1.
"Baik tuan besar Bai"
Hong Yini menjawab dengan sopan.
"Ahh ini temanku, kenalkan dia Wei Zian"
Gadis yang di sebut Wei Zian membungkukkan badannya.
Hong Yini mengedarkan pandangannya, Pandangannya jatuh pada sosok wanita muda yang membuatnya terkagum.
Dia bisa menebak jika wanita itu adalah bibi dari Meilan, mereka memiliki aura yang begitu kuat, namun Jika wanita itu memiliki aura yang terasa begitu agung maka berbeda dengan aura Meilan terasa begitu misterius.
Dan kecantikan mereka berdua benar benar sulit untuk di jelaskan terlalu sempurna untuk di gambarkan.
Dan pandangan Hong Yini kemudian terjatuh pada sosok gadis kecil yang berdiri di antara Meilan dan wanita muda itu.
"Kau"
Hong Yini terpaku beberapa saat.
Tidak menyangka jika syarat yang di ajukan oleh kakeknya berhasil di penuhi oleh gadis itu, Mouzu benar benar berhasil membuka Meridiangnya, dan kini gadis kecil itu akan ikut bersama mereka ke akademi Qiancheng.
Mereka semua bisa mengerti keterkejutan Hong Yini, karna mereka juga bereaksi sama saat melihat tingkat kultivasi Mouzu.
"Nona Hong Yini, mohon bimbingannya"
Mouzu berkata sambil membungkukkan badannya.
Hong Yini menganggukkan kepalanya.
"Sebaiknya kita berangkat, Akan lebih baik jika kita tiba di kota Jingfu sebelum matahari terbenam"
Ucap Hong Yini kemudian dimana di angguki oleh mereka.
Setelah pamit mereka segera berangkat dengan kuda mereka masing masing, terkecuali Mouzu yang berada di atas kuda yang sama dengan Meilan.
Mereka berjalan menyusuri hutan dengan Hong Yini berada di depan karna telah mempelajari peta yang di berikan kakeknya jauh jauh hari.
Mereka terus memacu kuda mereka kedalam hutan, karna menurut dari peta mereka harus melewati hutan lalu sampai di kota Jingfu lalu kembali memasuki hutan hingga tiba di akademi Qiancheng.
Suara tapakan kuda yang cukup keras memecah kesunyian hutan, Hong Yini terus memacu kuda mereka hingga selang 1 jam mereka memutuskan untuk beristirahat.
Meilan mengeluarkan botol minumnya beserta yang lain, menegak botol minuman mereka hingga tandas.
"Hutan ini terasa begitu menyeramkan"
Wei Zian membuka suaranya ketika memperhatikan suasana hutan dimana kini mereka berada.
"Ya kau berharap suasana hutan seperti apa? Seperti pasar?"
Hong Yini tampak merotasi malas mendengar celotehan temannya itu.
Sedangkan Meilan dan Sashuang terdiam, mereka memperhatikan sekeliling mereka dengan teliti.
"Astaga ini tulang apa? Kasihan sekali"
Wei Zian kembali bersuara ketika melihat sebuah tulang yang tidak jauh dari posisinya, mata gadis itu berkaca kaca.
Hong Yini yang melihat itu hanya bisa mendesah pelan, tingkah temannya itu terasa begitu aneh menurutnya, jika orang lain mengatakan gadis itu terlalu baik maka menurut Hong Yini gadis itu bersikap layaknya orang bodoh.
Jika kalian penasaran maka lihatlah nanti.
"Untuk apa kau menangisi sesuatu yang bahkan tidak kau ketahui"
Hong Yini menatap jengah ke arah temannya.
"Hong Yini kau ini tidak berperasaan sekali, sekalipun tulang ini tulang hewan tetap saja sangat kasihan bagaimana jika tulang ini milik dari seorang induk yang tengah mencari makanan untuk anaknya"
Jelas Wei Zian dengan air mata yang telah bercucuran
"Diamlah"
Ucap Meilan dengan tiba tiba yang membuat mereka sedikit terkejut namun tetap mengunci mulut mereka.
"Itu bukan tulang hewan, perhatikan baik baik itu tulang manusia"
Ucap Sashuang kemudian
Kini Hong Yini dan Wei Zian memperhatikan tulang tersebut dengan teliti, dan dalam beberapa detik mata mereka menyusut ketika melihat struktur tulang tersebut benar benar seperti tulang manusia.
Wei Zian meneguk ludahnya kasar.
"Sudah kukatakan jika hutan ini begitu menyeramkan"
Ucap Wei Zian dengan bulu buku di tubuhnya sudah merinding
"Diamlah"
Wei Zian kembali mengunci mulutnya ketika Meilan menegurnya dengan datar.
Tubuh mereka seketika mematung ketika mendengar lolongan serigala yang tidak jauh dari posisi mereka saat ini.
"Kita akan pergi, bergeraklah dengan hati hati"
Ucap Meilan kembali.
Mereka segera menganggukkan kepala mengerti, seperti dengan perintah Meilan kini mereka bergerak dengan hati hati dengan sebisa mungkin tidak mengeluarkan suara
Namun dalam langkah Wei Zian kemudian, gadis itu tanpa sengaja menjatuhkan botolnya dan membentur sebuah batu hingga membuat suara nyaring di telinga
Tubuh Wei Zian kini gemetar takut
"Maaf"
Ucapnya dengan lirih
Hong Yini melototkan matanya.
"Kau benar benar bodoh"
Desis gadis itu.
"Shitt"
Meilan mengumpat ketika melihat sekumpulan serigala putih bergerak mengepung mereka tanpa menyisahkan sedikit tempat untuk berlari.
Mereka segera mengambil senjata mereka masing masing, sedangkan Meilan kini melepaskan serangannya, puluhan panah es meluncur kearah serigala itu namun serangan itu tidak memiliki dampak apapun.
"Serigala putih tingkat 3, Dia tidak akan mempan dengan serangan panah es Meilan"
Ucap Sashuang yang memilih menghantam tubuh harimau putih dengan kepalan tinjunya.
"Sial"
Meilan kembali mengumpat
Mau tidak mau kini dia hanya bisa menyerang dengan seluruh kemampuannya, dia melayangkan kepalan tinjunya dengan menggila, mendapatkan serangan tersebut membuat serigala putih itu tampak ragu untuk kembali menyerang.
Sedangkan di sisi lainnya, Hong Yini mencoba menyerang menggunakan pedang miliknya, namun sialnya goresan goresan yang di ciptakan pedangnya tidak meninggalkan luka apapun.
Dia sedikit melirik ke arah temannya, dia tampak melongo saat melihat Wei Zian hanya menghindar sejak tadi dari serangan serigala putih.
"Hajar serigala itu bodoh, apa gunanya menghindar"
Hong Yini berteriak di tengah tengah dia melemparkan serangannya pada serigala di hadapannya.
"Aku tidak tega Hong Yini, lihatlah perut serigala itu besar sepertinya dia sedang hamil, aku benar benar tidak mampu melukainya"
Ucap Wei Zian yang dengan gesit menghindari serangan serigala tersebut.
Rasanya Hong Yini ingin menggeplak kepalanya temannya saat ini.
"Kalau kau tidak rela, maka relakan saja dirimu di makan oleh serigala hamil itu, jangan berharap agar kami menolongmu nanti"
Timpal Hong Yini Kemudian.
"Kau ini kejam sekali"
Wei Zian berkata dengan lemah, dia kemudian menatap ragu serigala tersebut.
"Hiyaaaaaa"
Wei Zian melepaskan tinjunya yang tepat mengenai dahi serigala tersebut dan menciptakan gelombang sakit di tangannya.
"Ahh sakit sekali"
Desis gadis itu
Namun melihat serigala itu mundur kebelakang karna serangannya membuat gadis itu tersenyum.
"Serang Dahi mereka, Itu adalah titik kelemahannya"
Teriak Wei Zian dengan lantang.