*Juara 1 YAAW 9*
Tiga tahun mengarungi bahtera rumah tangga, Vira belum juga mampu memberikan keturunan pada sang suami. Awalnya hal ini tampak biasa saja, tetapi kemudian menjadi satu beban yang memaksa Vira untuk pasrah menerima permintaan sang mertua.
"Demi bahagiamu, aku ikhlaskan satu tanganmu di dalam genggamannya. Sekalipun ini sangat menyakitkan untukku. Ini mungkin takdir yang terbaik untuk kita."
Lantas apa sebenarnya yang menjadi permintaan ibu mertua Vira? Sanggupkah Vira menahan semua lukanya?
Ig. reni_nofita79
fb. reni nofita
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mama reni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 16. Meminta Weny Menjadi Madu
Vira menatap tajam wanita yang ada dihadapkannya saat ini. Walau yang meminta Weny menjadi istri kedua Yudha adalah mertuanya, tapi Vira tidak habis berpikir dengan wanita itu. Kenapa dia mau saja menjadi madu, dan istri kedua dari suaminya?
"Aku datang untuk meminta kesediaan kamu untuk menjadi istri kedua suamiku, tepatnya menjadi maduku," ucap Vira.
Walau dia berusaha tegar, tapi tetap terasa sesak ketika harus mengatakan itu secara langsung. Vira menarik napas dalam. Dia telah bertekat harus kuat. Jangan lemah, apa lagi sampai menangis dan mengiba pada wanita ini.
"Apa aku tidak salah dengar? Apa kamu yakin memintaku menjadi istri kedua Yudha?" tanya Weny dengan wajah angkuh.
"Aku yakin. Atau kamu yang tidak siap jadi istri kedua? Aku bisa mencari wanita lain jika kamu tidak siap?"
Weny langsung berubah duduknya. Dia tidak ingin kehilangan kesempatan ini. Dari awal bertemu, dia telah jatuh cinta. Cuma Yudha begitu sulit didekati.
Namun, waktu berpihak padanya. Pimpinan perusahaan mengangkat dirinya menjadi sekretaris dari Yudha yang saat itu juga diangkat menjadi manajer.
Sejak saat itu hubungannya dengan Yudha makin dekat. Namun, pria itu tetap sulit didekati. Dia masih setia dengan istrinya.
Lagi-lagi waktu berpihak pada Weny, pekerjaan kantor yang belum dikerjakan, diminta Yudha untuk dikerjakan dirumah. Awal mendengar alasan pria itu membawa pekerjaan ke rumah membuat Weny cemburu. Yudha mengatakan ingin lembur di rumah saja agar istrinya tidak curiga. Dia juga tidak bisa lama-lama jauh dari istrinya. Beruntung ternyata ibu pria itu menyukainya.
Sepertinya jalan Weny untuk dapat dekat dengan Yudha makin terbentang luas karena ternyata ibu Yudha tidak menyukai istrinya. Weny mulai mencari perhatian.
"Aku bersedia menjadi istri keduanya Mas Yudha, dengan satu syarat," ucap Weny dengan tersenyum licik.
Vira yang dapat membaca jika Weny sangat mencintai suaminya, berusaha memainkan perasaan wanita itu. Dia ingin mengerjainya.
"Aku tidak memberikan kamu untuk memilih atau mengajukan syarat. Jika kamu keberatan berarti aku bisa mencari wanita lain. Aku yakin Yudha mau mengikuti saranku," ujar Vira.
"Baiklah, karena tante Desy dan kamu yang sangat menginginkan aku menjadi istri kedua Mas Yudha, aku bersedia."
"Kenapa tidak menjawabnya dari tadi? Karena kamu bersedia menjadi istri Mas Yudha, aku ingin kamu tahu kewajibanmu!" ucap Vira dengan tersenyum licik.
"Kewajibanku?" tanya Weny. Dahinya berkedut. "Apa lagi ini? Kewajiban apa yang wanita itu inginkan," ucap Weny dalam hatinya.
"Sebagai seorang istri kamu wajib membereskan rumah, mencuci pakaian, dan masak. Semua itulah kewajibanmu," ucap Vira masih dengan tersenyum penuh makna.
"Aku mau menikah dengan Yudha sebagai istrinya, bukan mau menjadi pembantunya!"
"Aku juga begitu. Namun, itu di luar kemauan. Sebagai istri,. semua itu juga merupakan kewajiban kita."
"Lalu kerja kamu apa, jika semua pekerjaan rumah aku yang lakukan?" tanya Weny dengan suara sedikit keras.
"Dan apa gunanya kamu sebagai istri kedua jika aku masih mengerjakannya?" tanya Vira.
"Omong kosong apa ini? Aku akan bertanya pada Tante Desy, apa benar semua itu harus aku kerjakan," ucap Weny.
Vira tampak tertawa dengan ucapan Weny. Pasti mau mengadu pada mertuanya semua yang dia katakan dan ucapkan. Vira yakin nanti Weny akan medramatisir pertemuan ini. Namun, Vira sudah tidak takut lagi. Hatinya telah beku.
...****************...
Selamat Pagi. Greget ya lihat tingkah Weny. Mama mau beri bonus visual, biar halunya makin lancar.
Vira
Yudha
Weny