Arumi Khoerunisa, seorang wanita yatim piatu yang peristri oleh seorang pria yang selalu saja menghina dirinya saat dia melakukan kesalahan sedikit saja.
Tapi kehidupan seketika berubah setelah kehadiran tetangga baru yang rumahnya tepat disampingnya.
Seperti apakah perubahan kehidupan baru Arumi setelah bertemu tetangga baru?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon rishalin, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 16
"Maafin aku, Arumi" lagi-lagi hanya itu yang bisa diucapkan oleh Ibrahim. Sedang aku terus menangis di hadapannya.
Arumi hanya bisa diam dan tak bisa berkata-kata. Arumi masih merasa sangat syok dengan kenyataan yang baru saja ia ketahui.
"Tapi dengerin aku dulu, Arumi."
Ibrahim meraih kedua pundak pundak Arumi lalu mengangkat wajah Arumi yang sebelumnya menunduk seraya terisak.
"Aku gak sengaja melakukan itu, Arumi. Aku beneran gak ada niat buat nyakitin kamu dengan berbuat hal kaya gitu."
"Maksud kamu apa, Mas?" tanya Arumi masih diiringi tangis yang kian menjadi.
"Semalam aku minum-minum sama temen kerja aku, di kantor. Aku minum terlalu banyak. Dan paginya, aku udah ada di hotel sama salah satu teman wanitaku." Jawab Ibrahim menjelaskan.
"Sumpah, Arumi, aku gak ingat apa-apa. Aku gak ingat apa aja yang udah aku lakuin semalaman sama dia. Entah aku udah melakukannya sama teman wanitaku itu atau enggak, aku sama sekali gak tau."
Mendengar penjelasan Ibrahim, Arumi semakin tak bisa berkata-kata. Yang Arumi lakukan hanya terus memukul dada Ibrahim.
"Kamu jahat, Mas! Kamu udah jahat sama aku!" Ucap Arumi dengan tangis yang masih terdengar.
Ibrahim dengan cepat memeluk Arumi dan berusaha menenangkannya.
Sedangkan Arumi hanya bisa pasrah, ia tak bisa menolak apa yang tengah di lakukan Ibrahim. Kini Arumi hanya bisa menangis di pelukan pria yang sudah mengecewakannya.
***
Beberapa hari berlalu,
"Sayang, kamu belum tidur?" tanya Ibrahim saat ia masuk kedalam kamar dan melihat Arumi masih duduk di atas ranjang sambil serius membaca buku yang ada di tangannya.
"Belum, Mas." jawab Arumi tanpa menoleh.
Ibrahim kini ikut naik ke atas ranjang dan mendekati Arumi lalu duduk tepat di sampingnya.
"Kamu lagi baca apa, Sayang?" tanya Ibrahim sambil mengecup bahu polos Arumi yang hanya menggunakan baju tidur tanpa lengan.
"Cuma novel, Mas." jawab Arumi singkat.
"Lagi seru banget, ya?" ucap Ibrahim lagi, yang sekarang mulai melingkarkan kedua tangannya di pinggang Arumi.
Tapi dengan cepat Arumi melepaskan kedua tangan itu.
"Lepasin, Mas!" Protes Arumi.
Setelah mengetahui perselingkuhan Ibrahim, Arumi memang suda memaafkannya. Arumi sedikit percaya kalau Ibrahim melakukannya tanpa sengaja.
Namun hatinya tetap saja masih sakit. Arumi tak mungkin melupakan kesalahan Ibrahim begitu saja. Sampai setiap apa yang dia lakukan Ibrahim terhadap Arumi, membuat Arumi jadi sedikit jijik pada pria itu.
Bayang-bayang Ibrahim yang sedang tidur dengan wanita lain, terus saja berputar di kepala Arumi membuat rasa benci pada Ibrahim selalu tiba-tiba muncul.
Mungkin selamanya Arumi akan merasa kalau Ibrahim bukan lagi Suaminya yang dulu.
Begitu juga dengan hubungan mereka yang mungkin tak akan sama lagi seperti dulu.
Pemikiran itu kini seolah sudah terpatri dalam lubuk hati Arumi yang paling dalam.
"Sayang!" Ucap Ibrahim setengah berbisik.
Setelah mendapat penolakan dari Arumi, Ibrahim bukannya menghentikan apa yang tengah ia perbuat, ia justru malah semakin gencar melakukan aksinya.
Ibrahim kini memeluk pinggang Arumi dengan lebih erat, di susul dengan beberapa kecupan yang mendarat di leher dan punggung Arumi.
"Mas, diem ah!"
Arumi masih berusaha menolak, tapi beberapa saat kemudian Arumi tanpa sengaja mendesah saat Ibrahim menghisap ceruk lehernya.
"Kenapa masih nolak sih, Sayang? Bukannya kamu juga mau?" Bisik Ibrahim tepat di telinga Arumi.
"Mas Aku .... "
Saat Ibrahim hendak protes lagi Ibrahim sudah lebih dulu mendorong tubuh Arumi sampai terbaring di atas ranjang.
Ibrahim dengan cepat melumat bibir Arumi. Agar Arumi tak bisa lagi mengucapkan kalimat penolakan seperti sebelumnya.
Ibrahim melumat bibir Arumi dengan lembut, tak lupa lidahnya turut ia mainkan di dalam sana.
Hal itu membuat Arumi sedikit terbuai oleh perlakuan Ibrahim hingga tanpa sadar Arumi membalas ciuman Ibrahim.
Mereka sama-sama terhanyut dalam kegiatan itu selama beberapa saat, apalagi kini tangan Ibrahim mulai meraba area-area sensitif Arumi.
Arumi mulai pasrah saat Ibrahim melepas baju tidur yang tengah ia kenakan, membuat Ibrahim semakin leluasa itu meraba setiap inci tubuh Arumi, meski masih terhalang sehelai kain tipis.
"Emmmhhh... Uhhhh...." Lagi-lagi Arumi tak kuasa menahan desahannya.
Dan hal itu membuat Ibrahim semakin menikmati permainannya.
"Kenapa sayang? Kamu mau yang lebih dari ini?" Tanya Ibrahim dengan suara yang buat menggoda.
Arumi hanya bisa diam, tapi Ibrahim yang sudah hafal dengan semua respon Arumi.
Diamnya Arumi membuat Ibrahim berpikir kalau Arumi memang menginginkan lebih.
Sehingga Ibrahim kini mulai melepas dua kain tipis yang tersisa yang masih menutupi dua bagian sensitif Arumi.
Kedua tangan Ibrahim mulai meremas pelan kedua gunung kembar Arumi sambil sesekali memainkan dua bulatan hitam di puncaknya.
Tak puas dengan kedua tangannya yang nakal, bibirnya kini melumat lembut dua bagian kenyal tubuh Arumi yang berukuran cukup besar kalau dibandingkan dengan perempuan lain.
Salah satu bagian tubuh Arumi yang sangat di sukai Ibrahim.
"Ahhh ...." Suara desahan Arumi kini semakin nyaring terdengar.
Dan hal itu akibat ulah Ibrahim yang sangat lihai memainkan puncak dari kedua gunung kembar Arumi. Melumatnya dengan lembut sambil sesekali menghisap kuat bak seorang bayi yang tengah kehausan.
Tak sampai di situ saja. Sambil bibir Ibrahim yang terus bermain-main di kedua dada Arumi secara bergantian, satu tangannya mulai menyelusup ke bawah. Tepat di bagian intim Arumi.
Arumi seketika menggelinjang saat satu jari Ibrahim masuk di antara celah bagian intim Arumi yang tanpa terhalang sehelai benang pun.
Menyibak hutan lebat disana lalu memainkan jari tengahnya dengan lembut di bagian itu.
Dan terakhir, jarinya mulai menerobos masuk ke dalam lubang kenikmatan Arumi dan kembali bermain di tempat itu.
"Mas, ahhh!"
Arumi terus mendesah akibat gerakan jari tengah Ibrahim yang terus keluar masuk di area intim Arumi yang sudah terasa licin dan sangat basah.
"Kenapa, Sayang? Kamu udah gak tahan, ya? Mau kita mulai sekarang, Yang?" Ucap Ibrahim lagi, dan Arumi lagi-lagi hanya terdiam.
Sebuah respon yang membuat Ibrahim benar-benar melaksanakan apa yang ia katakan barusan.
Ibrahim akhirnya memulai adegan inti mereka dengan memasukkan cacing berototnya yang menerobos masuk menembus hutan lebat di bawah sana dalam sekali dorongan saja.
"Emmmhhhh ...."
Arumi seketika mendesah nikmat, tapi tiba-tiba saja bayang-bayang Ibrahim yang juga melakukan hal sama dengan wanita lain terlintas di pikiran Arumi.
"Apa wanita itu juga merasakan hal yang seperti ini? Apa dia juga mendesah sama kaya aku? Apa saat itu Mas Ibrahim juga sangat menikmatinya sama kaya sekarang?"
Pertanyaan-pertanyaan itu tiba-tiba memenuhi isi pikiran Arumi.
Pertanyaan yang kemudian disusul bayang-bayang imajinasi Arumi yang memperlihatkan saat Ibrahim sedang melakukan adegan penyatuan dengan wanita lain.
Adegan yang membuat Arumi seketika merasa jijik luar biasa.
Hingga tak lama kemudian Arumi mendorong tubuh Ibrahim untuk menjauh darinya.
Kedua tubuh yang sebelumnya sudah menyatu kini akhirnya terpisah begitu saja.
"Kenapa, Sayang?" Tanya Ibrahim yang kini terlihat kebingungan.
"Aku lagi gak mau melakukan itu, Mas." Jawab Arumi yang kini dengan cepat mendudukkan tubuhnya.
"Kenapa, tiba-tiba kaya gitu? Ayo dong, Sayang! Bukannya tadi kita udah sama-sama mau." Ucap Ibrahim dengan wajah memelas.
"Aku bilang, aku lagi gak mau melakukan itu, Mas!" Jawab Arumi yang merasa kesal.
****************
****************
dan jika saling sadar jika pernikahan termasuk dalam hal ibadah kpd Tuhannya, maka seharusnya Memiliki rasa Takut ketika melakukan hal diluar yg dilarang dalam suatu pernikahan itu sendiri....
walau bagaimanapun alasannya, alangkah baiknya jika diselesaikan dulu yg sekiranya sdh rusak...
Jika masih dalam suatu hubungan pernikahan itu sendiri, Jangan coba-coba melakukan hal yg berganjar: Dosa besar !!!!
bodohmu itu lho ,,