Nessa tidak menyangka akan terseret ke masa lalu. Dimana kerajaan-kerajaan berdiri dengan raja yang memiliki istri lebih dari satu.
Di kehidupan ini, Nessa justru menjadi seorang selir di dalam istana yang penuh intrik.
"Aku tidak pernah menjadi yang kedua ataupun kesekian kalinya. Aku akan menaiki tahta dan menjadi satu-satunya di istana ini!"
Yuk ikuti perjalanan Nessa menjadi ratu, serta terkuaknya asal usul sang mommy.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Putri Nilam Sari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kecerdasan Permaisuri
Zhang melihat istrinya melangkahkan kakinya dari pintu yang dibuka oleh penjaga itu. Dengan anggun dan percaya dirinya, Xiu melangkah dengan gaun indah nya yang berterbangan di sisi kanan dan kiri nya serta bagian belakang nya yang mengikuti langkahnya.
Semuanya menunduk memberikan hormat untuknya, Xiu menatap lurus ke arah suaminya yang duduk di singgasana nya.
"Kau kembali, sudah selesai berkeliling?" Tanya Zhang pada Permaisuri nya. Xiu memberikan penghormatan kepada suaminya sejenak, sebelum mengangkat kembali wajahnya.
"Ya, meskipun belum sepenuhnya. Lihat, aku menemukan sesuatu di pasar." Jelas Xiu sambil mengedarkan pandangannya ke sekeliling.
"Aku merasa sedang membicarakan ku. Apa itu?" Tanya Xiu.
"Permaisuri, anda tidak bisa mengambil keputusan sendiri."
"Aku hanya memberikan keputusan yang aku yakini Kaisar sendiri menyetujui nya." Ujar Xiu membalas perdana menteri.
"Tapi tetap saja, permaisuri tidak memiliki hak untuk itu."
"Yang mulia, aku menemukan masalah di pasar. Ada kasus pencurian yang terjadi. Tapi bukan itu masalah sebenarnya. Rakyat sendiri yang mengatakan, mereka kesulitan di musim dingin. Terutama untuk beras, bahkan mereka ada yang tidak mendapatkan nya." Jelas Xiu pada suaminya.
"Bisa jelaskan kepala menteri?" Giliran Zhang yang berbicara.
"Yang mulia, kebijakan ini merupakan kebijakan yang memberikan bantuan pada rakyat yang kurang mampu. Terutama di bidang beras, karena musim dingin yang berlangsung." Jelas kepala menteri.
"Lalu? Kenapa rakyat merasa tidak senang dengan itu? Mereka tetap merasa kesulitan? Siapa yang bertanggung jawab?"
"Perdana menteri Dang, Yang mulia."
"Kaisar, hamba sudah melaksanakan tugas hamba. Memberikan bantuan pada rakyat saat musim dingin." Jelas Mentri dang di hadapan kaisar.
"Lalu kenapa ada laporan seperti itu?"
"Kaisar, hamba tidak tau. Hamba tidak melakukan penyelewengan ataupun memotong keuangan nya."
"Kami tidak membahas tentang penyelewengan menteri Dang. Kenapa kau membahas nya sampai ke situ? Atau kau memang melakukan nya?" Menteri Dang tersentak ketika baru sadar apa yang ia bicarakan.
"Aku...."
"Kaisar, seperti yang kita ketahui. Biasanya orang akan berkata jujur tanpa ia sadari. Terlebih, ada dengan masalah yang ada dihadapannya."
"Permaisuri, hamba tidak melakukan nya."
"Kalau begitu apa alasannya? Sehingga rakyat berbicara seperti itu? Apa rakyat yang berbohong?"
"Kaisar. Sungguh, hamba tidak melakukan nya. Hamba mengabdi pada kaisar."
"Jadi Permaisuri ku yang berbohong, atau rakyat yang berbohong? Atau bagaimana perdana menteri?"
"Hamba tidak melakukan nya kaisar." Pria itu berlutut berulang kali dihadapan sidang istana.
"Kalau begitu kita bisa memeriksa pembukuan. Itu pasti ada di sana, kita bisa melihat di sana Yang mulia." Jelas Xiu yang membuat Mentri dang menjadi berkeringat diantara sujud nya.
"Ambil pembukuan nya! Sekretaris!"
"Baik kaisar." Suasana sidang istana semakin mencekam. Semua menteri dan pejabat lainnya terdiam ketika kaisar mengadili menteri Dang.
"Bisa kau jelaskan menteri?"
"Kaisar, hamba...."
"Penggal kepalanya besok di hadapan semua orang! Biar semua orang tau bahwa tidak ada tempat untuk pengkhianat dan pemakan hak rakyat ku!" Jelas Zhang dengan tegas membuat Mentri dang langsung memohon pengampunan.
"Ampun Kaisar, hamba memohon ampun. Ampun Kaisar."
"Kau melakukan kebohongan yang membuat ku muak. Prajurit!" Seketika prajurit langsung menangani Mentri dang yang terus memohon pengampunan.
"Masukkan dia ke penjara! Potong jari-jarinya sebelum penggal kepalanya!"
"Baik kaisar!"
"Kaisar, ampun Kaisar! Kaisar, hambar memohon ampun! Kaisar!"
Suara pengampunan itu perlahan menghilang dari ruangan sidang. Semua orang hanya bisa terdiam dan berbicara dalam hati mereka.
"Ini untuk pertama dan terakhir kalinya.... Aku mendengar hal ini. Aku ingin semua pembukuan dibawa ke meja ku setelah ini!"
"Baik Yang mulia!"
Zhang keluar dari sidang bersama istrinya, semuanya menunduk hingga kepergian keduanya. "Kau lihat Mentri Yin? Kaisar tidak main-main.... Dan Permaisuri.... Dia..."
"Segera bawa pembukuan ke meja raja. Dan setelah itu atur pertemuan dengan yang lainnya."
"Baik." Jelas pria itu.
"Aku tidak bisa meremehkan putri Xiong. Ternyata, dibalik kepura-puraan nya, dia sangat berbahaya." Dia berbisik kecil diantara keramaian yang mulai menghilang mengerjakan titah dari Kaisar.
***********
"Kapan kaisar akan pergi?" Zhang menoleh pada Xiu yang baru saja datang.
"Kenapa? Kau tidak sabar aku pergi?" Xiu menggeleng, sambil memperhatikan suaminya yang sedang melihat pembukuan.
"Bukan, tapi sebelum pergi. Alangkah baiknya kaisar beristirahat." Jelas Xiu.
"Kau mengajak ku tidur?" Sontak para pejabat yang sedang bertugas menemani kaisar batuk dan menunduk sambil mencoba menjauh dari sana.
"Istirahat Yang mulia. Jika tidur, rembulan belum hadir."
"Siapa yang tau, mungkin tidur siang?" Balas Zhang tidak mau kalah.
"Apa Yang mulia bisa tidur di saat seperti ini?" Tanya Xiu.
"Bisa, untuk sejenak. Lagipula ada Fei yg mengurus semuanya, bagaimana Fei?"
"Tentu Yang mulia." Balas pria itu.
"Apa kaisar tidak marah?"
"Mengenai keputusan yang kau ambil Permaisuri?" Xiu mengangguk.
"Kau membuat ku bangga, dan terlebih kau membuat masalah rakyat jadi terselesaikan."
"Tapi itu mungkin belum cukup untuk mengembalikan kepercayaan rakyat Yang mulia."
"Ya, itu benar. Setelah aku kembali dari pertempuran nanti. Aku akan melakukan perombakan tatanan istana. Atau, sepertinya permaisuri bisa untuk itu?"
"Aku tidak begitu pandai Yang mulia."
"Katakan, berapa banyak lagi kejutan darimu? Permaisuri?" Xiu menatap wajah itu.
"Mungkin Yang mulia, juga memiliki kejutan." Zhang tersenyum tipis akan itu.
"Kalau begitu, bersabarlah....."
************
"Pantau Kaisar dan juga permaisuri... Aku ingin sesuatu hal, sekecil apapun kau laporkan padaku."
"Baik tuan." Pria itu beranjak pergi.
Bersambung......
Jangan lupa like komen dan favorit serta hadiah nya ya terimakasih banyak 🥰🙏🙏