NovelToon NovelToon
Pernikahan Kedua

Pernikahan Kedua

Status: sedang berlangsung
Genre:Duda / Janda / Selingkuh / Cerai / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Percintaan Konglomerat / Healing
Popularitas:69.8k
Nilai: 5
Nama Author: Annisa sitepu

Pernikahan pertama yang hancur akibat orang ketiga membuat Adel terluka hingga memutuskan menutup hati. Ditambah ia yang belum bisa memberikan keturunan membuat semuanya semakin menyedihkan.

Namun, takdir hanya Tuhan yang tahu. Empat tahun berjibaku dengan bisnis yang ia mulai untuk melupakan kesedihan, Adel malah bertemu anak laki-laki tanpa kasih sayang seorang ibu.

Dari sana, di mulai lah kehidupan Adel, Selatan dan Elang. Bisakah mereka saling mengobati luka atau malah menambah luka pada masing-masing hati. Terungkap juga kisah masa lalu menyedihkan Adel yang hidup di panti asuhan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Annisa sitepu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Memanjakan

Malam harinya, Adel akhirnya kembali ke rumah sakit sambil membawa makan malam untuk Selatan dan Saras. Ia melupakan Elang karena berpikir kalau pria tersebut pasti sudah makan di luar dan kurang suka makan buahan wanita asing sepertinya. Andai Adel tahu kalau Elang sudah jatuh cinta pada makanan buatannya, pasti akan berbeda.

Membuka pintu, tiba-tiba saja matanya berpapasan dengan mata Selatan. Terlihat jelas bahwa remaja tersebut sedang menunggu kehadirannya. Senyum Adel terbit ketika melihat kondisi sang putra sudah membaik.

"Bunda lama, Ata pikir Bunda nggak bakal dateng," ucap Selatan mengandung banyak protes yang membuat Adel semakin senang.

"Maaf, Sayang. Bunda harus buat makan makam untuk kamu, bunda nggak mau kamu kurang gizi."

Senyum Selatan semakin melebar, bundanya paling mengerti dia yang tidak suka makanan rumah sakit yang cukup hambar untuknya yang sudah tercemar masakan buatan Adel.

"Ibu juga pasti belum makan, Kan? Kebetulan Adel buatin untuk Ibu juga." Setelah pulang dan membersihkan diri, Adel memutuskan merubah gaya bicara pada Saras.

"Ibu jadi ngerepotin kamu."

"Nggak kok, Bu. Adel memang sengaja masak banyak."

"Makasi kalau begitu."

Setelah selesai menyiapkan makanan untuk Saras. Adel fokus pada Selatan, kebetulan karena ia baru saja makan, jadi perutnya masih terisi penuh, jadi. Ia meminta Adel menyimpan makanan tersebut.

"Gimana keadaan, Ata?"

"Sakit, Bun. Pengen di peluk sama Bunda," adu Selatan manja.

Saras tersenyum penuh arti ketika mendengar suara manja cucunya, dan terlihat kalau Adel begitu menikmatinya. Tidak ada tatapan kesal, bahkan terkesan ingin memanjakannya.

"Nanti kalau Ata udah sembuh, pasti bakal bunda peluk sepuasnya." Tidak lupa Adel mengelus rambut Selatan dengan sayang.

"Ata pegang janji, Bunda dan bakal Ata tagih, nanti."

"Oke." Ponsel Adel tiba-tiba berdering, melihat siapa yang memanggil. Mau tidak mau ia harus pamit ke luar untuk menjawab panggilan.

Suasana ruangan menjadi hening, Selatan juga tidak bertanya kenapa bisa bundanya dekat dengan sang Oma. Ia cukup yakin kalau Oma nya bisa jatuh cinta pada Adel mengingat wanita itu punya tatapan tulus.

Karena cukup lama, Selatan jadi mengantuk. Mungkin efek obat sudah mulai bekerja, sehingga matanya sulit di ajak bekerja sama.

Tiba-tiba pintu kamar terbuka, bukan Adel namun Elang yang baru saja tiba setelah sempat mandi sebentar di rumah sebelum pergi ke rumah sakit.

"Kau sudah datang, Nak. Kebetulan ibu harus pulang karena ada beberapa hal yang harus di lakukan. Tidak apa-apa jika ibu meninggalkan mu?" Saras ingin menetap namun keadaan tidak mengizinkannya.

"Tidak masalah, Bu. Biar aku mengantar Ibu kembali."

"Tetap di sini, ibu sudah meminta paman mu menjemput."

"Kalau begitu, Ibu harus hati-hati di jalan."

"Pasti."

Selepas kepergian Saras. Elang tinggal sendirian di ruangan, ia tidak tahu kalau Adel datang malam ini. Tiba-tiba saja ia melihat sesuatu yang mengundang rasa penasarannya di atas meja. Saat melihat isinya, Elang berniat mencicipi sedikit, kebetulan ia belum makan dari tadi siang akibat pekerjaan dan kecelakaan putranya.

"Rasanya sangat mirip dengan makanan di kafe beberapa hari yang lalu." Elang jadi ketagihan, dan secara tidak sadar ia malah menghabiskan makanan milik putranya. Sama seperti kejadian di kafe Adel.

Rasanya benar-benar membuat Elang tergila-gila, sedikit berlebihan. Tapi percayalah, Elang sangat jatuh cinta dengan makanan yang sedang ia konsumsi. Malah berharap dirinya bisa memakannya setiap hari.

"Papa, kenapa punya Selatan di habisin?!" Suara Selatan yang tiba-tiba mengejutkan Elang dan membuat pria tersebut tersedak. Untung saja ada air putih di dekatnya.

"Astagfirullah, Nak. Papa lagi fokus makan, jangan bersuara tiba-tiba, bisa serangan jantung papa." Tidak ada rasa bersalah, Elang baik-baik saja dengan tatapan kesal Selatan padanya.

"Lagian Papa aneh, masa makanan Elang di habisin." Saat secata tidak sengaja terbangun. Tiba-tiba saja ia melihat papanya sedang memakan bekal yang sengaja Adel siapkan untuknya, namun sayang sekarang hanya tinggal kenangan.

"Maaf, Papa laper. Kebetulan ada makanan di atas meja, jadi papa makan." Semudah itu Elang berbicara. Seolah-olah apa yang dia lakukan tidak perlu di permasalahkan.

Selatan jadi kesal sendiri, padahal ia sudah berniat menghabiskan makanan tersebut nanti. Tapi sekarang gagal karena sudah di habiskan oleh papanya.

Kebetulan, saat kedua pria berbeda generasi tersebut sedang berdebat. Adel selesai menelpon masuk sambil membawa cemilan, tadi ia membeli sedikit cemilan di Minimarket yang ada di dekat rumah sakit.

"Bunda, makanan Ata di habisin sama Papa," adu Selatan ketika melihat kehadiran sang bunda. Ia bahkan lupa merahasiakan hubungan mereka karena ingin mengadu.

Elang yang melihat sikap kekanak-kanakan putranya. Mengerutkan keningnya, ia tidak menduga kalau sang putra bisa melakukan hal-hal semacam itu dengan Adel.

"Anda belum makan?" tanya Adel berusaha netral.

"Tadinya aku tidak lapar, tapi karena melihat ada sekotak makanan maka aku secara tidak sadar memakannya."

Adel menganggukkan kepalanya pertanda paham, dan tidak berniat membela Selatan lalu menyalakan Elang. Netral adalah kebutuhan yang baik, lalu ia membujuk sang putra untuk mengiklaskan makan malam itu.

"Besok bunda buatin buat Ata lagi. Kasihan, papa Ata yang capek kerja dan belum makan dari tadi siang." Sambil berbicara, tidak lupa Adel mengelus puncak kepala remaja tersebut dengan sayang.

"Tapi, Bun."

"Nggak apa-apa ya, Sayang. Masa Ata tega lihat papa kelaparan. Ata tau nggak, tadi sewaktu papa denger Ata masuk rumah sakit, papa cemas sampe lupa makan siang. Ditambah bunda pingsan, papa pasti lelah. Ata mau liat papa sakit?"

Mendengar penjelasan Adel yang membelanya serta tidak menuntut Selatan harus mengalah secara paksa. Elang tersenyum, sekarang ia lebih rasional.

"Maafin Ata, Pa." Karena sadar ucapan sang bunda ada benarnya. Selatan memutuskan mengalah dan meminta maaf pada sang papa secara langsung.

"Papa juga minta maaf ya."

Pada akhirnya, mereka saling meminta maaf dan memaafkan. Ruangan tampak hangat, Selatan merasa bahwa mimpinya memiliki keluarga yang lengkap sudah terkabul meskipun tidak ada pernikahan antara papa dan bundanya.

Adel pun memutuskan duduk di sisi kanan Selatan sedang Elang duduk di sofa. Ia sesekali melirik ke arah Elang, pemikirannya mulai terbuka. Elang bukan pria sekaligus ayah yang mengecewakan. Dia benar-benar melakukan tugasnya dengan baik.

Jika ditanya apakah dia masih memendam dendam pada Elang, maka jawabannya tentu saja tidak. Bukankah mereka sudah saling memaafkan! Mungkin sebelum pulang tadi sore, kekesalan dan dendam Adel masih tersimpan di dalam hatinya tapi setelah kembali lalu melihat interaksi ayah dan putra tersebut, ia berusaha bersikap rasional lalu memutuskan untuk melupakan dendam di masa lalu.

Akan sangat egois kalau ia tetap membenci Elang. Mereka salah paham, dan ia tidak berusaha memperjelas sehingga berakhir rumit. Kalau sekarang Elang sudah meminta maaf, maka semuanya sudah seharusnya di tinggalkan ke masa lalu.

1
vi
ceritanya bagus
Herna Wati
wow..kerenn
Herna Wati
rasainlu..karma mulai berjalan
Galuh Setya
thor kapan up lagi
Lembayung Senja
ini kenapa ndak dlanjut lg critanya
Galih Galvin
emang jadi janda itu banyak, godaannya selalu d cap jelek, sama semua orang, padahal semua perempuan tidak ada yang sebenernya,lanjut kakak cerita nya bagus👍👍👍
Elin Lina
Kak othooorrr.., mana nih lanjutannya.. kok nggk up² sh..
Rapika Manurung
ee babi updatlah kontolmu bapak kaulah anjeng kau
Yeni Astriani
kpn up lagi thor seruuuu nich ceritanya
Lembayung Senja
blom up lg kak
Ani
semoga Adel memang masih memiliki keluarga yang utuh..
Mira Rista
mantep siiiip, lanjut semangat
Fitria Syafei
kk kereeen 😘 keren 😘 kereeen 😘
Reni Anjarwani
doubel up thor
Rapika Manurung
ee manusia babi 🐷🐷🐷🐷🐷
Fitria Syafei
semoga mereka bersatu kepada ya KK, Wisnu dan Diva 🤲 KK terimakasih 😘😘
Elin Lina
Yaaahhh..,, giliran up cuman 1 thoooorrr.., double up sh.. 🤣🤣
Reni Anjarwani
doubel up thor
Lembayung Senja
lanjut
Reni Anjarwani
doubel up thor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!