Ivana sudah berlari sejauh mungkin untuk menghindari Aston Harold, namun dunia seperti begitu sempit untuk pria itu. Sampai di kehidupan Ivana yang paling terpuruk Aston tetap mampu menemukannya.
"Jadilah simpanan ku, ku pastikan hidupmu akan baik-baik saja," ucap Aston.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lunoxs, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
SSP Bab 17 - Hatinya Seperti Ikut Terbawa
Awalnya Ivana merasa sangat malu karena dia telah salah menduga, dipikir Aston akan langsung menyerangnya dengan sentuhan inttim. Tapi ternyata justru telah menyiapkan makan siang untuk mereka berdua.
Kepalanya menoleh dengan ragu, melihat banyak makanan yang telah tersaji di atas meja.
'Astaga, memalukan,' batin Ivana, mengatai dirinya sendiri.
"Itu apa? Kamu pikir aku akan mengajakmu untuk melakukan hubungan inttim?" goda Aston.
"Tidak," balas Ivana singkat.
Demi menghilangkan semua rasa malu dan agar bisa secepatnya keluar dari ruangan ini Ivana jadi makan dengan begitu lahap.
Buru-buru menghabiskan semua makanan yang sudah tersaji.
"Pelan-pelan, tidak akan ada yang akan merebut makananmu," ucap Aston, masih makan begini sempat-sempatnya dia mengelus puncak kepala Ivana dengan lembut.
Ivana reflek menunduk kecil, kini sentuhan Aston saja sudah terasa begitu mencurigakan baginya.
"Kenapa?" tanya Aston lagi, dia menahan tawa. Ivana yang takut-takut begini saat dia sentuh justru terlihat lucu di matanya.
Seperti masih perrawan saja, padahal mereka berdua sudah begitu sering saling mendesah satu sama lain. Bergoyang diatas tubuh satu sama lain.
"Kamu terlihat mencurigakan," balas Ivana apa adanya, masih terus memakan makan siangnya.
"Jangan memancing ku, Jika kamu bersikap manis seperti ini. Aku benar-benar tidak tahan."
"Aston!" kesal Ivana.
Aston jadi tertawa. "Makanlah, setelah itu kembali ke meja kerjamu."
Setelah beberapa saat akhirnya Ivana dan Aston menghabiskan makan siang mereka. Ivana sontak membersihkan semua agar meja itu kembali terlihat rapi.
Dia sudah pernah hidup dengan susah, Jadi sekarang tidak akan semena-mena lagi, apalagi sampai bermalas-malasan hanya untuk membereskan sampahnya sendiri.
"Biar saja nanti OB yang bereskan," kata Aston.
"Tidak apa-apa, hanya seperti ini saja aku bisa melakukannya sendiri."
"Ayo cuci tanganmu," ajak Aston, setelah Ivana menyelesaikan bersih-bersihnya Aston segera menarik gadis itu untuk masuk ke dalam kamar mandi.
Aston menyalakan kran wastafel dan mencucikan tangan Ivana, dia berdiri di belakang wanita tersebut, memeluk dari belakang.
"Aku bisa sendiri," ucap Ivana, dia menoleh ke belakang dan justru bibirnya dikecup dengan begitu mesra.
Sampai hawa panas menjalar ke sekujur tubuhnya tak mampu dicegah.
Apalagi air masih terus mengguyur kedua tangannya yang digenggam erat, menciptakan suasana yang begitu inttim.
Sebelum-sebelumnya Ivana memang terlihat seperti menolak Tapi ketika dia telah disentuh seperti ini hassratnya pun tak mampu dikendalikan juga. Sebab setiap kali dia bercinta dengan Aston, Ivana pun menikmatinya.
"Ah," desah Ivana saat ciuman pria itu turun ke lehernya.
"Ini masih di kantor, As," lirih Ivana diantara kesadaran yang sudah seperti di ambang batas.
"Sebentar saja," balas Aston, pria itu mulai melepaskan satu per satu kancing baju Ivana. Sampai kedua gunung sintal itu menyembul tepat di depan mata.
Diiringi gemericik air di wastafel yang tak dimatikan, mereka menyatukan diri.
Berdiri dan bermain dengan cepat.
Sungguh, bukan hanya Aston yang merasa candu. Namun Ivana pun semakin lama semakin menggilai pria ini juga.
Ivana seperti berada di persimpangan jalan, dia sungguh tak ingin melibatkan hati dalam hubungan mereka. Namun sepertinya akan susah.
Sebab disaat tubuhnya dia serahkan secara penuh seperti ini hatinya seperti ikut terbawa.
Rasanya Ivana hanya akan rela jika Aston yang menyentuhnya.
"Akh!" pekik Ivana dan Aston saat puncak itu berhasil mereka raih bersama-sama.
"Kamu masih meminum pil KB nya kan?" tanya Aston, bicara diantara suaranya yang terengah dan Ivana mengangguk.
Penyatuan mereka belum terlepas dan Aston sudah kembali menegaskan tentang hal ini.
nyimak 🙏
semuanya aku suka..
di kisah kali ini merupakan spin off kisah Aylin dan Aland ya kak..
di sana Ivana jadi antagonis, tapi akhirnya di sini berubah jadi protagonis nya..
cukup sepadan hukuman yg diterima Ivana..
akhirnya dia bisa berubah menjadi lebih baik lagi..
begitu pula Aston, akhirnya dia sadar jg kalau sebenarnya dia mencintai Ivana..
finally happy ending, saya suka.. saya suka..
lanjut kisah Gionino..
semoga sehat selalu ya kak..
tetap semangat dalam berkarya dan semoga sukses selalu.. 💪🏻😘😍🥰🤩