Jianying adalah seorang permaisuri dari dinasti Han yang sangat dibenci oleh suaminya sendiri, yaitu Kaisar Han.
Semua itu karena Jianying adalah putri dari kaum kafir, kaum yang dari dulu selalu menentang kedaulatan Kerajaan.
Jianying yang cinta mati pada Kaisar melajukan segala cara untuk menarik perhatian Kaisar sampai harus berbuat hal kejam dengan mencelakai selir kesayangan Kaisar yaitu Limei.
Kaisar yang marah besar lantas menghukum mati Jianying dan seluruh keluarganya.
Tapi bagaimana jika Jianying yang telah di penggal kepalanya oleh Kaisar ternyata di beri kesempatan hidup ke dua?
Apa yang akan dilakukan oleh Jianying untuk merubah nasibnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon santi.santi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tolong bertahanlah
Sudah tujuh hari ini Jian Ying terus berada di kamarnya semenjak ia sadar. Dia sama sekali tak berniat keluar dari kamarnya sama sekali meski keadaan tubuhnya sudah baik-baik saja. Dia hanya sedang menyiapkan diri untuk bertemu orang-orang kejam di luar sana.
Selana tujuh hari ini pun, tak ada satu pun yang satang menemuinya untuk menanyakan kabarnya sedikitpun termasuk Kaisar, suaminya sendiri.
Apa yang Jian Ying harapkan sebenarnya karena sejak awal dia di sana memang tidak pernah ada yang menyukainya. Lagipula, Jian Ying yang sekarang ini juga tidak mengharapkan siapapun datang menjenguknya.
Satu-satunya orang yang menyayanginya hanyalah Ibu suri agung, sedangkan beliau telah jatuh sakit semenjak dua bulan lalu.
"Shuwen!"
"Hamba Permaisuri" Shuwan sedikit terkejut karena Permaisurinya yang sejak tadi melamun mendadak memanggilnya.
"Bantu aku bersiap, aku ingin melihat Ayah dan Ibuku!"
"Baik Permaisuri"
Jian Ying sudah duduk di depan cermin dengan tatapan kosongnya. Dia begitu pasrah saat Shuwan menyanggul rambut panjangnya.
"Jangan pakaikan aku riasan yang tebal! Begini saja sudah cukup!" Cegah Jian Ying ketika Shuwan ingin mengoleskan pewarna bibir berwarna merah terang.
"Tapi, bukankah ini warna kesukaan Permaisuri? Saya juga baru menaburkan bedak saja di wajah Permaisuri, ini belum selesai Permaisuri"
Dulu Jian Ying memang menyukainya karena warnanya yang sama dengan hanfu yang dikenakannya. Selain itu, bibir berwarna merah juga membuatnya terlihat begitu tegas dan tidak bisa ditindas.
"Turuti saja permintaanku Shuwan!"
"B-baik Permaisuri"
Shuwen kembali terkejut saat Permaisurinya menolak memasang hiasan di kepalanya. Bahkan tusuk konde yang selalu dikenakan Permaisuri juga di tolak.
Selain itu, Jian Ying juga tak ingin mengenakan hanfu berwarna merah terang yang menandakan dialah Permaisuri Kerajaan Han.
Shuwen benar-benar tak percaya dengan perubahan Permaisurinya saat ini. Selain Jian Ying berubah menjadi pendiam, Jian ying juga merubah seluruh penampilannya.
Dari yang seperti ini...
Jadi seperti ini...
"Tapi Permaisuri, luka apa ini? Kenapa saya baru melihatnya?" Shuwen baru menyadari luka di tangan Jian Ying itu.
"Aku juga tidak tau. Saat aku bangun luka ini sudah ada di sini" Jian Ying tak mau repot menjelaskan semuanya pada Shuwen. Karena semuanya tak akan masuk di nalar.
Meski Shuwen masih bertanya-tanya tentang luka itu, dia tak berani bertanya lebih jauh.
🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺
Jian Ying di ikuti oleh Shuwen menuju ke penjara bawah tanah. Dimana kedua Orang tua serta Kakaknya di tahan di sana.
"Ayah, Ibu"
Jian Ying langsung bersimpuh di depan ruangan yang terhalang pintu besi. Dia menangis melihat keadaan Orang taunya saat ini.
"A-Ying" Lirih Ayahnya.
"Ayah, Ibu maafkan aku hiks..hiks..."
Tangis Jiang Ying tumpah di depan jeruji besi itu. Dia tak kuasa melihat kedua orang tuanya di ikat dan mengenakan pakaian lusuh.
Orang yang rela mengorbankan segalanya demi kebahagiaan Jian Ying sendiri. Tapi apa balasan Jian Ying pada mereka. Dia yang mata hatinya sudah tertutup cinta, malah membiarkan Orang tua serta Kakaknya hidup menderita di bawah siksaan Kaisar.
"A-Ying, apa yang terjadi padamu? Ayah mendengar jika kau tidak sadarkan diri beberapa hari. Apa kau baik-baik saja Nak?"
Dalam kondisi seperti itupun, Ayahnya masih mengkhawatirkan keadaannya. Rasa bersalah pun semakin menghantam Jian Ying.
"Aku baik-baik saja Ayah. Maafkan aku yang tidak peduli pada kalian. Tapi Aku janji Ayah, Ibu, setelah ini Aku akan mencari cara untuk membebaskan kalian. Aku tidak peduli lagi dengan gelar ini sekarang. Aku hanya ingin hidup tenang bersama kalian"
Bukan hanya kedua orang tua Jian Ying saja yang terkejut dengan ucapan Permaisuri tak di anggap itu. Tapi Jian Yang yang ada di jeruji sebelah, juga Shuwan yang senantiasa di sisi Jian Ying juga amat sangat terkejut.
"Tapi A-Ying, bukankah dari dulu kau mencintai Kaisar? Biarkan Ibumu di sini asalkan kau bahagia Nak"
"Tidak Ibu, aku sudah tidak lagi memikirkan tentang cinta. Aku hanya ingin kalian, orang-orang yang menyayangiku"
"A-Ying" Lirih Jian Yang yang begitu lemah.
Berbeda dengan kedua Orang tuanya yang hanya di ikat di sudut penjara itu, Jian Yang tampak memiliki luka di wajah dan tubuhnya.
Mungkin saja Jian Yang mencoba melawan sehingga mendapatkan siksaan fisik dari penjaga.
"Kakak" Jian Ying bergeser menghampiri Kakaknya.
"Kakak, maafkan aku" Air mata Jian Ying kembali deras mengalir di pipinya.
Apa yang dilakukan Kaisar pada keluarganya memang sungguh-sungguh biadab, meski keluarganya melakukan kesalahan, setidaknya Kaisar masih berpikir dua kali karena mereka adalah mertua dan Kakak Iparnya.
Tapi apapun itu, semuanya kembali pada kenyataan yang ada. Jian Ying bukanlah siapa-siapa bagi Kaisar maupun Kerajaan Han, jadi untuk apa juga Kaisar mengampuni keluarga Jian Ying.
"Jangan pernah melepaskan gelar mu adikku. Hanya dengan gelar mu itu, kau bisa membantu menyelamatkan kaum kita. Biarkan kami mati di sini asalkan kau bisa mempertahankan kaum kita dengan kekuasaan yang kau punya"
"Tidak Kak, aku tidak bisa. Aku tidak bisa melihat kalian di siksa lagi. Ayo kembali ke rumah dan hidup dengan kaum kita tanpa berhubungan lagi dengan Kerajaan maupun kaum bangsawan. Lagipula bagaimana caranya aku bisa melawan mereka sedangkan sekarang kita tidak punya siapa-siapa lagi. Semua pasukan kita telah di kuasai oleh Kerajaan ini kan Kak?"
"Tapi mereka tidak akan semudah itu melepaskan kami. Jadi lebih baik kamu bertahan dan cari cara untuk membuktikan bahwa semua ini hanyalah kesalahpahaman. Meski kau hanya seorang diri, aku yakin kau mampu adikku"
"Kesalahpahaman? Maksud Kakak?"
"Sebenarnya semua ini hanya kesalahpahaman saja. Entah siapa yang menciptakan kebohongan itu sehingga Kaisar menangkap kami"
"Kesalahpahaman?" Jian Ying semakin tak paham.
"Waktu itu Kaisar sedang memimpin pasukan untuk memperebutkan wilayah di barat daya. Kaisar membawa sebagian besar pasukan dan hanya meninggalkan sekitar seribu pasukan saja di sini. Di saat itu, Kerajaan Go mengambil kesempatan itu untuk menyerang Kerajaan Han, tentu Kakak tidak bisa mengatasi Kerajaan Go yang membawa pasukan lima kali lipat dari sisa pasukan di sini. Maka dari itu, Kakak mencoba membuat kesepakatan dengan Kerajaan Go, Kakak memberikan semua pasukan yang tersisa untuk mereka asalkan mereka mengurungkan niat untuk menyerang kerajaan Han yang sedang berperang waktu itu"
Jian Ying tertunduk lemas. Dia baru mengetahui kenyataan itu. Seandainya dia tau dari awal, pasti dia akan mencoba membela keluarganya mati-matian di depan Kaisar.
"Menurut Kakak, siapa yang memanfaatkan kesempatan itu untuk memfitnah keluarga kita Kak"
"Itu yang harus kau cari tau Adikku. Maka dari itu, tolong bertahanlah sebentar lagi. Bantu Kakak mencari tau siapa orang yang menyebar fitnah itu"
"Baiklah Kak, aku akan menemukan orangnya dan segera membebaskan kalian. Setelah itu kita pergi dari sini"
Meski harus menahan sakit hatinya sebentar lagi, Jam Ying rela demi membersihkan nama keluarganya dari fitnah keji itu.
"Hamba memberi salam pada Kaisar" Kasir kepercayaan Kaisar tiba-tiba masuk ke dalam ruangannya.
"Hamba membawa kabar tentang Permaisuri, Beliau saat ini tengah menemui keluarganya dalam penjara Kaisar"
Shun Yuan menarik ujung bibirnya dengan begitu tipis.
"Setelah tersadar dari tidur panjangnya, dan selama beberapa hari ini tak membuat kerusuhan, akhirnya dia mulai kembali seperti dulu. Apa lagi yang akan dia perbuat kali ini?" Shun Yuan bergumam dengan begitu dingin.
tetap semangat dan terus berkarya /Determined/
tapi apapun itu, terimakasih untuk cerita yg indah dan sangat sarat makna..
bahagia mmg hrs diciptakan bukan diangankan saja
kayaknya bakal mirip bara bere nggak ya...???