Di malam merayakan hari pernikahannya dengan wanita yang sangat Dia cintai, Zean jatuh pinsan membuat seluruh keluarganya baru tau kalau Zean selama ini mengidap kanker stadium akhir yang sudah tidak bisa di tolong lagi.
Zean menghempuskan napas terakhirnya.
Olivia yang sudah sah menjadi istrinya sangat terpukul atas kepergian Zean.Dia pernah menyangka suaminya akan meninggalkan dirinya selamanya.
Karena Cintanya yang sangat besar kepada suaminya Olivia memilih tidak mau menikah lagi dan memilih hidup dengan status jandanya selama bertahun tahun,namun tidak sadar nanti hidupnya akan berurusan dengan Adik iparnya yaitu Zein,setelah kematian kakaknya,dia sering pulang menemui Mommynya.
Bagaimana Kisahnya,yuk simak,menarik sekali ya...==>>>>
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mardalena, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Eps.31
Zein keluar dari ruangannya.
"Tam lakukan sesuatu untukku..!" Zein membisikan sesuatu kearah Rustam seketika itu Rustam melebarkan matanya.
"Bos mau menikah...?" pekik Rustam membuat Zein menjitak kepala Rustam.
"Sorry bos...Baik Bos..Akan saya lakukan.." Ucap Rustam lalu dia keluar dari ruangan Zein.
"Baiklah...Permainan menaklukan kamu akan di mulai..." Ucapnya tersenyum lalu kembali melihat pekerjaaannya.
Di rumah sakit,
Tuan James baru saja tiba disana bersama felix lagi.
"Mom..."
Tuan James lalu melihat Olivia yang saat itu tengah terlelap tidur.
"Zein udah berangkat Pi..?" Tanya Mommy.
"Ayo ikut Papi,Ada yang ingin papi beritahu sama Mommy." Ucap Tuan James lalu membawa Mommy keluar dari ruangan Olivia,sedangkan Olivia kembali di temani Velita saat itu.
Tuan James saat ini membawa Mommy pergi menuju Restoran yang tidak jauh dari rumah sakit.mereka sampai lalu memesan ruang privat.
"Papi mau bicara apa..?" Tanya Mommy saat mereka sudah berada di ruangan.
"Mom..Zein mau menikahi Olivia..." Ucap Tuan James membuat Mommy diam.
"Jadi dugaan kita selama ini,benaran Pi.."
"Iya Mom...Zein selama ini menaruh hati dengan Olivia..Papi senang..,Papi yang meminta Zein segera menikahi Olivia..." Ucap Papi James.
"Mommy senang dan juga takut Pi, gimana dengan Olivia,dia pasti nggak mau..?" Mommy ragu dengan rencana putranya.
"Kalau kita yang memberitahunya tentu saja Olivia akan menolak Mom..makanya Papi menyerahkan semuanya dengan Zein.." Ucap Papi James.
"Maksud Papi,Zein akan mendaftarkan pernikahan mereka secara diam-diam begitu..?" Ucap Mommy.
"Iya Mom..." Ucap Papi James
"Apa nggak sebaiknya beritahu saja Olivia Pi... Ya..Mommy senang sekali Olivia menikah dengan putra kita juga,dengan begitu kekuatiran kita, dia menikah dengan orang lain sudah teratasi tapi Mommy merasa bersalah kita sembunyikan ini.. Mommy takut Olivia marah sama kita..." Ucap Mommy.
Papi James mengambil tangan Istrinya itu lalu mengenggamnya.
"Mom...Mommy tenang saja,Zein bisa mengurusi semuanya..percaya sama Papi.." Ucap Papi James.
"Baiklah Pi...Semoga saja keputusan kita mendukung Zein tidak akan membuat kedepan hubungan kita dan keduanya malah renggang. Mommy sangat menyayangi Olivia,Mommy takut sekali Dia menjadi bagian keluarga orang lain.. cukup Mommy kehilangan Zean,jangan Mommy kehilangan Menantu Mommy yang sangat Mommy Sayangi.." Ucap Mommy lalu saat itu juga Papi James membawa Mommy kedalam pelukannya.
"Papi juga sama Mom..sekarang kekuatiran kita akan hilang,sekarang tinggal kita memantau jalannya hubungan mereka berdua.." Ucap Papi James.
"Iya Pi.."
"Kita Pulang ya Mom,biarkan Zein yang menemani Olivia nanti,besok pagi baru kita menemui Olivia.." Ucap Papi.
"Iya Pi.."
Mereka berdua keluar lagi dari restoran itu menuju kediaman utama Zein
"Besok kita mengunjungi Makam Papa sama Mama ya Pi.." Ucap Mommy
"Iya Mom...Mommy hubungi keluarga kita, ajak mereka makan malam di rumah.. Mereka harus kita beritahu biar nanti tidak ada kesalah pahaman mengenai Olivia dengan Zein.." Ucap Papi James.
"Iya Pi..nanti sampai rumah aku akan mengabari mereka kalau kita disini,setelah itu baru aku memberitahu mengenai makan malamnya.." Ucap Mommy.
"Iya Mom.Hah....Kita akan tinggal sendirian di rumah kita Mom..Olivia pasti akan menetap disini dengan Zein.." Ucap Papi.
"Papi benar...tapi nggak apa-apa Pi..Mommy yakin mereka berdua pasti bakalan sering mengunjungi kita.." Ucap Mommy
"Iya Mom." Ucap Papi James.
Mereka sampai di kediaman Zein yang di sambut semua anak buah dan pelayan Zein di rumah itu.
"Selamat malam Tuan,Nyonya.." Sapa mereka.
"Selamat malam juga."Mata Mommy lansung menangkap sesuatu di meja dekat tv besar ruangan keluarga.
"Bik Nana..Apa itu?" Ucap Mommy.
"Ini lukisan yang di kirim Nona Helena,Nyonya.." Ucap Bik Nana menjelaskan. Mommy mendekati lukisan itu lalu dia membukanya.
"Siapa wanita ini Pi..?" Ucap Mommy masih menatap lukisan ini.
"Dia putri Tuan Gunawan,putrinya itu kalau tidak salah papi,Direktur utama PT kemilau indah milik ayahnya sendiri.." Ucap Tuan James.
"Bibik lain kali kalau ada yang memberikan hadiah untuk Zein,jangan bawa kerumah ini lagi.. simpan saja lukisan ini kegudang.." Ucap Mommy.
"Baik Nyonya..." Ucap Bik Nana
Mommy dan papi James melanjutkan langkah mereka menuju kamar.
"Mommy,Mommy kenapa menyuruh mereka menyimpan lukisan itu kegudang..?" Tanya Papi James.
"Papi gimana sih...ya tentu saja untuk mencegah berkembang biaknya pelakor.kalau lukisan ini di simpan di rumah ini,wanita itu tau,pasti dia akan senang dan mengira kalau Zein merespon dia atau perasaan wanita itu pi..papi kan tau nanti Olivia akan menempati rumah ini.. Mommy tidak mau ada barang-barang pemberian wanita lain disini, siapa pun itu..." Ucap Mommy.
"Baiklah Mom..jika itu menurut Mommy baik...Papi mau melihat laporan sebentar.." Ucap Papi mengecup bibir Mommy sebentar lalu mengambil laptopnya sedangkan Mommy memilih berganti mengenakan pakaian tidurnya.
Di rumah sakit.
Olivia terbangun dari tidurnya Karena ingin kekamar mandi.
"Velita..." Panggil Olivia.
"Iya Nona.." Velita mendekati Olivia.
"Bawakan aku kekamar mandi..?" Ucap Olivia meminta bantuan.saat itu juga Velita mengiring Olivia menuju kamar mandi.setelah selesai Velita kembali membantu Olivia berbaring.
"Nona..Ini laporan yang Dokter Neri berikan untuk Nona.." Ucap Velita menyerah tabnya kearah Olivia.
"Terimakasih Vel.."
"Sama- sama Nona.." Velita kembali duduk sedangkan Olivia serius melihat laporan miliknya.
"Vel..." Panggil Olivia membuat Velita mendekati Olivia lagi.
"Ada apa Nona..?"
"Emm...Vel menurut kamu,Aku wajar nggak sih namparin Zein..?" Ucapnya membuat Velita tercengang.
"Maksud Nona bagaimana Nona..." Ucap Velita.
"Vel...Aku nggak tau mau cerita sama siapa, hanya kamu yang dekat sama aku dan hanya kamu yang aku percayai..Ini sangat membuat hati aku bingung dan juga merasa bersalah Vel..." Ucap Olivia.
"Baik Nona..Nona mau meminta bantuan apa sama saya.." Ucap Velita.
"Emm Itu Vel...Kamu tau,Zein mengatakan sama aku kalau dia menyukaiku Vel..." Ucap Olivia membuat Velita tercengang lagi.
"Jujur Vel..Aku bingung gimana nanggapin ini Vel.. Kamu taukan Zein,adik dari suamiku..Aku sangat mencintai suamiku Vel..menurut kamu gimana Vel..Aku benar-benar nggak bisa nerima perasaan Zein." Ucap Olivia.
"Emm...Nona,Sepertinya Tuan Zein serius Nona.. Nona taukan Tuan Zein selama ini tidak pernah menjalin hubungan dengan wanita mana pun..."
"Iya aku tau...tapi Vel,kenapa harus aku..Aku sama sekali tidak pernah memikirkan ingin menjalin hubungan lebih dari kakak dan adik Ipar dengan Zein.. Vel.."
"Maaf Nona...saya yakin Tuan sangat serius menyukai Nona.." Ucap Velita.
"Vel gimana caranya membuat Zein tidak melanjutkan perasaanya itu sama aku Vel..kamu punya ide Vel...?" Ucap Olivia.
"Maaf Nona...saya tidak memiliki ide atau rencana mengenai itu Nona.Nona..Tuan Pria yang sangat baik,dan pastinya beliau pria yang sangat setia.. menurut saya sebaiknya cobalah Nona memikirkan dulu dengan baik- baik,dan lihat masalah ini dari sisi lain nona..Jangan sampai nona nanti menyesal.." Ucap Velita membuat Olivia terdiam saat itu.