Affair With BOSS

Sepeninggal Lucio di taman belakang Vila Keineer duduk termenung di seorang diri.

Diam-diam Keineer terkekeh pelan dia sedang menertawakan takdirnya sebagai anak yang terlahir dari rahim seorang pelayan.

Itu karena Berta dulu adalah seorang pelayan di keluarga Revelton. Istri pertama Jenner Revolton adalah Caty Revelton, Ibu Christian.

Saat itu Jenner jatuh sakit sedangkan Caty harus mengambil alih Revelton Company. Dan mau tidak mau Caty terpaksa menyewa seorang pelayan untuk mengurus suaminya. Namun seiring berjalannya waktu Jenner mulai jatuh pada pesona Berta. Dan berakhir melakukan hubungan terlarang sampai Berta mengandung Keineer.

...---...

Perselingkuhan Jenner dan Berta diketahui oleh Caty sehingga dia yang tidak terima dikhianati memilih mengakhiri hidupnya. Itulah kenapa Christian dan Keineer selalu tampak tidak akur.

Terlebih lagi sekarang Keineer sudah memegang kendali penuh pada Revelton Company karena kecerdasannya yang berada di atas rata-rata. Tentu hal tersebut membuat Christian begitu murka dia adalah anak pertama namun justru Keineer yang selalu mendapatkan segalanya. Bahkan Christian selalu terang-terangan menunjukkan rasa ketidaksukaannya pada Berta.

Bayangkan saja anak mana yang tidak akan melakukan hal tersebut apalagi Christian yang saat itu sudah bisa mengerti situasi. Mengetahui sebab apa sang Ibu mengakhiri hidupnya. Luka tersebut pasti sangat membekas di hati Christian.

Saat masih satu rumah Christian dan Keineer selalu saja bertengkar. Keineer kecil selalu menerima perlakuan buruk dari Christian. Keineer yang saat itu belum tahu apa-apa selalu mendekati Cristian dan berusaha menarik perhatian kakaknya. Namun karena kebenciannya pada Keineer Cristian sampai tega mencelakai adik tirinya dengan cukup parah.

Christian pernah mendorong tubuh kecil Keineer ke dalam kolam renang, Keineer yang memang belum bisa berenang hampir saja kehabisan nafas jika salah satu pelayan tidak menemukannya. Itulah kenapa Christian berada di Prancis sekarang, karena sejak kejadian itu Christian dihukum dan diasingkan ke negara bermenara Eiffel tersebut.

...---...

Eve yang diam-diam memperhatikan Keineer yang sedang duduk di taman belakang berinisiatif untuk menghampiri pria itu. Dia melihat Keineer sedang melamun seperti sedang memikirkan sesuatu.

Eve bergegas keluar dari kamar dia ingin menghampiri Keineer. Wanita itu berjalan dengan hati-hati takutnya Keineer tidak menyukai keberadaannya.

"Permisi, Tuan." ucap Eve dengan hati-hati begitu sampai di belakang Keineer yang duduk membelakanginya.

"Sayang, kemarilah!"

Eve bernafas lega mendengarnya. Dengan pelan Eve hendak duduk di samping Keineer namun tangannya langsung ditarik hingga Eve terduduk di atas pangkuan pria itu. Keduanya saling menatap satu sama lain.

"Apa anda tidak kedinginan?"

"Bagaimana denganmu? Lihatlah gaun tidur yang kau pakai."

"I-ini, tidak ada pakaian lain di dalam lemarinya." Eve mengusap tengkuknya merasa malu kedua pipinya sudah pasti merah seperti buah tomat.

Keineer yang melihat kekasihnya sedang malu mencium bibir Eve sekilas. Kehadiran Eve membuat suasana hatinya cukup membaik. Prianitu memeluk tubuh Eve dengan erat.

"Eve, bisa berjanji satu hal padaku?"

"Apa itu?" tanya Eve bingung.

"Jangan pergi meninggalkanku sebelum aku sendiri yang memutuskan kau bisa pergi atau tidak."

"Kenapa begitu, Tuan? Saya rasa saya tidak bisa terus berada di posisi seperti ini maaf tuan tapi saya juga wanita jika istri anda tahu semua ini kemungkinan saya.."

"Jangan memikirkan apapun. Kau hanya perlu fokus padaku, aku berjanji akan membebaskanmu suatu saat nanti untuk sekarang tetaplah bersamaku karena aku masih membutuhkanmu."

Ada perasaan sesak saat Eve mendengar ucapan Keineer. Entah kenapa Eve merasa bahwa ada yang tidak beres dengan hatinya.

"Maaf Tuan, tapi saya tidak bisa berjanji." ucap Eve dengan mantap.

Keineer memeluk Eve semakin erat dia mendadak emosi saat mendengarnya. Ada rasa tidak rela di hati jika suatu saat nanti Eve pergi darinya.

"Aku akan mengejarmu kemanapun kau pergi Eve, ibumu juga akan menanggung akibatnya jika kau berani pergi sebelum aku yang memerintah."

Eve mengusap punggung Keineer dan pelukan pria itu sedikit mengendur. Eve melepaskan pelukan Keineer dan menangkup wajah tampan pria itu.

"Kenapa anda seperti ini?"

Kedua jari jempol Eve mengusap pipi Keineer dengan lembut, kedua manik hazelnya menatap lurus manik hitam yang sedang menatapnya penuh emosi.

"Saya telah mengorbankan banyak hal di sini. Suatu saat nanti saya tidak mungkin terus menjadi kekasih gelap anda, Tuan. Saya juga memiliki masa depan saya ingin menikah dan menjadi ibu merawat dan membesarkan anak layaknya wanita-wanita pada umumnya di luar sana. Saya tidak mau terus-menerus seperti ini."

"Saya mohon kali ini jangan libatkan ibu saya dia tidak tahu apa-apa."

Keineer sangat menikmati usapan jempol Eve pada pipinya.

"Mungkin jika anda bisa memberi jaminan, saya akan tetap tinggal karena masih memiliki alasan sampai anda sendiri yang menendang saya."