NovelToon NovelToon
Sumpah 100 Hari

Sumpah 100 Hari

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Berbaikan / Dikelilingi wanita cantik / Anak Kembar / Crazy Rich/Konglomerat / Beda Usia
Popularitas:1.6k
Nilai: 5
Nama Author: RatihShinbe

Lihat saja, aku bersumpah, aku akan membuatnya memohon untuk menikah dengan ku kurang dari 100 hari ini.

Luna mengucapkan sumpah di depan sahabatnya, Vera yang hanya menganga menatap ke arahnya, merasa sumpahnya itu konyol dan takkan pernah terjadi.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon RatihShinbe, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

21

Meskipun hanya semalam, dan setengah hari, waktu bersama anak-anaknya membuat Luna sangat puas.

Luna melambaikan tangan mengantar kepergian mereka. Luna tersenyum kemudian menatap pesan dari Arul di ponselnya.

-Ku rasa, semalam Pak Abel demam lagi-

Luna langsung bergegas ke parkiran mobil.

"Kenapa kamu pikir begitu? " tanya Luna saat sampai di dekat mobil.

"Semalam dia menelpon menanyakan kalian sedang apa, dan ku dengar dia seperti menggigil" jawab Arul.

"Kalau begitu, ayo kita pulang" ucap Luna.

"Tapi, bos bilang kau harus ke kantor" ucap Arul.

Luna terdiam, menatap ponsel dan menghubungi Devan.

"Pak, tak ada meeting hari ini, aku benar-benar tidak bisa datang, Pak Abel..... "

"Haah, iya, kurasa kali ini kau harus membawanya ke rumah sakit" ucap Devan.

Luna mengerutkan dahinya.

"Kenapa? " tanya Devan.

"Dia ke kantor, dan sekarang tengah duduk lemas di sini, dia tak mau pergi, tak mau dengar siapapun" ucap Devan.

Luna menghela.

"Kita ke kantor, Pak Abel di sana" ucap Luna kemudian menutup telponnya.

"Astaga, Pak bos ini! " keluh Arul.

#

Benar saja, Abel duduk dengan memejamkan mata, raut wajahnya menahan sakit. Dia berkeringat dan pucat.

Luna menaruh tasnya dan mendekat. Dia menyentuh dahi Abel.

"Anda demam Pak" ucap Luna.

Abel membuka sedikit matanya kemudian tersenyum saat yang dia lihat adalah Luna.

"Ayo, anda harus ke rumah sakit" ucap Luna.

"Tidak... " Abel menolak.

Luna menatapnya kesal.

"Paakkk! " Luna tak habis pikir.

"Aku tidak mau, aku mau pulang saja" ucap Abel hendak berdiri.

"Kau tidak akan di suntik, hanya akan diperiksa dan minum obat, setelah sembuh kau bisa pulang" Luna kesal dan bicara keras padanya.

Abel menatapnya, sedikit ketakutan karena Luna memasang wajah yang galak.

"Tapi... " Abel ragu.

#

Luna meringis menatap Abel yang juga menutup matanya juga menggigit sapu tangan karena akan mendapatkan pemasangan selang infus dan pemberian obat melalui infus.

"AARGGGGHHHHHH! " Abel berteriak sekencangnya.

Luna menutup mata dan telinga. Perlahan dia hendak pergi.

"HEI LUNA......!" Abel meneriakinya.

Luna ketakutan dan langsung kabur.

"AWAS KAU! " Abel kesal.

#

Liana dan Suryo datang.

Suryo tak masuk, dia duduk di samping Luna yang tertidur saat menunggu.

"Kau tidak masuk? " tanya Liana.

"Tidak, kau saja! " bisik Suryo.

Liana masuk sembari mendelik.

Suryo menatap wajah Luna yang terlihat manis saat tertidur.

Teringat saat pertama kali dia tahu dari Abel bahwa Luna adalah putri dari korban kecelakaan Novel.

#

Saat itu, Suryo sangat marah karena Abel memutuskan untuk mengambil Luna sebagai sekretaris, dan menyekolahkannya sebelumnya.

"Masih banyak gadis lain yang bisa kau jadikan sekretaris, tidak usah menyekolahkannya dulu, kau bisa ambil dan melakukan interview, pasti banyak yang akan datang melamar posisi ini" ucap Suryo mencecar putranya yang baru saja dia angkat menjadi direktur.

"Luna sudah tahu bagaimana aku, dia yang paling bisa bertahan dengan ku" jawab Abel santai.

Suryo kesal dan melemparkan berkas ke hadapannya.

"Posisi ini bukan tempat kau bermain bersama orang yang kau inginkan. Kau harus bekerja dengan orang yang kompeten" Suryo meninggikan nada bicaranya.

Abel berdiri mengambil semua berkas yang berceceran.

Suryo sedikit terkejut dengan perubahan sikap Abel yang terlihat lebih sabar.

"Ayah sudah memberikan posisi ini pada ku, sekarang ayah pulang dan beristirahat saja. Aku akan melakukannya dengan cara ku" ucap Abel.

"Berikan satu saja alasan mengapa kau begitu menggenggam nya, jangan katakan bahwa kau mencintai nya" ucap Suryo.

Abel menatap ayahnya, berpikir mungkin ini adalah waktunya dia mengatakan semuanya agar ayahnya bisa diam dan tak mengganggu dirinya juga Luna di kantor.

Abel membuka laci yang selalu dia kunci, mengambil satu map dan menaruhnya di meja.

Dengan menghela, dia berdiri dan memberikannya pada Suryo.

Suryo membuka map itu. Matanya bergerak membaca setiap profil yang ada di dalamnya. Membaca halaman ke lima, baru bola matanya membulat seolah hendak akan keluar dari tempatnya.

Dia menelan saliva.

"Ya, dia putri kedua Pak Angga Wijaya pemilik perusahaan surat kabar Suara Kami. Yang Novel sialan itu tabrak saat mabuk" ucap Abel.

Suryo terduduk.

"Dia kehilangan segalanya setelah kecelakaan itu, perusahaan nya pun direbut oleh orang kepercayaan ayahnya. Itulah alasan aku menjadikannya asisten ku, untuk menjamin kehidupannya bersama kedua keponakannya" lanjut Abel.

"Apa dia tak tahu kalau orang yang menabrak adalah Novel? " tanya Suryo.

"Tidak, aku tetap saja melindungi adik yang tidak berguna seperti dia" Abel memalingkan wajahnya.

Suryo tertunduk malu, karena memang Novel sangat tidak bisa diharapkan dari segi apapun saat itu.

Suryo pergi setelah meletakkan berkas di meja Abel. Jelas dia sangat malu jika bertemu dengan Luna nantinya. Gadis yang awalnya dia sangat tak sukai ada dan selalu menempel pada putranya itu.

"Jangan usik aku dan dia lagi Yah, biarkan dia tetap di sisi ku, aku mohon" ucap Abel.

Suryo hanya menoleh ke sisi, tidak berbalik, dia juga tidak menjawabnya, pergi begitu saja.

#

"Kamu pasti kesepian" gumam Suryo menatapnya.

Luna membuka mata mendengarkan suara nya.

"Pak Suryo! " Luna terperanjat.

Dia sedikit menjauh, Suryo tersenyum.

"Si Abel sakit apa? " tanya Suryo.

Luna menatap ke arah pintu ruang rawat Abel.

"Bapak tidak masuk? " tanyanya.

"Malas, ntar dia ngeluh ini itu, karena posisinya sangat menyusahkannya. Dia sendiri yang bilang jangan ganggu kalian, malah nanti dia sendiri yang ngeluh" Suryo malah memprediksi keluhan Abel.

"Hmm, jangan menggangu kami? " tanya Luna mengulang.

"Kalian, maksudnya dia sama si Devan" Suryo gelagapan.

Suryo berdiri.

"Ya sudah, saya masuk. Kamu nggak masuk? " tanya Suryo.

Luna menatap lagi ke arah pintu dengan raut wajah yang takut.

"Hehe, ngga Pak, nanti aja kalau ada Pak Devan" ucap Luna.

"Ohhh, iya, katanya dia sedang dalam perjalanan" ucap Suryo.

"Ohh, syukurlah" ucap Luna.

"Aku akan masuk" ucap Suryo.

Luna tersenyum dan mengangguk.

Dia merasa aneh dengan sikap ayahnya Abel.

"Dulu dia begitu tak suka dengan ku, pertama masuk jadi sekretaris, dia berubah total. Seperti canggung dan terlihat aneh" gumam Luna.

Kemudian matanya membulat, dia menatap ke arah pintu.

"Jangan jangan....... "

Luna mengerutkan dahinya.

"Dia suka padaku? "

Luna merengut sendiri, berpikir merasa sangat tidak beruntung jika Pak Suryo menyukainya. Membayangkan bagaimana Liana menjambak rambutnya. Abel menatap sinis padanya karena sudah membuat rumah tangga orang tuanya berantakan.

"Tidaakkkk! " Luna hampir berteriak.

Tapi kemudian menutup mulutnya, melirik ke kanan dan kiri takut ada yang mendengar.

\=\=\=\=\=\=\=\=\=>>>>

1
Aul soobin
semngt yaa
Shinbe: /Good/
total 1 replies
Ini cinta
lanjut
Ini cinta
hmmm begitu awalnya....
Ini cinta
🤦‍♀️pingsan terooos
Ini cinta
🤣🤣🤣
Ini cinta
/Facepalm/
Suka Baca
/Smile/
Ini cinta
selamatkan Luna!
Ini cinta
ada aja lucunya
Ini cinta
lanjut
Ini cinta
ini kek romcom yang pernah aku lihat
Ini cinta
Hadir thor, semangat banget bikin banyak novel
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!