Lin Lianwei, seorang perampok dan ketua bandit dari kota X, tiba-tiba mendapati dirinya terjebak dalam tubuh seorang gadis desa bernama Lin Yuelan, gadis yang lemah dan malang, yang baru saja mengalami pelecehan oleh seorang pria tak dikenal.
Dalam kesakitan dan keputusasaan yang mendalam, Yuelan memilih untuk mengakhiri hidupnya dengan melompat ke sungai. Namun, alih-alih kematian, justru jiwa Lin Lianwei yang masuk ke dalam tubuh Yuelan pada saat genting itu.
Selama tiga bulan pertama, Lianwei mencoba memahami kehidupan barunya sebagai Lin Yuelan. Ia berusaha untuk bangkit dari tragedi yang dialami dan menjalani kehidupan baru ini dengan penuh kehati-hatian. Tetapi, sesuatu mulai terasa aneh. Tubuh barunya menunjukkan gejala-gejala yang membuatnya khawatir. Setelah mencari tahu, Lianwei pun terkejut mengetahui bahwa dirinya hamil.
Dengan ketidakpastian tentang siapa ayah dari anak yang dikandungnya, Lianwei merasa sangat kebingungan. Mampukah dia melewati situasi yang rumit ini?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arlingga Panega, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BERTEMU SI KEMBAR
Saat Lin Nuwa kembali, Lin Yuelan telah selesai membuat beberapa jahitan. Dia juga mengajari Lin Nuwa cara membuat jahitan kasar untuk membuat kasur, bantal, gulung, selimut dan jaket.
Kelima orang pria juga di pekerjakan, Lin Yuelan meminta mereka untuk memasukan kapas ke dalam kain yang sudah di jahitnya. Dalam waktu 6 jam, semua pekerjaan berhasil di selesaikan. Mereka terlihat sangat gembira, setiap kamar mulai di lengkapi dengan berbagai benda baru.
"Ibu!" panggil Lin Zhaoyang, bocah itu melompat-lompat di atas kasur yang baru.
Lin Yuelan berjalan mendekat, kemudian menggendong dan mendudukkannya di kursi. Dia segera memasang seprai, sehingga tampilan tempat tidur menjadi semakin nyaman.
Lin Bo Cheng juga terlihat sangat gembira, beberapa waktu yang lalu, mereka masih tidur di atas kasur yang tipis, namun saat ini berubah menjadi kasur tebal yang sangat empuk dan bangat.
"Bagaimana? Apakah kalian menyukai tempat tidur yang baru?" tanya Lin Yuelan, kedua bocah itu menganggukan kepala.
"Ah Zhao suka, ini sangat nyaman."
"Ah Cheng paling suka, apapun yang ibu buat, Ah Cheng pasti akan menyukainya."
Lin Yuelan tersenyum, dia memberikan ciuman di pipi kedua bocah itu, hingga membuat telinga mereka memerah.
"Ibu!" Lin Bo Cheng mengerucutkan bibirnya, dia merasa malu karena selalu di perlakukan seperti anak kecil oleh Lin Yuelan.
"Hahaha... Ibu, sepertinya kakak sulung merasa malu." ucap Lin Zhaoyang, dia duduk di pangkuan Lin Yuelan sambil melihat reaksi saudara baunya.
"Baiklah, baiklah! Bibi Nuwa telah merebus air, pergilah untuk mandi dan berganti pakaian. Ibu akan memperlihatkan jaket baru kalian nanti." ucap Lin Yuelan sambil berdiri. Kedua bocah itu segera berlari ke dapur sambil menatap bak mandi kecil yang telah terisi air hangat.
Lin Nuwa tersenyum tipis, tuan muda mereka akhirnya mendapatkan kasih sayang yang tulus, dia juga merasa sangat senang dan bersyukur karena bertemu dengan Lin Yuelan.
"Ayo cepat! Bibi akan membantu kalian berdua berpakaian!" ucap Lin Nuwa, namun kedua bocah itu segera berlari masuk ke dalam kamar dan memasang pakaiannya sendiri.
Lin Nuwa menggelengkan kepala dengan tidak berdaya, di masa lalu, Lin Bo Cheng sangat pendiam, dia begitu penurut dan tidak pernah membuatnya khawatir. Namun sekarang dia berubah, menjadi semakin energik setiap harinya.
Lin Yuelan tidak pernah mengekang kedua putra angkatnya, dia memberikan kebebasan dan membiarkan keduanya menikmati masa kecil yang indah. Sehingga mereka tumbuh menjadi anak-anak yang kuat, apalagi selalu di ajari bela diri oleh paman-paman nya.
Waktu berlalu dengan sangat cepat, peperangan di perbatasan akhirnya berhasil di padamkan. Para prajurit berhasil merebut 2 wilayah besar dari tangan musuh, sayangnya ada begitu banyak prajurit yang mengalami cedera, sehingga kemenangan tidak sepenuhnya menyenangkan, ada begitu banyak kerusakan dan kerugian yang dialami oleh 2 kekaisaran.
Saat ini Lin Yuelan telah melahirkan seorang anak laki-laki yang sangat tampan, dia memberinya nama Lin Hao Yu. Sejak lahir hingga berusia 8 bulan, bayi itu terlihat sangat energik, dia bahkan telah belajar merangkak dan berbicara.
"Wah.."
"Wah.."
Lin Hao Yu terus berceloteh, bayi itu memiliki kebiasaan yang sedikit berbeda, dia akan tidur di siang hari, tapi melek di malam hari, sehingga anggota keluarga harus bergantian menjaganya.
Lin Yuelan memutuskan untuk naik gunung, dia berencana untuk mencari beberapa bahan herbal. Namun tiba-tiba saja hujan turun, dia terpaksa harus mencari tempat untuk berteduh.
Saat sedang berlarian tanpa arah, Lin Yuelan melihat sebuah goa, dia segera masuk sambil mengibaskan pakaiannya yang basah.
"Untung saja aku membawa beberapa roti dan daging kering." ucap Lin Yuelan sambil menurunkan keranjang bambu dari punggung nya. Saat dia sedang makan, 2 pasang mata memperhatikannya dari tempat gelap, sepertinya mereka juga sangat lapar.
Lin Yuelan melirik, dia melambaikan tangan. Namun orang yang bersembunyi tidak memberikan respon apa pun.
"Apakah kalian lapar?" tanya Lin Yuelan sambil berjalan mendekat, awalnya dia berpikir bahwa ada 2 binatang yang mengawasinya, namun ternyata 2 pangsit kecil yang lucu, mereka terlihat berusia 3 tahun dengan tubuh kurus dan pakaian yang lusuh.
Lin Yuelan menatap kedua anak itu, dia menyerahkan 2 roti kukus dan kantung air untuk mereka. "Makanlah, kalian berdua pasti sangat lapar."
Lin Yuelan kembali berjalan ke arah pintu masuk goa sambil melihat tetesan hujan yang menyentuh tanah. Si kembar saling berpandangan, keduanya sangat lapar dan belum memakan apa pun selama 2 hari.
Melihat roti kukus di depannya, kedua anak itu tampak ragu-ragu, namun tak lama kemudian mereka memakannya dengan sangat lahap.
Air mata jatuh di pipi si kembar, mereka terselamatkan hari ini dan tak perlu lagi makan angin. Saat Lin Yuelan berbalik, dia tertegun. Kedua anak itu nampak polos dan sangat lemah.
Lin Yuelan mengambil 2 roti kukus lagi, kemudian menyerahkannya. "Makanlah, jangan sampai kalian berdua sakit."
Si kembar mengambil roti itu dengan gembira, kemudian melahapnya dengan cepat, mereka bergantian meneguk air.
"Kenapa kalian berdua ada di sini? Dimana orang tua kalian?'' tanya Lin Yuelan, namun kedua anak itu hanya menggelengkan kepala.
Lin Yuelan teringat putranya di rumah, dia juga merasa simpati dengan nasib yang di alami kedua bocah itu.
"Apakah kalian berdua mau ikut denganku?" tanya Lin Yuelan, kedua bocah itu saling berpandangan namun tidak mengeluarkan suara.
Tepat saat hujan berhenti, Lin Yuelan keluar dari goa, dia membawa kembali keranjang bambunya di punggung. Merasa hari semakin sore, Lin Yuelan mempercepat langkahnya, dia harus bergegas jangan sampai anak-anaknya khawatir.
Lin Yuelan akhirnya sampai di rumah, dia bergegas membersihkan diri dan berganti pakaian.
"Waaah.."
"Waah.."
Terdengar celoteh Lin Hao Yu, bayi itu terlihat sangat senang bermain dengan semua orang. Tepat saat Lin Nuwa membuka pintu belakang, dia di kejutkan dengan kemunculan si kembar, sehingga menjatuhkan tong air yang di bawanya.
Lin Yuelan mendengar teriakan gadis itu, dia bergegas kebelakang dan melihatnya.
"Kalian?" Lin Yuelan terlihat kaget, tak menyangka jika si kembar akan mengikutinya, apalagi mereka masih menggunakan pakaian yang sama dan sedikit basah karena tetesan hujan.
Lin Nuwa bangun, melirik ke arah Lin Yuelan dan segera bertanya. "Nona, mereka?"
Lin Yuelan tersenyum tipis, "Aku bertemu mereka saat di goa, sepertinya mereka di tinggalkan keluarganya."
Lin Nuwa mengerutkan dahi, "Nona, hanya keluarga kita yang tersisa, semua orang telah pergi untuk mengungsi, termasuk para penduduk dari desa lain."
Lin Yuelan mengangguk, dia segera membawa si kembar ke dalam rumah kemudian memandikannya dengan air hangat, dia takut jika keduanya akan masuk angin.
Lin Yuelan mengambil pakaian yang sudah tidak terpakai dari lemari milik Lin Zhaoyang, dia segera memakaikannya pada si kembar, kemudian memberikan mereka makanan.
"Makanlah!" ucap Lin Yuelan, entah kenapa dia merasa sangat sedih setiap kali melihat wajah kedua bocah itu. Dari keempat anak yang di jemputnya, hanya si kembar saja yang berada dalam kondisi terburuk.
"Ibu!"
"Ibu!"
Lin Zhaoyang dan Lin Bo Cheng muncul, keduanya menatap wajah si kembar tanpa berkedip. Lin Yuelan segera memperkenalkan, "Mulai sekarang, si kembar akan menjadi bagian dari keluarga kita, kalian berdua harus menyayanginya seperti adik sendiri."
Lin Zhaoyang dan Lin Bo Cheng menganggukan kepala, keduanya tidak merasa iri sedikit pun, mereka juga ingat bagaimana pertama kali bertemu dengan Lin Yuelan.
"Siapa nama kalian?" tanya Lin Yuelan, si kembar hanya menggelengkan kepala. Lin Yuelan menopang dagu seolah-olah sedang berpikir, tak lama kemudian segera berkata.
"Baiklah, karena kalian berdua belum memiliki nama, mulai sekarang kamu akan di panggil Lin Zi Xin dan kamu Lin Zi Rui. Kalian berdua juga bisa memanggilku ibu." ucap Lin Yuelan, si kembar hanya tersenyum tipis mendengar nama yang di berikan padanya.
Setelah selesai makan, Lin Yuelan membawa kedua anak itu ke kamar dan segera membaringkannya. "Tidurlah! Kalian berdua aman sekarang, tidak akan ada yang menyakiti kalian lagi."
Si kembar tersenyum manis, keduanya tertidur dengan sangat lelap. Lin Yuelan menarik nafas panjang, perang menyebabkan banyak keluarga yang kehilangan anak, saudara, ayah dan suami mereka.
Lin Yuelan menarik selimut, dia menutupi tubuh si kembar agar tidak kedinginan. Kemudian berjalan keluar untuk mengambil Lin Hao Yu.
👍💪