NovelToon NovelToon
Kutukan Cinta Istri Tak Dianggap

Kutukan Cinta Istri Tak Dianggap

Status: tamat
Genre:Tamat / Poligami / Cinta Paksa / Penyesalan Suami
Popularitas:249.7k
Nilai: 4.9
Nama Author: Bareta

(Revisi)

Merasa akhirnya bebas dari ikatan pernikahan dengan Elsa, wanita pilihan orangtuanya, Edward, berniat menata ulang hidupnya dan membangun rumah tangga bersama Lily, sang kekasih.

Namun tanpa disadari saat tangannya menggoreskan tandatangan di atas surat cerai, bukan sekedar perpisahan dengan Elsa yang harus dihadapi Edward tapi sederetan nasib sial yang tidak berhenti merudungnya.

Tidak hanya kehilangan pekerjaan sebagai dokter dan dicabut dari wasiat orangtuanya, Edward mendadak jadi pria impoten padahal hasil pemeriksaan dokter, dirinya baik-baik saja.

Ternyata hanya Elsa yang mampu mengembalikan Edward menjadi pria sejati tapi sayangnya wanita yang sudah terlanjur sakit hati dengan Edward, memutuskan untuk menikah kembali dengan Erwin, adik iparnya.

Apakah Edward akan memaksa Elsa kembali padanya atau memutuskan tetap menjadi pria mandul dan menikahi Lily ?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bareta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Arti Sebuah Nama

“Kamu yakin nggak masalah ditinggal sendirian ?” tanya mommy yang bersiap-siap pulang ke Jakarta setelah 4 hari di Yogykarta.

“Yakin, Mom. Paling tinggal minta Kinan menginap di sini lagipula siang ini aku sudah mulai magang di rumah sakit.”

“Nggak dapat shift malam, kan ?” tanya Erwin dengan wajah khawatir.

“Aman, mereka sudah tahu kalau aku sedang hamil lagipula ada Mas Bagas dan Mbak Kasih di rumah sakit itu. Urusan skripsi juga sudah beres, dosen pembimbingku bilang permohonanku disetujui, aku bisa mengikuti sidang sebelum melahirkan sekitar 3 sampai 4 bulan lagi.”

“Yakin bisa selesai kurang dari 4 bulan ?” Nada suara mommy ikut khawatir sementara daddy malah tertawa.

“Kenapa kalian jadi meragukan Elsa hanya karena dia sedang hamil ? Kecerdasan otaknya nggak akan berkurang hanya karena sedang berbadan dua.”

“Kalau soal itu tidak diragukan lagi, Dad, tapi aku khawatir ketahanan fisiknya,” ujar Erwin.

Mereka sudah berdiri di teras menunggu sopir membawa koper dan barang lainnya ke mobil.

“Aman Mas Erwin, mana mungkin aku lupa ada nyawa lain di rahimku kalau perut ini makin tambah buncit begini.” Elsa mengusap-usap perutnya sambil terkekeh.

Mommy dan Daddy sudah duluan masuk ke dalam mobil sedangkan Erwin sambil menggandeng Elsa baru menyusul belakangan.

“Ingat jangan suka kemana-mana naik ojol ! Daddy sudah siapkan mobil khusus untukmu tapi jangan ngebut-ngebut juga, nanti begitu lahir anak kamu mendadak jadi pembalap.”

“Mas Erwin lebay banget sih, daddy aja nggak begitu-begitu amat !” cibir Elsa sambil tergelak.

“Soalnya kalau kamu kenapa-napa bakalan aku yang jadi sasaran pertama dan mommy bakal ngomel sepanjang jalan Jakarta -Yogya.”

“Iya, iya, aku paham.” Elsa mengangguk-angguk di sela tawanya. “Udah sana naik ke mobil, kebanyakan petuah nanti sampai Jakarta kemalaman.”

“Hari ini bawa mobil ke rumah sakit terus nanti…”

“Iya, iya Mas Erwin !” Elsa mendorong tubuh pria itu mendekati mobil. “Aku akan kirim foto setiap kali sampai di parkiran rumah sakit. Bahkan setiap hari aku akan laporan sama mommy !”

Erwin menghela nafas dengan wajah tidak rela meninggalkan Elsa. Baru sampai di pintu sopir, Erwin berbalik lagi dan mendekati Elsa.

“Aku jalan dulu, jaga kesehatanmu. Aku sudah menghubungi Kinan dan minta tolong padanya untuk menemanimu. Jangan sampai kamu sendirian di rumah.” Elsa kembali mengangguk dan tersenyum saat tangan Erwin mengusap-usap kepalanya.

“Titip cucu mommy dan daddy,” pesan mommy dari dalam mobil.

“Siap Mom, aku pasti akan selalu memperhatikannya.”

Mobil pun melaju meninggalkan Elsa yang masih menunggu di depan rumah sampai mobil sampai berbelok di perempatan.

Hari ini jadwal magang baru dimulai jam 1, jadi masih ada waktu untuk menyelesaikan pekerjaan rumah dan mengetik skripsi meskipun hanya 1-2 halaman.

Begitu sampai di pintu masuk, Elsa berhenti sejenak sambil tersenyum tipis. Rasanya ada yang hilang karena rumah kembali sepi. Sebetulnya Erwin masih ingin tinggal lebih lama di sini seperti sebelumnya tapi daddy tidak mengijinkan karena tidak adanya Edward di rumah sakit membuat Erwin harus mulai belajar memikul tanggungjawab yang sebelumnya dipegang Edward.

“Daddy yakin belum mau mengijinkan kak Edward kembali bekerja di rumah sakit ? Aku sudah memastikan pada Fahmi kalau hubungannya dengan Lily benar-benar sudah berakhir bahkan sekarang perempuan itu sudah dibawa orangtuanya kembali ke Bandung.”

“Mommy dengar dia stres dan suka mengamuk.”

“Itu juga yang aku dengar dari Fahmi, Mom tapi bukan karena kehilangan calon anaknya melainkan gara-gara rahimnya harus diangkat setelah pendarahan hebat. Menurut kak Ed, Lily mengamuk karena hilang sudah asetnya untuk menguras kantong pria-pria hidung belang.”

“Bodohnya kakakmu bisa dibohongi bertahun-tahun dan tidak mau mendengarkan peringatan daddy dan Elsa. Sekarang biar dia merenenungkan kesalahannya dan kita lihat apa cintanya masih lengket pada perempuan itu.”

Mommy dan Erwin spontan tertawa mendengar omelan daddy Robert.

“Memangnya permen karet sampai lengket ?” ledek mommy.

“Dapat gelar dokter spesialis jantung dengan nilai cumlaud tapi tidak bisa membedakan antara debaran jantung orang yang sedang berbohong sama yang benar-benar jatuh cinta !”

“Memang perbedaannya terdeteksi mesin EKG, dad ?” canda Erwin di sela tawanya.

“Tidak, bisanya dengan poligraf,” sahut daddy dengan nada ketus.

“Sudah bodoh, keras kepala juga !”

“Edward hasil bibitmu juga, Robert, jadi wajar kalau dia keras kepala seperti daddynya. Jangan bilang kamu lupa bagaimana kamu dulu sering berdebat bahkan sampai bertengkar dengan papi masalah rumah sakit gara-gara sifat keras kepalamu itu.”

“Setidaknya aku keras kepala soal pekerjaan sedangkan anakmu itu masalah perempuan. Susah payah berjuang mendapatkan kuliah di Yogya akhirnya malah membawa pulang dokter abal-abal.”

Erwin kembali tertawa dan mommy hanya geleng-geleng kepala. Baru kali ini Erwin mendengar daddy-nya mengomel dengan cara yang bikin orang lain tertawa mendengarnya.

***

Jam setengah satu Elsa sudah berada di dalam lift menuju ruang administasi karyawan yang terletak di lantai 2. Rasanya senang bisa kembali bekerja di rumah sakit setelah 2 bulan kemarin Elsa hanya berkutat dengan materi kuliah di kampus.

Hatinya benar-benar lega karena kehamilan tidak menjadi halangan baginya untuk lulus tepat waktu bahkan mendahului teman-temannya mengikuti sidang ujian skripsi. Semoga kemudahan yang didapatnya ini bukan karena ia menantu dokter Robert Hartawan.

“Elsa Hartawan ?”

Mata Elsa membola saat petugas adminitrasi memanggil nama lengkapnya menggunakan nama Hartawan. Baru saja ia memikirkan hubungannya dengan keluarga Hartawan, tiba-tiba nama keluarganya benar-benar diganti.

“Nama saya Elsa Setiawan, Hartawan nama keluarga suami.” Petugas di meja administrasi tersenyum.

“Tapi di sini terdaftarnya begitu.” Elsa melihat langsung tulisan yang terdapat pada lembaran surat magangnya.

Kenapa aku bisa nggak teliti membacanya ? Lagipula sejak kapan nama keluargaku berubah Hartawan ? Apa jangan-jangan daddy yang mengatur supaya aku menjalani magang di tempat ini supaya tetap berada di kota ?

“Elsa ?”

“Eh iya Bu, saya tidak masalah menggunakan nama Elsa Hartawan.”

Elsa akhirnya menerima dengan pasrah namun ia akan berbicara dengan pihak kampus supaya ijazahnya tetap menggunakan nama gadisnya Elsa Setiawan. Ia tidak mau orang akan memandang dan menghargainya karena ia menyandang nama Hartawan.

Kira-kira 15 menit kemudian Elsa dipanggil kembali untuk menerima tanda pengenal, seragam dan jadwal tugasnya selama 2 minggu ke depan. Usai mengucapkan terima kasih, Elsa berjalan menuju ruang ganti perawat untuk bersiap-siap memulai tugasnya.

Tangannya masih membolak balik tanda pengenal yang berada dalam genggamannya. Sepertinya Elsa belum siap untuk mengganti nama keluarganya meskipun secara resmi ia adalah nyonya muda Hartawan karena pernikahannya dengan Edward.

Elsa yakin daddy Robert yang mengatur semua ini dan tidak ada salahnya Elsa bertanya langsung alasannya pada daddy.

1
Uti Enzo
Luar biasa
Safa Almira
bagus
Baretta: Terima kasih Kak Safa 😊🙏
total 1 replies
Pak dhe Tono
Luar biasa
Putii
Kecewa
Siti S
Luar biasa
Ayi Sansan
mantappp 👍
Baretta: Terima kasih Kak Ayi Sansan
total 1 replies
Diny Julianti (Dy)
jangan2 Hendra
Ita Maisaroh
akhir nya... lily buka topeng nya sendiri,
dasar sundel bolong
Mulyanah Fira
Luar biasa
Baretta: Terima kasih Kak Mulyanah Fira 😊😊🙏🙏
total 1 replies
guntur 1609
ceritanya menarik. keren. tapi konfliknya terlalu sedikit dan terlalu ringan. kakau ada konfliknya agak beretan sedikit thor. biar bacanya lebih emosi
Baretta: Terima kasih banyak atas dukungannya Kak Guntur1609 😊😊🙏🙏
Masukan dari kakak akan saya coba di cerita berikutnya
total 1 replies
guntur 1609
trims thor ceritanya. sangat keren
guntur 1609
sweet banget si edward
guntur 1609
beghhh gawat ni si edwin..bikin ngakaka saja
guntur 1609
emang oerempuan seperti tu. dia yg mancing2..ehhhhh nanti juga dia yg emosian. hadeehhh
guntur 1609
ed kau harus dikasih pelajaran. agar kau berubah
guntur 1609
bagus tuh elsa. edward harus di kasih oelajaran dia lupa dengan keadaanya dulu
guntur 1609
jangan bilang cowoknya gilang
guntur 1609
hahah cemburu kan loe
guntur 1609
karena kau wanita yg banyak tingkah
guntur 1609
bagis tuh gas. nasehati kiran
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!