Sarena Almaira adalah seorang wanita muda cantik yang hidup dalam penderitaan. Sejak usia 5 tahun, ia mengalami broken home setelah ayahnya menghilang entah ke mana. Kehidupannya pun menjadi sangat sulit dan penuh kesedihan. Setelah lulus SMA, Sarena memutuskan untuk bekerja sebagai pelayan restoran demi memenuhi kebutuhan hidupnya.
Namun, hidupnya berubah drastis ketika sebuah kejadian tak terduga membuatnya terikat dalam pernikahan rahasia dengan seorang pengusaha muda yang kaya dan tampan.
Apakah Sarena akan menemukan kebahagiaan setelah bertemu dengan pria itu?
Baca yu!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Meywh, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab21
"Nak, bukan maksud ibu melupakan kamu, tapi..."
"Tapi anak tirimu melarangmu bertemu denganku, kan?" ucap Sarena.
"Sarena, maafkan paman. Bukan maksud paman untuk menjauhkan kamu dan ibumu, tapi kamu harus mengerti situasinya, nak. Anak-anak paman membutuhkan kasih sayang dari ibumu," sambung Biyan.
"Oh, apa paman pikir aku tidak membutuhkan kasih sayang ibuku? Selain kehilangan ayah, aku juga dijauhkan dari ibuku. Masa kecilku sungguh buruk," tegas Sarena.
"Baiklah, nak. Kamu boleh membenci kami, tapi paman juga meminta kamu datang di acara pertunangan Tasya," ucap Biyan sambil memberikan undangan.
"Baiklah, kalau begitu, aku permisi," jawab Sarena, lalu dia pun pergi.
"Sabar ya, Ren. Aku tahu kamu pasti sakit sekali dengan sikap mereka," ujar Syifa.
"Aku sudah terbiasa, Fa," jawab Sarena sambil tersenyum.
'Sarena masih bisa tersenyum meski hatinya sakit,' gumam Syifa.
"Nona, sudah selesai," ujar Dafa.
"Iya, Dafa. Ayo pulang."
Mereka pun naik ke dalam mobil.
Di dalam mobil, Sarena melihat isi undangan yang bertuliskan:
Aldevaro Putra
&
Tasya Delvana
'Jadi yang dijodohkan dengan Aldevaro ternyata saudara tiriku sendiri,' gumam Sarena.
Sarena melihat tanggal pertunangan yang ditentukan.
'Apa-apaan ini? Pertunangannya baru enam bulan lagi, terus kenapa mereka memberikan undangan sekarang?' gumam Sarena.
'Enam bulan lagi, saat Aldevaro dan Tasya bertunangan, Albiru sudah berumur satu tahun,' gumam Sarena.
"Sarena, kamu kenapa?" tanya Syifa.
"Gak apa-apa, fa."
Beberapa saat kemudian, mereka sampai di kediaman Sarena.
"Sarena, aku langsung pulang, ya," ujar Syifa.
"Oh, kalau begitu, Dafa, tolong antar Syifa pulang ya," ucap Sarena.
"Ah, nggak perlu, Ren. Aku naik taksi saja," ujar Syifa.
'Sebenarnya aku mau diantar dia, tapi ya, basa-basi dulu,' gumam Syifa.
Syifa pun memberikan kode kepada Sarena agar memaksanya.
"Eh, fa, kalau naik taksi di sini jarang ada yang lewat. Jadi, kamu ikut Dafa saja, ya. Dafa, kamu nggak keberatan, kan?" ujar Sarena.
"Iya,bu" jawab Dafa.
"Baiklah, kalau begitu."
Syifa pun masuk kembali ke dalam mobil.
Di perjalanan:
"Tuan Dafa, kamu mau nggak jadi pacar aku?" tanya Syifa.
"Tidak."
"Ayolah, aku bisa masak, bisa beres-beres rumah, dan setia juga," ucap Syifa.
"Apa Anda mau menjadi ART di rumah saya?" ujar Dafa.
"Yang benar saja, aku kan minta kamu jadi pacar aku. Mau, ya?" ucap Syifa memohon.
"Maaf, nona. Tolong jaga sikap Anda. Kita baru kenal," tegas Dafa.
"Ih..."
'Aku tidak akan menyerah, Dafa,' gumam Syifa.
Sementara itu, di kediaman Sarena:
'Nak, mama tidak bisa bertahan jika papamu sudah bersama dengan saudara mama,' gumam Sarena.
'Mama harap, jika kamu sudah besar, kamu bisa mengerti, nak. Papamu bukan milik mama, dia mungkin milikmu dan tidak ada hubungannya lagi dengan mama,' gumam Sarena.
"Ada apa denganku?" ucapnya.
Sarena pun meneteskan air mata.
"Kenapa aku menangis? Apakah ada yang salah denganku?" ucapnya.
'Apakah mungkin ini karena ada sedikit rasa terhadap Aldevaro hingga membuatku sakit hati?' gumam Sarena.
"Ayah, ternyata bukan hanya kamu yang sakit hati karena ibu, tapi juga aku yang sakit hati karena harus kehilangan kasih sayang kalian berdua," ujar Sarena meratapi foto dirinya bersama kedua orang tuanya.
'Ayah, ibu, aku kangen kalian,' gumam Sarena dalam hati
"sakit hati paling dalam adalah ketika merindukan orang yang tak kunjung kembali atau mungkin tidak akan pernah kembali"
---