Shilla seorang wanita berusia 26 tahun yang sudah menikah dengan seorang pengusaha terkenal di kota nya. Tapi sayangnya pernikahan mereka tidak berjalan mulus. Mengingat bahwa mereka menikah karena perjodohan. Membuat rumah tangganya tidak harmonis.
Sampai dimana pernikahan yang berjalan dua tahun. Shilla yang ingin memberikan kejutan kepada sang suami dibuat terkejut melihat suaminya sedang berhubungan badan dengan sekretaris nya.
Shilla yang merasa tidak sanggup untuk melihatnya memutuskan untuk lari. Tapi sayangnya dia di perjalanan mengalami kecelakaan. Di sana dirinya memohon untuk terbebas dari dunianya yang kejam lagipula tidak ada yang miliki saat ini selain seorang bayi yang ada di perutnya mungkin saja sudah mati.
Tapi sayangnya harapan Shilla tidak terkabul karena tiba-tiba saja. Saat dirinya bangun ada seorang gadis kecil yang memanggil namanya.
" Mama..."
Disitu Shilla harus melakukan apa?
Apa dirinya transmigrasi ke tubuh seorang ibu yang kejam?
Apa dia bisa mengubah kehidupannya dengan baik?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reiza Muthoharah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pangeran Kedua
Ketika Aliesa sampai di rumah nya ia tersenyum melihat puterinya Flora tertidur di kursi di depan meja makan.
Aliesa melepaskan keranjang yang tadi dibawanya ke atas meja. Sambil tangannya mengelus rambut Flora sebelum menggendongnya menuju kamar mereka. Memang di rumah kecil hanya terdapat sebuah kamar, ruang tengah, dapur, dan kamar mandi. untuk masalah air bersih ia harus menimba nya di sumur. Aliesa terkadang tidak habis pikir dengan perilaku pemilik tubuh ini yang sama sekali tidak pernah mengurus anaknya. Padahal dirinya harus bersyukur dapat di berikan keturunan. Tidak seperti dirinya yang harus kehilangan calon anaknya akibat melihat perselingkuhan suaminya dengan sekretaris nya.
Mengingat itu semua membuat Aliesa meneteskan air matanya lagi. Andaikan dirinya tidak pernah menerima perjodohan orang tuanya dengan Revano mungkin kehidupannya tidak akan seperti ini. Pasti sekarang dia sedang mengapai impiannya sebagai penulis dan memiliki cafe.
Tapi dirinya tidak perlu menyesalinya setidaknya dia masih memiliki seseorang yang harus dia lindungi. Saat sampai di kamar Aliesa dengan perlahan menaruh tubuh kecil Flora di atas kasur. Aliesa merasakan bahwa kasur ini sangat sakit. Apalagi sebelum dirinya berada di dalam tubuhnya ini Flora harus tidur di kursi atas perintah dari pemilik tubuh aslinya.
Aliesa juga merasakan bertapa kurusnya Flora seharusnya anak seusianya dia harus banyak makan-makanan bergizi.
" Selamat tidur sayang." ucap Aliesa sambil mencium kening Flora sebelum berlalu meninggalkan kamar.
Flora yang merasa bahwa Mamanya sudah keluar dari kamar langsung membuka matanya. Sebenarnya Flora sudah terbangun ketika tubuhnya di gendong oleh Mamanya. Dia merasa sangat bahagia ketika bagaimana Mamanya berubah, apalagi sekarang Mamanya mau menggendongnya dan mencium keningnya dengan lembut.
Mengingat itu semua Flora merasa seperti mimpi. Jika andaikan mimpi Flora sama sekali tidak mau bangun dari mimpi indahnya ini. Meskipun sekarang dirinya sama sekali tidak tahu siapa Ayahnya tetapi Flora sudah senang dengan kehadiran Mamanya.
" Tuhan, terima kasih telah mengabulkan doa Flora. Sekarang Mama mau menyayangi Flora. Flora harap keinginan ini akan bertahan selama nya." ucap Flora sambil meninttikan air mata harunya.
...****************...
Sedangkan di sisi lain pria dengan beberapa gerombolannya telah sampai di istana. Para penghuni istana menyambut nya dengan suka ria karena Pangeran kedua telah kembali dari perburuan tahuannya.
Termasuk Kaisar Wiliam Bartronio Grisam yang menyambut Putera keduanya.
Sampai di depan istana Pangeran kedua menuruni kudanya dengan mudahnya dan kemudian berjalan menuju ke arah Kaisar.
" Salam Kaisar semoga anda di penuhi umur yang panjang." ucap Pangeran kedua dengan datar.
" Saya sangat bangga kepadamu Pangeran anda telah memenangkan kompetisi buru yang diadakan di negeri seberang." ucap Kaisar Wiliam sambil tersenyum bangga.
Tapi reaksi Pangeran kedua hanya memandang Kaisar Wiliam dengan datar.
" Jika tidak ada pembicaraan yang penting lebih baik saya permisi terlebih dahulu, Yang Mulia." ucap Pangeran kedua sambil menundukkan kepalanya sebelum berlalu meninggalkan Kaisar Wiliam yang menatapnya sendu.
" Andaikan aku bisa mencegah kejadian itu mungkin sekarang putera kita tidak akan berubah." ucap Kaisar Wiliam terdengar lembut sambil menatap punggung tegap Puteranya yang sudah dewasa itu.
Sedangkan Pangeran kedua berjalan menuju tempat tinggalnya yang tidak jauh dari istana. Memang saat ini Pangeran kedua tinggal di sebuah istana kecil yang merupakan tempat tinggal bersama ibunya.
Dia berjalan sampai pandangannya tertuju ke sebuah lukisan. Pangeran kedua mengelus lukisan tersebut sangat lembut.
" Aku telah menemukan nya....
Countine...
mungkin malsudnya barier