NovelToon NovelToon
Jodoh Kedua

Jodoh Kedua

Status: tamat
Genre:Duda / Janda / Tamat
Popularitas:1M
Nilai: 4.8
Nama Author: Bunda RH

Nazwa Kamila, seorang perempuan cantik yang pernah gagal dalam pernikahannya lantaran ia tidak bisa memiliki keturunan. Keluarga suaminya yang terlalu ikut campur membuat rumah tangganya hancur. Hubungan yang ia pertahankan selama tiga tahun tidak bisa dilanjutkan lagi lantaran suaminya sudah menalaknya tiga kali sekaligus.

Kehilangan seorang istri membuat hidup seorang Rayhan hancur. Ia harus kuat dan bangkit demi kedua buah hatinya yang saat itu usianya masih belum genap dua tahun. Bagaimana pun hidupnya harus tetap berjalan meski saat ini ia bagaikan mayat hidup.

Suatu hari takdir mempertemukan Nazwa dan Rayhan. Akankah mereka berjodoh?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bunda RH, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ke rumah Tiwi

Nazwa berpegangan pada besi jok motor.

Kebetulan Jalan yang dituju Rayhan sama dengan arah tujuan Nazwa.

"Mami aneh, biasanya dia dulu yang ngelarang aku boncengan sama yang bukan muhrim. Eh malah ini disuruh." Batin Rayhan.

Rayhan melakukan motornya dengan kecepatan yang cukup tinggi. Karena motor tersebut memang tidak enak jika tidak diajak ngebut. Rayhan melewati jalan alternatif agar terhindar dari kemacetan. Setelah berjalan sekitar 10 kilo meter, tiba-tiba Rayhan ngerem mendadak.

Ciiiiiitttttt

"Astaghfirullahal'adzim." Pekik Nazwa. Tubuhnya tak sengaja bergeser ke depan sehingga nempel ke tubuh Rayhan. Helm mereka pun berbenturan.

Meong meong....

Nafas keduanya tidak beratura karena terkejut.

"Maaf, ada kucing."

Saat Nazwa melihat ke depan ternyata, ada kucing yang sedang melahirkan. Ia segera turun dari atas motor dan menghampiri kucing bersama 3 anak kucing yang baru saja lahir.

"Pak, saya singkirkan ini dulu."

Rayhan mengangguk dan meminggirkan motornya.

Nazwa menoleh ke kanan dan ke kiri mencari sesuatu yang bisa dibuat untuk wadah kucing. Di dekat sampah, ia melihat kardus air mineral. Ia pun segera mengambilnya dan memasukkan kucing dan anak-anaknya ke dalam kardus tersebut. Setelah itu, Nazwa mengeluarkan botol air minum dari tas selempangnya. Ia mencuci kedua tangannya.

Sekarang Rayhan semakin mengerti, jika Nazwa memang orang yang penuh kasih sayang. Dengan hewan saja ia sangat peduli, apa lagi kepada kedua anaknya.

"Em... Pak, selanjutnya biar saya naik tadi saja sudah dekat kok."

"Cepat naik, di sini banyak preman."

Nazwa percaya dengan ucapan Rayhan.

"Ah iya, baiklah."

Dengan susah payah Nazwa nakk ke atas motor lagi. Rayhan melanjutkan perjalanannya.

Beberapa menit kemudian, mereka sampai di depan gang tempat kos Tiwi. Nazwa turun dari motor, lalu ingin membuka helm. Namun ia kesusahan saat membuka gesper helm yang dipakainya.

"Huh, pakai saja."

"Tapi Pak... "

"Pulang jam berapa?"

"Siang paling Pak."

"Nanti saya lewat sini lagi."

"Tidak perlu Pak. "

"Menolak, potong gaji."

Tanpa mendengar jawaban Nazwa, Rayhan pun segera tancap gas.

"Astaghfirullah... es balok!"

Nazwa pun masuk ke dalam gang menuju kost-an Tiwi. Helm tersebut masih bertengger di kepalanya.

"Assalamu'alaikum."

"Wa'alaikum salam."

Tiwi membuka pintu.

"Nazwa... ayo ayo masuk."

Nazwa pun masuk. Untung saja hari ini suami Tiwi keluar untuk men-service sepeda motornya. Jadi Nazwa tidak perlu sungkan untuk masuk ke dalam kamar itu.

"Nazwa kenapa helm nya tidak dilepas?"

"Ah iya lupa. Tiwi, tolong bukain! Susah sekali dari tadi mau buka."

Tiwi pun membantu membukanya. Entah kenapa saat Tiwi yang membukanya terlihat sangat mudah.

"Ini helm siapa Wa?"

"Helm anak Bu Salsa."

"Oh... kamu naik gojek?"

"Diantar Papanya si kembar."

"Widih.... wah wah wah, ada yang terlewatkan nih?"

"Apanya?"

"Papa si kembar."

"Jangan berpikiran jauh. Kebetulan Pak Rayhan mau keluar."

"Oh kebetulan ya." Goda Tiwi.

Setelah berbincang-bincang sebentar, mereka bikin rujak buah. Mumpung anak Tiwi sudah tidur, jadi mereka bisa bergerak bebas. Tiwi memotong buah, sedangkan Nazwa meracik bumbunya.

"Pasti enak nih, jadi ngiler."

"Iya dong." Sahut Nazwa.

Nazwa mengembalikan uang yang dipinjamnya satu bulan yang lalu kepada Tiwi. Justru ia mengembalikannya tiga kaki lipat.

"Wa, ini kebanyakan."

"Buat beli susunya si kecil. Tenang saja, itu bukan uang riba. Aku juga dapat kerjaan pelantaranya dari kamu."

"Masyaallah.. itu sudah rezekimu. Terima kasih ya Wa. Semoga berkah."

"Amin."

Tiwi mengeluarkan paketan akte nikah.

"Ini Wa."

"Makasih ya, Wi. Maaf sudah merepotkanmu."

"Tentu saja tidak. Selagi bisa membantu, akan kuusahakan."

"Huh.. semalam aku ketemu lagi sama Soni dan Fanya."

"Apa?"

Nazwa pun menceritakan pertemuannya dengan mereka semalam. Tiwi ikut gregetan mendengar cerita Nazwa.

"Dasar kutu kupret, mak Lampir! Kalau aku, sudah ku bejek-bejek tuh orang dua. Gila ya, bisa-bisanya mulutnya kayak comberan. Astaghfirullah..."

"Haha... sabar wi. Mereka belum menemukan balasan. Aku sudah iklas dengan kedzaliman mereka. Semoga Allah yang membalasnya.

"Amin... "

Adzan Dhuhur telah berkumandang. Nazwa pun numpang shalat di rumah Tiwi. Setelah selesai shalat, Nazwa memeriksa handphone-nya. Sebenarnya ia sedang bingung, mau pulang atau menunggu Rayhan. Ia takut Rayhan marah dan benar-benar memotong gajinya.

Nazwa menghela nafas panjang. Bersamaan dengan itu, hanphone-nya berdering.

"Bu Salsa."

Ia segera mengangkatnya.

"Assalamu'alaikum."

"Wa'alaikum salam."

"Wa, Rayhan nelpon barusan. Dia sudah menunggu di tempat tadi kamu turun. Apa kamu sudah mau pulang?"

"Oh iya, bu. Ini sudah mau pulang. Saya segera keluar."

"Ya sudah, Ibu bilang Rayhan."

Mami segera menghubungi Rayhan kembali. Dan tidak lupa Mami mengirimkan nomer handphone Nazwa kepadanya. Karena selama ini, ia memang tidak menyimpannya.

Tidak ingin mengulur waktu, Nazwa segera pamit kepada Tiwi. Ia tidak ingin membuat majikan es baliknya menunggu lama. Nazwa berlari kecil agar segera sampai. Dan benar saja, Rayhan sudah menunggunya. Nazwa segera memakai helm.

"Ma-maaf Pak."

"Hem."

"Panas-panas gini, es balok masih beku." Batin Nazwa.

Ja naik ke atas motor dengan posisi seperti tadi. Amplop coklat yang berisi akte nikah, ia pegang di tangannya karena tidak muat jika dimasukkan ke dalam tas. Sebenarnya bisa ditekuk tapi takut rusak.

"Sudah Pak."

Rayhan kembali tancap gas. Ia putar balik terlebih dahulu untuk menuju jalan pulang. Di pertengahan jalan, Rayhan mampir di sebuah kedai jus. Tadi Anggi dan Anggun telpon, mereka minta dibelikan jus alpukat.

"Turunlah, si kembar minta jus alpukat."

Nazwa pun turun dari motor. Ia memesan dua jus alpukat untuk si kembar.

Rayhan pun turun dari motor.

"Tambah jus naga satu." Ujar Rayhan.

"Owalah, Pak Rayhan. Saya kira siapa tadi." Ujar penjual jus.

Ternyata Rayhan sudah biasa membeli jus di tempat itu.

"Berapa semuanya?"

"Tiga puluh ribu Pak."

Rayhan membayar menggunakan uang elektrik.

Setelah itu, mereka kembali ke motor. Tentu saja Nazwa kesusahan untuk naik ke atas motor karena di kanan kirinya ada amplop dan tangan kanannya ada jus.

"Ayo naik!"

"Tapi Pak, saya susah naiknya."

Rayhan pun menoleh. Lalu ia meminta amplop yang dipegang Nazwa. Ia sempilkan di perutnya, lalu menutup jaketnya kembali. Nazwa tidak ingin protes, ia pun segera naik. Sebelah tangannya berpegangan ke besi jok motor.

Nggak enak banget rasanya, apa lagi joknya tinggi. Namun Nazwa tetap mempertahankan diri untuk tidak berpegangan kepada ea balok di depannya.

Tidak lama kemudian, akhirnya mereka sampai di rumah.

"Alhamdulillah." Lirih Nazwa.

Mengetahui suara motor Rayhan, Mami langsung berlari kecil ke tepi jendela untuk mengintip putranya. Sementara si kembar mengintip dari balik jendela kamar mereka di lantai atas.

...****************...

1
Mama lilik Lilik
banyak sekali typonya,maaf ya 🙏🏼🙏🏼
Mama lilik Lilik
bukannya melajukan ya,kok melakukan
Bunda RH: maaf ya kak, kadang suka ubah sendiri
total 1 replies
N I A 🌺🌻🌹
akhirnya selesai juga setelah marathon baca nya, awal2 gemas sama klrg soni dan iba sama nasib nazwa tapi makin ke sini makin adem dan happy ending, nivel nya banyak pelajaran bgt ttg berkeluarga yg baik dan klrg papi zaki merupakan family goals semua orang
tq thor utk karya luar biasa nya, sukses selalu
Bunda RH: MasyaAllah Terima kasih atas timbal baliknya kak, semoga keluarga kita selalu dalam lindungan-Nya
total 1 replies
Sugiharti Rusli
yah segitu baru sepertiga atau setengahnya yah cucu oma Fatin dan opa Zaki
Bunda RH: sepertiga kak 🤣
total 1 replies
Sugiharti Rusli
wah keluarga Rayhan aja dah seperti rombongan sirkus tuh😅😅😅
Sugiharti Rusli
wah sang putri pembuka Nazwa asuh tuk pertama kalinya sudah pada beaar yah
hanung wahyuningsih
👍🏻
Citra Julinar
💖💖💖🌹🌹🌹🌹
Supryatin 123
Alhamdulillah akhirnya happy ending juga ceritanya.d tunggu karya2 barunya thor.tetap 💪💪💪
Bunda RH: makasih atas dukungannya kak
total 1 replies
Pucung Pucung
Alhamdulillah Thor..akhirnya sudah selesai ceritanya..ceritanya bagus sekali Thor..dan karyamu bagus semua..😀😀😀
Bunda RH: makasih banyak kak 😘
total 1 replies
jami istijabah
Kecewa
jami istijabah
Buruk
Bukhori Muslim
good
Arin
/Heart/
🌷💚SITI.R💚🌷
Alhamdulillah..semangat trs ya thoor sm novel³ baruy..
Bunda RH: iya kak, Terima kasih atas dukungannya
total 1 replies
Tri Handayani
Masya Allah...akhir yg penuh kebahagiaan keluarga besar mami fatin dan papa zaki.
semoga kita selalu bahagia.
semangat dan sukses buat karyanya thorrr
Bunda RH: makasih kak 😘🙏
total 1 replies
bunda DF 💞
🧡🧡🧡🧡
Bunda RH: makasih kak
total 1 replies
Eka
yg baru kisah anggi sama anggun ya thof
Bunda RH: masih lama itu kak 🙏
total 1 replies
Ltfh
lanjut ke cerita yang lainnya
Bunda RH: iya kak
total 1 replies
Sri Rahayu
Terima kasih sudah menghadirkan cerita yg bagus dan mendidik....tamat Happy Ending.... ditunggu karya2 selamjutnya Thorr 😘😘😘🥰🥰🥰
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!