NovelToon NovelToon
Jodoh Kedua

Jodoh Kedua

Status: sedang berlangsung
Genre:Duda / Janda
Popularitas:911.3k
Nilai: 4.9
Nama Author: Bunda RH

Nazwa Kamila, seorang perempuan cantik yang pernah gagal dalam pernikahannya lantaran ia tidak bisa memiliki keturunan. Keluarga suaminya yang terlalu ikut campur membuat rumah tangganya hancur. Hubungan yang ia pertahankan selama tiga tahun tidak bisa dilanjutkan lagi lantaran suaminya sudah menalaknya tiga kali sekaligus.

Kehilangan seorang istri membuat hidup seorang Rayhan hancur. Ia harus kuat dan bangkit demi kedua buah hatinya yang saat itu usianya masih belum genap dua tahun. Bagaimana pun hidupnya harus tetap berjalan meski saat ini ia bagaikan mayat hidup.

Suatu hari takdir mempertemukan Nazwa dan Rayhan. Akankah mereka berjodoh?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bunda RH, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ke rumah Tiwi

Nazwa berpegangan pada besi jok motor.

Kebetulan Jalan yang dituju Rayhan sama dengan arah tujuan Nazwa.

"Mami aneh, biasanya dia dulu yang ngelarang aku boncengan sama yang bukan muhrim. Eh malah ini disuruh." Batin Rayhan.

Rayhan melakukan motornya dengan kecepatan yang cukup tinggi. Karena motor tersebut memang tidak enak jika tidak diajak ngebut. Rayhan melewati jalan alternatif agar terhindar dari kemacetan. Setelah berjalan sekitar 10 kilo meter, tiba-tiba Rayhan ngerem mendadak.

Ciiiiiitttttt

"Astaghfirullahal'adzim." Pekik Nazwa. Tubuhnya tak sengaja bergeser ke depan sehingga nempel ke tubuh Rayhan. Helm mereka pun berbenturan.

Meong meong....

Nafas keduanya tidak beratura karena terkejut.

"Maaf, ada kucing."

Saat Nazwa melihat ke depan ternyata, ada kucing yang sedang melahirkan. Ia segera turun dari atas motor dan menghampiri kucing bersama 3 anak kucing yang baru saja lahir.

"Pak, saya singkirkan ini dulu."

Rayhan mengangguk dan meminggirkan motornya.

Nazwa menoleh ke kanan dan ke kiri mencari sesuatu yang bisa dibuat untuk wadah kucing. Di dekat sampah, ia melihat kardus air mineral. Ia pun segera mengambilnya dan memasukkan kucing dan anak-anaknya ke dalam kardus tersebut. Setelah itu, Nazwa mengeluarkan botol air minum dari tas selempangnya. Ia mencuci kedua tangannya.

Sekarang Rayhan semakin mengerti, jika Nazwa memang orang yang penuh kasih sayang. Dengan hewan saja ia sangat peduli, apa lagi kepada kedua anaknya.

"Em... Pak, selanjutnya biar saya naik tadi saja sudah dekat kok."

"Cepat naik, di sini banyak preman."

Nazwa percaya dengan ucapan Rayhan.

"Ah iya, baiklah."

Dengan susah payah Nazwa nakk ke atas motor lagi. Rayhan melanjutkan perjalanannya.

Beberapa menit kemudian, mereka sampai di depan gang tempat kos Tiwi. Nazwa turun dari motor, lalu ingin membuka helm. Namun ia kesusahan saat membuka gesper helm yang dipakainya.

"Huh, pakai saja."

"Tapi Pak... "

"Pulang jam berapa?"

"Siang paling Pak."

"Nanti saya lewat sini lagi."

"Tidak perlu Pak. "

"Menolak, potong gaji."

Tanpa mendengar jawaban Nazwa, Rayhan pun segera tancap gas.

"Astaghfirullah... es balok!"

Nazwa pun masuk ke dalam gang menuju kost-an Tiwi. Helm tersebut masih bertengger di kepalanya.

"Assalamu'alaikum."

"Wa'alaikum salam."

Tiwi membuka pintu.

"Nazwa... ayo ayo masuk."

Nazwa pun masuk. Untung saja hari ini suami Tiwi keluar untuk men-service sepeda motornya. Jadi Nazwa tidak perlu sungkan untuk masuk ke dalam kamar itu.

"Nazwa kenapa helm nya tidak dilepas?"

"Ah iya lupa. Tiwi, tolong bukain! Susah sekali dari tadi mau buka."

Tiwi pun membantu membukanya. Entah kenapa saat Tiwi yang membukanya terlihat sangat mudah.

"Ini helm siapa Wa?"

"Helm anak Bu Salsa."

"Oh... kamu naik gojek?"

"Diantar Papanya si kembar."

"Widih.... wah wah wah, ada yang terlewatkan nih?"

"Apanya?"

"Papa si kembar."

"Jangan berpikiran jauh. Kebetulan Pak Rayhan mau keluar."

"Oh kebetulan ya." Goda Tiwi.

Setelah berbincang-bincang sebentar, mereka bikin rujak buah. Mumpung anak Tiwi sudah tidur, jadi mereka bisa bergerak bebas. Tiwi memotong buah, sedangkan Nazwa meracik bumbunya.

"Pasti enak nih, jadi ngiler."

"Iya dong." Sahut Nazwa.

Nazwa mengembalikan uang yang dipinjamnya satu bulan yang lalu kepada Tiwi. Justru ia mengembalikannya tiga kaki lipat.

"Wa, ini kebanyakan."

"Buat beli susunya si kecil. Tenang saja, itu bukan uang riba. Aku juga dapat kerjaan pelantaranya dari kamu."

"Masyaallah.. itu sudah rezekimu. Terima kasih ya Wa. Semoga berkah."

"Amin."

Tiwi mengeluarkan paketan akte nikah.

"Ini Wa."

"Makasih ya, Wi. Maaf sudah merepotkanmu."

"Tentu saja tidak. Selagi bisa membantu, akan kuusahakan."

"Huh.. semalam aku ketemu lagi sama Soni dan Fanya."

"Apa?"

Nazwa pun menceritakan pertemuannya dengan mereka semalam. Tiwi ikut gregetan mendengar cerita Nazwa.

"Dasar kutu kupret, mak Lampir! Kalau aku, sudah ku bejek-bejek tuh orang dua. Gila ya, bisa-bisanya mulutnya kayak comberan. Astaghfirullah..."

"Haha... sabar wi. Mereka belum menemukan balasan. Aku sudah iklas dengan kedzaliman mereka. Semoga Allah yang membalasnya.

"Amin... "

Adzan Dhuhur telah berkumandang. Nazwa pun numpang shalat di rumah Tiwi. Setelah selesai shalat, Nazwa memeriksa handphone-nya. Sebenarnya ia sedang bingung, mau pulang atau menunggu Rayhan. Ia takut Rayhan marah dan benar-benar memotong gajinya.

Nazwa menghela nafas panjang. Bersamaan dengan itu, hanphone-nya berdering.

"Bu Salsa."

Ia segera mengangkatnya.

"Assalamu'alaikum."

"Wa'alaikum salam."

"Wa, Rayhan nelpon barusan. Dia sudah menunggu di tempat tadi kamu turun. Apa kamu sudah mau pulang?"

"Oh iya, bu. Ini sudah mau pulang. Saya segera keluar."

"Ya sudah, Ibu bilang Rayhan."

Mami segera menghubungi Rayhan kembali. Dan tidak lupa Mami mengirimkan nomer handphone Nazwa kepadanya. Karena selama ini, ia memang tidak menyimpannya.

Tidak ingin mengulur waktu, Nazwa segera pamit kepada Tiwi. Ia tidak ingin membuat majikan es baliknya menunggu lama. Nazwa berlari kecil agar segera sampai. Dan benar saja, Rayhan sudah menunggunya. Nazwa segera memakai helm.

"Ma-maaf Pak."

"Hem."

"Panas-panas gini, es balok masih beku." Batin Nazwa.

Ja naik ke atas motor dengan posisi seperti tadi. Amplop coklat yang berisi akte nikah, ia pegang di tangannya karena tidak muat jika dimasukkan ke dalam tas. Sebenarnya bisa ditekuk tapi takut rusak.

"Sudah Pak."

Rayhan kembali tancap gas. Ia putar balik terlebih dahulu untuk menuju jalan pulang. Di pertengahan jalan, Rayhan mampir di sebuah kedai jus. Tadi Anggi dan Anggun telpon, mereka minta dibelikan jus alpukat.

"Turunlah, si kembar minta jus alpukat."

Nazwa pun turun dari motor. Ia memesan dua jus alpukat untuk si kembar.

Rayhan pun turun dari motor.

"Tambah jus naga satu." Ujar Rayhan.

"Owalah, Pak Rayhan. Saya kira siapa tadi." Ujar penjual jus.

Ternyata Rayhan sudah biasa membeli jus di tempat itu.

"Berapa semuanya?"

"Tiga puluh ribu Pak."

Rayhan membayar menggunakan uang elektrik.

Setelah itu, mereka kembali ke motor. Tentu saja Nazwa kesusahan untuk naik ke atas motor karena di kanan kirinya ada amplop dan tangan kanannya ada jus.

"Ayo naik!"

"Tapi Pak, saya susah naiknya."

Rayhan pun menoleh. Lalu ia meminta amplop yang dipegang Nazwa. Ia sempilkan di perutnya, lalu menutup jaketnya kembali. Nazwa tidak ingin protes, ia pun segera naik. Sebelah tangannya berpegangan ke besi jok motor.

Nggak enak banget rasanya, apa lagi joknya tinggi. Namun Nazwa tetap mempertahankan diri untuk tidak berpegangan kepada ea balok di depannya.

Tidak lama kemudian, akhirnya mereka sampai di rumah.

"Alhamdulillah." Lirih Nazwa.

Mengetahui suara motor Rayhan, Mami langsung berlari kecil ke tepi jendela untuk mengintip putranya. Sementara si kembar mengintip dari balik jendela kamar mereka di lantai atas.

...****************...

1
Supryatin 123
lnjut thor 💪💪
dewi rofiqoh
Kasihan juga mama raya, dimasa tuanya tidak ada anak yg menemani
kirei ardilla
aku, kak bukan org Jawa tapi org Betawi...Jadi klw ada bhs Jawa mohon di translete, kak. Makasih
Rini Maryani
semangat thooor lanjut anggi n anggun
Tri Handayani
semoga dgn apa yg d alami mama raya'dia bisa berubah menjadi orang yg lebih baik lagi.
Tri Handayani
d maklumi aja y zal'bos kamu lagi nyidam jadi lagi mode singa si'reyhan
Rabiatul Addawiyah
Lanjut thor
Bunda RH: siap kak
total 1 replies
Jenong Nong
dalem artinya bisa jg rumah tpi bisa jg klo ada yg memanggil nama kita trus jawab dalem artinya iya saya..... gtu... 😁😁❤❤🙏🙏
Bunda RH: betul sekali 🥰😘
total 1 replies
Murni Bpn
Mudah2an gk menbuat masalah dgn kelgnya Nazwa sm Rayhan ya?
Bunda RH: Mudah-mudahan saja
total 1 replies
Sugiharti Rusli
kalo dulu omanya kan rada sombong bicaranya, apalagi sama mami Nazwa yang masih awal jadi istri papanya tuh
Bunda RH: iya kak, namanya juga masih gak rela mantunya nikah lagi
total 1 replies
Sugiharti Rusli
kira" gimana sekarang Anggi dan Anggun kalo bertemu oma dari mamanya yah
Bunda RH: kita lihat saja nanti kak
total 1 replies
Sugiharti Rusli
itu si Anggi sama Anggun dikirim maksudnya apa yah🙄🙄🙄
Bunda RH: kalau bahanyanya di pesantren dikunjungi itu dikirim kak 😁
total 1 replies
Sugiharti Rusli
sepertinya anak yang mungkin jadi bungsu lagi ngerjain papanya tuh dengan ngidam
Sugiharti Rusli
kalp jaman dulu lumrah kalo satu keluarga punya banyak anak, kalo jaman sekarang jadi pemandangan yang menakjubkan kalo punya anak leih dari 5😁😁😁
Bunda RH: iya kak kalau sekarang jadi viral 🤣
total 1 replies
Sugiharti Rusli
benar" banyak yah anaknya Rayhan dan Nazwa nanti😆😆😆
Bunda RH: iya kak, nggak pa-pa belum satu lusin
total 1 replies
betriz mom
ikut sedih juga buat mama nya Raya Oma nya Anggi dan Anggun...sudah bercerai karena suami nyan selingkuh dan anaknya juga ga perhatian 😢🙏🏻
Bunda RH: iya kak, memang sebenarnya cuma butuh perhatian
total 1 replies
Sri Rahayu
semoga mama Raya tdk bnyk protes ketika bertemu Anggi dan Anggun....ditunggu lanjutan nya Thorr 😘😘😘🥰🥰🥰
Bunda RH: siap kak
total 1 replies
Chusnul Zazah
Astaghfirullah hal'adhiim sebenarnya kasihan dg yg dialami mamanya Raya, diusianya yg sdh tua bercerai dg suami keduanya & anak perempuan satunya adeknya Raya tidak peduli dengannya, tapi dibalik semua cobaan mamanya Raya masih saja bersifat sombong dan gak belajar mengubah sifat egonya & perkataannya yg selalu negatif thinking sama orang lain??
Semoga setelah melihat Anggi & Anggun di pesantren bisa mengubah pola pikirnya untuk lebih baik & bijak 🙏🤔😇😇
Bunda RH: iya kak, sebenarnya dia cuma butuh kasih sayang dan perhatian dari anaknya
total 1 replies
Kasih Bonda
next thor semangat
Bunda RH: siap kak
total 1 replies
dewi rofiqoh
Sabar ya zal! Pak bos lagi ngidam bukan marahan sama istri
Bunda RH: hehe iya kak
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!