Dimalam pengantin yang seharusnya sakral ternyata menjadi mimpi buruk bagi Luna dimana ia melakukan ritual olahraga pertamanya dengan adik iparnya yang bernama Damian.
Suami Luna yang bernama Sebastian langsung menjatuhkan talak kepada Luna.
Orang tua Luna sangat murka dan ia meminta Damian untuk menikah dengan Luna.
Luna berjanji akan membalas dendam kepada Damian yang sudah menghancurkan hidupnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon my name si phoo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 20
Damian telah sampai di parkiran Mall dan ia melihat istrinya yang akan masuk kedalam mobil.
"Sayang!" teriak Damian
Luna menoleh ke arah suaminya yang sedang memanggilnya.
"M-mas Damian ......" Luna sangat terkejut ketika melihat suaminya yang ada di parkiran.
"Dimana lelaki itu? Apakah kamu ingin kembali dengan Sebastian?"
"M-maksud Mas Damian apa? Mas Sebastian?" Luna tidak tahu apa yang dimaksud oleh suaminya.
Damian mencekal lengan istrinya dan memintanya untuk tidak berbuat macam-macam.
"Aku tidak pergi dengan Mas Sebastian! Bukankah aku sudah mengirimkan pesan kepada Mas Damian." Luna menceritakan tentang kejadian yang dialaminya saat akan berangkat ke Mall.
Damian mengambil ponselnya dan melihat kalau istrinya tidak mengirimkan pesan.
Luna langsung mengambil ponselnya dan ternyata ia belum mengirim pesan itu ke suaminya.
"A-aku minta maaf Mas, tapi aku tadi memang tidak bersama Mas Sebastian."
Damian membuka pintu mobil dan melihat banyak sekali tas butik yang ada di dalam mobil Luna.
"Masuk kedalam mobil!" Damian meminta Ronny untuk mengambil mobilnya dan setelah itu ia melajukan mobil Luna.
Luna tidak menyangka jika Dilan akan membelikan pakaian sebanyak itu.
"Mas, aku bisa menjelaskan semuanya. Aku tidak tahu tentang pakaian ini."
Damian meminta Luna untuk diam dan tidak banyak bicara.
Sesampainya di rumah Damian meminta anak buahnya untuk membakar semua pakaian yang ada di dalam mobil Luna.
Kemudian ia menarik tangan Luna dan membawanya ke kamar.
"M-mas, kamu kenapa?" tanya Luna.
"Aku paling tidak suka jika kamu bohongi! Kamu ingin mencari lelaki kaya dari aku dengan mendekati Dilan?! Luna, aku kira kamu sudah berubah, ternyata masih sama seperti yang dulu." jawab Damian.
Luna menarik nafas panjang dan mencoba untuk tidak membalas amarah suaminya.
"Mas Damian, aku sudah mengatakan semuanya kepada kamu. Terserah Mas Damian mau percaya atau tidak. Aku mau tidur dulu." Luna naik ke atas tempat tidur dengan air mata yang mengalir.
Ia merasa sakit hati ketika suaminya tidak percaya dengan apa yang ia katakan.
Damian keluar dari kamar dan memutuskan untuk ke ruang kerjanya.
Ia membuka ponsel milik istrinya dan melihat kalau Luna memang belum sempat mengirimkan pesan itu.
"Apa yang terjadi padaku? Kenapa aku bisa percaya dengan ucapan Ayana." Damian mulai merasa bersalah kepada istrinya.
Damian masih penasaran dengan hadiah yang ada di mobil Luna.
Ia pun memutuskan untuk merebahkan tubuhnya sejenak diatas sofa yang ada di ruang kerjanya.
Jam menunjukkan pukul delapan malam dimana Damian baru saja membuka matanya.
Ia melihat jam yang ada di ponselnya yang menunjukkan kalau sekarang sudah malam.
Damian membuka pintu dan melihat istrinya yang sedang berada di dapur bersama dengan pelayan lainnya.
"T-tuan Damian mau makan malam sekarang?" tanya pelayan.
"Saya mandi dulu Bi." jawab Damian yang kemudian naik ke lantai atas.
Luna meminta pelayan untuk melanjutkan masaknya dan segera ia ikut naik ke lantai atas.
"Mas....." panggil Luna.
Damian menoleh ke arah istrinya yang memanggilnya.
"Ada apa?" tanya Damian.
"Sepertinya aku tidak memerlukan kartu ini." Luna mengembalikan kartu yang diberikan oleh suaminya tadi.
Damian mengernyitkan keningnya saat melihat istrinya yang mengembalikan black card yang ia berikan tadi siang.
"Mulai besok aku akan mencari pekerjaan dan lebih baik Mas tidak usah memberikan aku uang."
Luna langsung keluar dari kamar setelah berbicara seperti itu.
Damian keluar dari kamar dan ia meminta Luna untuk masuk kembali ke kamar.
"Apa maksud kamu bicara seperti itu? Kamu nggak mau menerima uang dari aku? Apa uang Dilan lebih banyak jadi kamu memilihnya sekarang!"
"Astaghfirullah Mas! Apa sih yang kamu inginkan sebenarnya? Aku mengembalikan kartu kamu karena aku ingin menghasilkan uang sendiri. Aku dan Kak Dilan nggak ada hubungan apa-apa!" ujar Luna yang tidak bisa menahan amarahnya.
Luna sudah menegaskan berapa kali kepada Dilan kalau ia tidak ada hubungan dengan Dilan.
"Kamu memintaku untuk tidak berhubungan dengan Ayana, tetapi kamu sekarang mendekati Dilan. Memang benar kata Ayana kalau kamu tidak bisa berubah."
Luna semakin kecewa dengan suaminya yang malah percaya dengan Ayana daripada dirinya yang merupakan Istrinya.
Ia pun langsung keluar dari kamar dan kembali menuju ke dapur.
Damian yang masih terbakar cemburu akhirnya memutuskan untuk keluar rumah.
Luna mendengar suara mobil suaminya yang keluar dari garasi.
"Non Luna yang sabar ya, Bibi yakin kalau Non Luna tidak seperti itu." ucap Bi Tika.
Luna langsung memeluk Bi Tika sambil menangis kencang.
"Kenapa suamiku lebih percaya dengan ucapan orang lain, Bi." ucap Luna.
Bi Tika menepuk-nepuk punggung Luna dan mencoba untuk menenangkannya.
Brugh
Tiba-tiba Luna jatuh pingsan di pelukan Bi Tika yang masih memeluknya.
"Non Luna, bangun Non!" Bi Tika menepuk-nepuk pipi Luna yang jatuh pingsan.
Bi Tika memanggil pelayan lain untuk menghubungi Damian.
Damian yang sedang kesal tidak menghiraukan ponselnya yang berdering.
Ronny yang baru selesai sholat langsung terkejut ketika melihat Luna pingsan dan segera ia membawanya ke rumah sakit.
Bi Tika mengatakan kepada Ronny kalau Damian tidak bisa dihubungi.
Lima belas menit kemudian mereka telah sampai di rumah sakit.
Ronny membopong tubuh Luna yang masih belum sadarkan diri dan membawanya ke ruang UGD.
Bi Tika masih berusaha menghubungi Damian yang dari tadi ponselnya tidak diangkat.
Ronny meminta Bi Tika untuk tenang dan mencoba menghubungi Damian lagi.
Tak berselang lama dokter keluar dari ruang UGD dan memanggil Ronny.
"Selamat Pak, istri anda hamil." ucap dokter yang mengira kalau Ronny suami dari Luna.
Ronny dan Bi Tika sama-sama membelalakkan matanya saat mendengar perkataan dari dokter yang mengatakan kalau saat ini Luna sedang mengandung.
Dokter sudah memperbolehkan Luna untuk pulang ke rumah.
Bi Tika dan Ronny masuk kedalam ruang UGD dan melindungi Luna yang sedang duduk sambil melamun.
"Nona Luna selamat atas kehamilan anda." ucap Bi Tika dan Ronny.
Luna memandang wajah mereka berdua yang sedang berbahagia dengan kehamilan Luna yang sudah ditunggu oleh Damian selama ini.
"Bi Tika, Ronny. Aku minta tolong jangan beritahu Mas Damian soal kehamilanku ini. Biar aku saja yang akan mengatakannya nanti." pinta Luna yang menunggu momen yang tepat untuk mengatakan kepada suaminya tentang berita bahagia ini.
Bi Tika dan Ronny menganggukkan kepalanya dan ia berjanji untuk tidak memberitahukan kepada Damian soal kandungan Luna.
Setelah itu Ronny dan Bi Tika mengajak Luna untuk pulang ke rumah.
Ronny memapah tubuh Luna yang masih sedikit lemas.
Setelah masuk kedalam mobil, Ronny melajukan nya menuju ke rumah.
Bi Tika meminta maaf kepada Luna yang tidak bisa menghubungi Damian.
Luna menganggukkan kepalanya dan meminta Bi Tika untuk tidak perlu minta maaf.
Ronny tidak tega melihat wajah Luna yang pucat sekali.