NovelToon NovelToon
Ketika Istriku Berbeda

Ketika Istriku Berbeda

Status: tamat
Genre:Cintapertama / Berbaikan / Cinta pada Pandangan Pertama / Tamat
Popularitas:1.5M
Nilai: 4.9
Nama Author: Muhammad Yunus

"Mas kamu sudah pulang?" tanya itu sudah menjadi hal wajib ketika lelaki itu pulang dari mengajar.

Senyum wanita itu tak tersambut. Lelaki yang disambutnya dengan senyum manis justru pergi melewatinya begitu saja.

"Mas, tadi..."

Ucapan wanita itu terhenti mendapati tatapan mata tajam suaminya.

"Demi Allah aku lelah dengan semua ini. Bisakah barang sejenak kamu dan Ilyas pulang kerumah Abah."

Dinar tertegun mendengar ucapan suaminya.

Bukankah selama ini pernikahan mereka baik-baik saja?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Muhammad Yunus, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Menolak pindah.

Hassan gegas menarik tangannya. Bukan apa dia tak ingin kebablasan.

"Eh, sakit." keluh Dinar yang membuat Hassan kaget

Apanya sakit?

"Dadaku kena kuku mu! Aku kan nggak pake bra!"

"Ha?"

Dinar mencabik kesal, menatap Hassan dengan garang.

"Sini, kamu juga harus rasain apa yang aku rasain." tiba-tiba Dinar menerjang Irham hingga terlentang di kasur. Dinar tak segan naik di tubuhnya.

Entah karena kaget atau syok. Hassan hanya diam sampai pada saat Dinar mencubit dadanya dia baru mengaduh.

Bukan merasa canggung. Perempuan yang duduk di atas tubuhnya malah tertawa.

"Hahaha, sakit kan?" tanyanya dengan tawa lepas seakan kesakitan Hassan adalah hal yang lucu.

"Di-dinar..." panggil Hassan sambil berusaha menurunkan Dinar dari atas perutnya. Demi apapun Hassan sangat tak nyaman dengan kedekatan ini.

Penyiksaan batin ini namanya.

"Ah payah." celetuk Dinar. Wajah kesal itu menggemaskan.

Hassan meringis.

"Aku tadi nggak sengaja, kalau sakit biar ku obati." tawar Hassan berusaha untuk tetap menjaga intonasi suaranya agar tak goyah.

"Ya udah " jawab Dinar acuh. "Nih, kan, merah!" adunya sendu. Bibirnya bergerak-gerak meniup dadanya yang terluka.

Rasa lelah yang Hassan rasakan hari ini langsung menguap digantikan dengan rasa kaget se kaget-kagetnya dengan tingkah istrinya.

Tepat di hadapannya perempuan 23 tahun itu sedang menunjukkan sesuatu yang menguji imannya.

"Dinar, kamu nggak boleh sembarang buka baju seperti itu." sentak Hassan membuang wajahnya. Laki-laki itu berusaha menormalkan debar jantungnya.

Sungguh.

Dinar yang ini berpotensi membuatnya terkena serangan jantung.

Dinar mendongak, bingung dengan ucapan Hassan. Kan tadi Hassan sendiri yang katanya mau mengobati luka yang lelaki itu ciptakan, gimana sih?

"Yang lupa ingatan aku, yang pikun kamu." cecar Dinar.

Apa lagi?

"Kan tadi kamu yang katanya mau obati."

"Dinar aku minta maaf, anggap aku salah bicara, " Hassan megap-megap."itu lukanya nggak harus di obati, hanya goresan kecil, besok InsyaAllah sudah sembuh." Hassan mencoba memberi pengertian. "Sekarang kita tidur dulu, besok kita harus pergi ke rumah yang sudah Abah siapkan, bukan?"

"Oe..aku boleh milih nggak sih?"

Oe?

"Panggil aku Abang, Mas, atau yang lebih sopan Dinar. Jangan, kamu, apalagi Oe." nasehat Hassan pada istrinya yang luar biasa menguras kesabaran.

Dinar bergumam.

"Oke, aku boleh milih nggak sih, Abang?" Dinar meralat ucapannya. Kini sudah ada sebutan Abang dibelakang kalimatnya.

"Apa?"

"Aku mau disini aja, sama Mama, Papa, Kamu. Kan aku begini karena kecelakaan, masak aku harus pergi untuk menghindar?" tanya Dinar yang mulai merebahkan tubuhnya di samping Hassan.

"Di sini banyak orang, takutnya nanti ada salah satu diantara mereka akan berbicara yang membuatmu tertekan." tutur Hassan.

"Tapi masak iya, harus pergi?" tanya Dinar menatap Hassan yang tengah berpikir tentang keluhan Dinar.

"Kamu mau tetap disini?" Hassan balik tanya. Dan Dinar mengangguk yakin.

"Nanti Abang bicara sama Abah" putus Hassan.

Akhirnya malam itu, pengantin baru itu tidur dengan posisi saling memunggungi.

Suara Azan subuh membangunkan Hassan. Sebenarnya Hassan bisa dibilang tak benar-benar tidur nyenyak.

Hassan bangun untuk segera mandi dan menunaikan kewajibannya. Sebelum itu ia bangunkan Dinar terlebih dahulu.

"Dinar, bangunlah." Hassan coba mengguncang kecil bahu sang istri, tapi tak ada respon sama sekali.

Di usapnya lembut kepala yang tak tertutup hijab itu ke arah belakang, sambil terus memanggil nama sang istri, baru setelahnya mata yang terpejam itu mulai bergerak.

Hassan dibuat gemas dengan tingkah Dinar, rasanya ingin sekali mengecup bertubi-tubi pipi serta matanya yang memiliki bulu lentik itu, setidaknya hatinya sangat ingin hubungan antara mereka berjalan semestinya.

Tapi lagi-lagi hati kecilnya melarang. Hassan ingin berjuang mendapatkan cinta Dinar dengan perjuangan, bukan dengan cara main asal, meskipun bisa saja ia memaksa Dinar dengan dalih mereka sudah sah, wajar saja mencium dan menggaulinya tapi Hassan takut, kelak ia akan menanggung semua konsekuensi berat ketika Dinar bisa mengingat tentang masa lalunya.

*******

Hassan sudah siap pergi ke pondok, saat tiba-tiba Dinar memanggilnya.

Kiai Ahmad Sulaiman tidak keberatan dengan keinginan Dinar yang tetap tinggal. Untuk itu Hassan harus tetap membantu mengurus pondok pesantren.

"Abang!" teriak Dinar dari lantai dua.

Hassan yang sedang meraih sepatunya dari lemari sepatu menoleh. Dinar melambai, Hassan meletakkan kembali sepatu yang sudah ia ambil dan berjalan memenuhi panggilan istrinya.

"Ada apa? Dinar." tanyanya ketika Dinar tersenyum padanya.

"Aku ikut Abang ke pondok, boleh? Aku bosan di kamar terus."

"Tapi..."

"Nggak boleh ya?" belum selesai kalimat Hassan, Dinar sudah menyelanya.

Hassan menghembuskan nafasnya panjang. "Ya sudah, kamu ganti baju dan pake hijab, oke."

"Yes, siap, Pak Komandan." tanpa dikomando lagi Dinar masuk kembali ke dalam kamar, meninggalkan Hassan yang menatap punggung kecilnya sendu.

Semoga semua terkontrol dengan baik.

Sampai di pondok. Hassan di sapa oleh beberapa santri. Hassan membawa Dinar masuk ke ndalem.

"Assalamualaikum.. Gus."

"Waalaikumsalam warahmatullahi wa barakatuh."

Semua yang di pondok tahu keadaan Dinar yang lupa ingatan, beberapa kali Kiai Ahmad Sulaiman mengadakan doa bersama untuk kesembuhan Dinar.

Sampai di ruangannya. Hassan mengambilkan kursi untuk istrinya.

"Duduk sini." Dinar berdiri dari kursi rodanya dan melangkah pelan ke kursi yang di siapkan Hassan, tentu dengan di bantu lelaki itu.

"Namamu Hassan kenapa jadi Agus?" tanya Dinar yang membuat Hassan mengerutkan keningnya.

"Tadi orang-orang memanggilmu Gus, Gus, Gus. Apa nama lengkap mu ada Agusnya?"

Hassan terkekeh kecil mendengar ucapan Dinar.

"Bukan begitu Dinar. Kamu salah paham."

Akhirnya mengalir lah cerita dari bibir Hassan tentang asal usul panggilan Gus itu.

Dan yang membuat Hassan gemas setengah mati setelah ia jelaskan panjang lebar tanggapan istrinya cuma 'O' saja.

Usai menyiapkan yang akan ia bawa ke kelas, Hassan menghampiri istrinya. "Aku mengajar dulu, kamu boleh jalan-jalan jika jenuh, tapi jangan jauh-jauh, aku sudah minta santri untuk menemanimu."

Tak lama terdengar salam dari dua santri putri yang Hassan maksud.

"Saya titip istri saya ya, tolong di antar kalau Ning Dinar ingin pergi keliling, kalau ada apa-apa hubungi saya ke sini." Hassan memberikan nomor yang bisa dihubungi.

"Baik Gus Hassan." serempak mereka menjawab.

"Terima kasih, saya pergi dulu." tak lupa, Hassan mengusap kepala Dinar lembut sebelum pergi.

Dinar di perlakukan seperti itu menunduk malu.

Setelah kepergian Hassan. Dinar di ajak ngobrol dengan kedua santri putri itu.

Sherly Dan Sauma, namanya.

"Kalau pengajar perempuan di sebelah mana?" tanya Dinar setelah mereka banyak bercerita.

"Di sebelah sana Ning, yang ada tulisannya kawasan Akhwat."

"Jadi saya dulu dibesarkan di lingkungan ini?"

"Iya, Ning Dinar adalah kaka kelas adik ana dua tingkatan. Ning. Tapi kami-kami tak seberuntung Ning Dinar yang pinter dan di sukai banyak Ihwan. Hari dimana Ning Dinar menikah, itu adalah hari patah hati hampir semua Ihwan pondok Al-Hasan." jelas Sauma membeberkan.

"Tapi kan, aku nikahnya baru kemarin malam." tanya Dinar.

"Yang pernikahan pertama maksud nya Ning. Eh.." Sauma tersadar dari ucapannya.

"Maaf-maaf Ning Dinar, ana -ana salah bicara." gugupnya kemudian.

Dinar langsung menoleh. "Jadi aku dan Hassan nikah yang kedua kalinya?" kepala Dinar sudah mulai tak nyaman.

"Bukan begitu Ning, tapi .."

"Dinar."

Suara Hassan membuat kedua santri itu berdiri khawatir.

1
Cinta Salsabila
saya suka ceritanya 👍👍👍👍
nietta harry
sholat berjamaah berdua?? bukankah Dinar dlm masa nifas setelah melahirkan...???
Lilan
pernah ada d posisi Dinar.. kuat Dinar kami bisaa
Lilan
sampai bab ini nyesek banget, ngebayangin ada diposisi Dinar mungkin aku gak sanggup.🙏🙏
Hera
wuuiih sad ending Dinarnya 😢😭
Hera
👍🏻👍🏻👍🏻
Tri Utari Agustina
Ceritanya bagus banget Thor semoga bermanfaat novel bagi pembaca
Sandisalbiah
𝚋𝚎𝚗𝚎𝚛𝚊𝚗 𝚜𝚊𝚍 𝚎𝚗𝚍𝚒𝚗𝚐...
Sandisalbiah
𝚍𝚞𝚕𝚞 𝙳𝚒𝚗𝚊𝚛 𝚢𝚐 𝚊𝚖𝚗𝚎𝚜𝚒𝚊 𝚜𝚊𝚖𝚙𝚊𝚒 𝚕𝚞𝚙𝚊 𝚜𝚎𝚐𝚊𝚕𝚊𝚗𝚢𝚊 𝚍𝚊𝚗 𝚋𝚎𝚐𝚒𝚝𝚞 𝚒𝚗𝚐𝚊𝚝𝚊𝚗 𝚢𝚊𝚗𝚐 𝚔𝚎𝚖𝚋𝚊𝚕𝚒 𝚍𝚐𝚗 𝚔𝚎𝚓𝚊𝚖 𝚍𝚒𝚊 𝚖𝚎𝚗𝚐𝚑𝚞𝚓𝚊𝚝 𝚜𝚞𝚊𝚖𝚒𝚗𝚢𝚊.. 𝚔𝚒𝚗𝚒 𝚐𝚊𝚗𝚝𝚒𝚊𝚗 𝙷𝚊𝚜𝚊𝚗 𝚢𝚐 𝚑𝚒𝚕𝚊𝚗𝚐 𝚒𝚗𝚐𝚊𝚝𝚊𝚗, 𝚊𝚙𝚊 𝚍𝚒𝚊 𝚋𝚊𝚔𝚊𝚕 𝚐𝚊𝚗𝚝𝚒𝚊𝚗 𝚖𝚎𝚖𝚋𝚞𝚊𝚗𝚐 𝙳𝚒𝚗𝚊𝚛 𝚍𝚊𝚗 𝚖𝚎𝚗𝚐𝚒𝚔𝚞𝚝𝚒 𝚔𝚎𝚖𝚊𝚞𝚊𝚗 𝚒𝚋𝚞 𝚔𝚊𝚗𝚍𝚞𝚗𝚐𝚗𝚢𝚊? 𝚔𝚘𝚗𝚏𝚕𝚒𝚔𝚗𝚢𝚊 𝚐𝚊𝚔 𝚓𝚊𝚞𝚑² 𝚍𝚊𝚛𝚒 𝚔𝚎𝚌𝚎𝚕𝚊𝚔𝚊𝚊𝚗 𝚍𝚊𝚗 𝚊𝚖𝚗𝚎𝚜𝚒𝚊 𝚓𝚞𝚐𝚊 𝚔𝚎𝚖𝚊𝚝𝚒𝚊𝚗 𝚒𝚗𝚒.. 𝚍𝚛 𝙸𝚛𝚑𝚊𝚖 𝚍𝚊𝚗 𝙸𝚕𝚢𝚊𝚜..
Dewa Rana
kok dinar gak pegang uang sedikitpun
Tri Utari Agustina
Bikin emosi aja Irham rasakan suami Ratih datang dengan emosi
Tri Utari Agustina
Rasakan Eliyas istri pergi gimana rasanya istrinya
Sandisalbiah
𝚔𝚎𝚙𝚞𝚝𝚞𝚜𝚊𝚗 𝙷𝚊𝚜𝚊𝚗 𝚜𝚞𝚍𝚊𝚑 𝚋𝚎𝚗𝚊𝚛, 𝚕𝚎𝚋𝚒𝚑 𝚋𝚊𝚒𝚔 𝚖𝚎𝚗𝚐𝚑𝚒𝚗𝚍𝚊𝚛𝚒 𝚝𝚎𝚛𝚓𝚊𝚍𝚒𝚗𝚢𝚊 𝚖𝚊𝚜𝚊𝚕𝚊𝚑, 𝚊𝚙𝚊 𝚕𝚊𝚐𝚒 𝚒𝚗𝚒 𝚋𝚎𝚛𝚑𝚞𝚋𝚞𝚗𝚐𝚊𝚗 𝚍𝚐𝚗 𝚘𝚛𝚐 𝚝𝚎𝚛𝚍𝚎𝚔𝚊𝚝𝚗𝚢𝚊
Sandisalbiah
𝚜𝚊𝚝𝚞 𝚛𝚞𝚋𝚊𝚑 𝚋𝚎𝚝𝚒𝚗𝚊 𝚋𝚎𝚛𝚑𝚊𝚜𝚒𝚕 𝚖𝚎𝚖𝚋𝚞𝚊𝚝 𝚐𝚎𝚐𝚎𝚛 𝚜𝚊𝚝𝚞 𝚙𝚘𝚗𝚍𝚘𝚔 𝚙𝚎𝚜𝚊𝚗𝚝𝚛𝚎𝚗.. 𝚑𝚎𝚋𝚊𝚝 𝚜𝚎𝚔𝚊𝚕𝚒 𝚒𝚗𝚒 𝚋𝚎𝚝𝚒𝚗𝚊 𝚢𝚐 𝚐𝚊𝚔 𝚋𝚎𝚛𝚊𝚔𝚑𝚕𝚊𝚔.. 𝚑𝚒𝚍𝚞𝚙 𝚕𝚊𝚐𝚒.. 𝚍𝚒𝚊 𝚓𝚞𝚐𝚊 𝚍𝚊𝚕𝚊𝚗𝚐 𝚍𝚒 𝚋𝚊𝚕𝚒𝚔 𝚙𝚎𝚗𝚞𝚜𝚞𝚔𝚊𝚗 𝚊𝚢𝚊𝚑 𝙳𝚒𝚗𝚊𝚛.. 𝚑𝚊𝚒𝚜𝚑𝚑
Sandisalbiah
𝚔𝚎𝚗𝚢𝚊𝚝𝚊𝚊𝚗 𝚗𝚢𝚊 𝚖𝚎𝚖𝚊𝚗𝚐 𝚊𝚍𝚊 𝚜𝚎𝚋𝚊𝚐𝚒𝚊𝚗 𝚘𝚛𝚐 𝚢𝚐 𝚋𝚒𝚜𝚊 𝚖𝚎𝚗𝚌𝚎𝚗𝚊𝚑 𝚜𝚎𝚝𝚒𝚊𝚙 𝚔𝚊𝚕𝚒𝚖𝚊𝚝 𝚍𝚐𝚗 𝚋𝚎𝚐𝚒𝚝𝚞 𝚖𝚞𝚍𝚊𝚑 𝚝𝚙 𝚜𝚎𝚋𝚊𝚐𝚒𝚊𝚗 𝚕𝚊𝚐𝚒 𝚖𝚎𝚖𝚊𝚗𝚐 𝚑𝚊𝚛𝚞𝚜 𝚙𝚎𝚕𝚊𝚗 𝚍𝚊𝚗 𝚕𝚊𝚖𝚋𝚊𝚝 𝚋𝚞𝚊𝚝 𝚖𝚎𝚖𝚊𝚑𝚊𝚖𝚒 𝚜𝚎𝚝𝚒𝚊𝚙 𝚔𝚊𝚕𝚒𝚖𝚊𝚝 𝚃𝚑𝚘𝚛... 𝚜𝚊𝚖𝚊 𝚜𝚎𝚙𝚎𝚛𝚝𝚒 𝚖𝚎𝚖𝚊𝚑𝚊𝚖𝚒 𝚔𝚊𝚝𝚊² 𝚍𝚕𝚖 𝚑𝚊𝚍𝚒𝚜𝚝 𝚍𝚊𝚗 𝚒𝚜𝚒 𝙵𝚒𝚛𝚖𝚊𝚗 𝙰𝚕𝚕𝚊𝚑, 𝚔𝚞𝚍𝚞 𝚙𝚎𝚕𝚊𝚗 𝚍𝚊𝚗 𝚖𝚎𝚗𝚐𝚞𝚕𝚊𝚗𝚐 𝚋𝚎𝚋𝚎𝚛𝚊𝚙𝚊 𝚔𝚊𝚕𝚒 𝚞𝚝𝚔 𝚖𝚎𝚖𝚊𝚑𝚊𝚖𝚒 𝚊𝚛𝚝𝚒 𝚍𝚕𝚖 𝚔𝚊𝚕𝚒𝚖𝚊𝚝 𝚒𝚝𝚞 𝚍𝚊𝚗 𝚒𝚝𝚞 𝚏𝚊𝚔𝚝𝚊 𝚋𝚊𝚑𝚠𝚊 𝚜𝚎𝚋𝚊𝚐𝚒𝚊𝚗 𝚘𝚛𝚐 𝚖𝚎𝚖𝚊𝚗𝚐 𝚊𝚍𝚊 𝚢𝚐 𝚋𝚎𝚐𝚒𝚝𝚞 𝚕𝚊𝚖𝚋𝚊𝚝 𝚋𝚞𝚊𝚝 𝚖𝚎𝚗𝚌𝚎𝚛𝚗𝚊 𝚖𝚊𝚔𝚗𝚊 𝚢𝚐 𝚝𝚎𝚛𝚔𝚊𝚗𝚍𝚞𝚗𝚐 𝚍𝚕𝚖 𝚔𝚊𝚕𝚒𝚖𝚊𝚝² 𝚝𝚛𝚜𝚋𝚞𝚝.. 𝚖𝚊𝚊𝚏 𝚝𝚑𝚘𝚛
Sandisalbiah
𝚊𝚔𝚞 𝚔𝚊𝚗 𝚔𝚎𝚙𝚘 𝚓𝚞𝚐𝚊 𝚍𝚐𝚗 𝚒𝚜𝚒 𝚝𝚞𝚕𝚒𝚜𝚊𝚗 𝙳𝚒𝚗𝚊𝚛, 𝚔𝚘𝚔 𝚐𝚊𝚔 𝚍𝚒 𝚋𝚊𝚐𝚒 𝚝𝚊𝚞 sih😔
Sandisalbiah
𝚓𝚊𝚍𝚒 𝚜𝚎𝚋𝚎𝚗𝚊𝚛𝚗𝚢𝚊 𝚜𝚎𝚕𝚊𝚖𝚊 𝚒𝚗𝚒 𝚖𝚎𝚛𝚎𝚔𝚊 𝚒𝚗𝚒 𝚜𝚊𝚕𝚒𝚗𝚐 𝚓𝚊𝚝𝚞𝚑 𝚌𝚒𝚗𝚝𝚊 𝚝𝚙 𝚔𝚛𝚗 𝚖𝚎𝚗𝚐𝚒𝚛𝚊 𝚖𝚎𝚛𝚎𝚔𝚊 𝚜𝚊𝚞𝚍𝚊𝚛𝚊 𝚜𝚎𝚙𝚎𝚛𝚜𝚞𝚊𝚞𝚊𝚗 𝚖𝚊𝚔𝚊𝚗𝚢𝚊 𝚔𝚎𝚍𝚞𝚊𝚗𝚢𝚊 𝚜𝚊𝚕𝚒𝚗𝚐 𝚖𝚎𝚗𝚞𝚝𝚞𝚙𝚒 𝚙𝚎𝚛𝚊𝚜𝚊𝚊𝚗 𝚖𝚎𝚛𝚎𝚔𝚊
Sandisalbiah
𝚏𝚒𝚛𝚊𝚜𝚊𝚝 𝚢𝚐 𝚍𝚒𝚛𝚊𝚜𝚊𝚔𝚊𝚗 𝙳𝚒𝚗𝚊𝚛... 𝚑𝚒𝚗𝚐𝚐𝚊 𝚒𝚊 𝚝𝚎𝚛𝚞𝚜 𝚖𝚎𝚖𝚊𝚗𝚍𝚊𝚗𝚐 𝚛𝚞𝚖𝚊𝚑 𝚖𝚊𝚜𝚊 𝚔𝚎𝚌𝚒𝚗𝚢𝚊 𝚜𝚎𝚋𝚎𝚕𝚞𝚖 𝚋𝚎𝚛𝚊𝚗𝚐𝚔𝚊𝚝
Fitri Yah
ya Allah semoga novel ini sampai kepembaca yg lain, jujur saja Thor beberapa hr ini sy baca smua novel membosankan udh lama off dr novel tp Alhamdulillah sy Nemu yg bener" bagus islami yg g terlalu fanatik ada lucu dikit
linanda eneste
dy belajar agama kan ya? tugas suami ya direpotkan istri lah
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!