Yan Chen yang unik, memiliki roh Wajan dan di putuskan tunangan, tapi siapa yang menyangka ia bukan pemuda biasa.
dari wajah lucu dan sering bersikap bodoh, mencuri perhatian, memiliki rasa yang besar di dalamnya.
dengan itu, satu persatu perubahan mengejutkan semua orang dan pandangan tentangnya semakin baik dan lebih baik.
saya berharap bisa konsisten menulisnya.
selamat membaca, jangan lupa Like, komentar dan favoritnya, supaya penulis tahu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Made Budiarsa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Hukuman
Gau merah muda dengan ujung keputihan menyelimuti tubuhnya yang langsing. Lu Yan memiliki tinggi yang ideal dan pinggang yang elegan kemudian di padukan dengan buah dadanya yang sedikit besar membuatnya memiliki lekukan tubuh yang memesona.
Mata Yan Chen terpaku kepadanya dan tidak berkedip sama sekali.
Lu Yan mendengus dan melompat dengan indah di atas langit menyebabkan gaunnya terangkat lebih indah.
“Huh, apa yang kau pandang?”
“Kau sangat cantik.”
“Aduh!”
“Katakan sekali lagi!”
“dewiku, kau benar-benar sangat cantik.”
“Aduh!”
“Katakan lagi, biar aku bisa memukulmu untuk ketiga kalinya.”
“Sayangku–”
“Aduh!”
*********
Pada pagi harinya, lembah itu akan di penuhi embun-embun pagi. Suasana sangat dingin dan sejuk.
Di permukaan air akan terlihat asap putih yang beterbangan ke langit.
Cahaya matahari akan lambat mendarat karena lembah ini di tutupi dua tebing yang sangat tinggi dan besar.
Yan Chen bangun dan menguap. Ia lalu mengeluarkan Penggorengannya dan berpikir sebentar. Kemudian memancing.
Dalam hal masakan, ia tidak terlalu berpengalaman tetapi dengan Roh wajan ini, ia yakin pasti bisa membuat masakan yang sangat enak.
Mendapatkan dua ikan dan membersihkannya, ia lalu membuat tempat untuk memasak.
Menjentikkan jarinya, api muncul di bawah wajan. Yan Chen sebagai seorang alkemis tentu tahu bagaimana cara menghidupkan api dan mengontrolnya.
Mengeluarkan beberapa rempah-rempah kemudian memasukkannya ke dalam wajan yang berisi air.
Setelah mendidih ia memasukkan bumbu-bumbunya dan menunggu beberapa saat.
Kemudian memasukkan dua ikan yang telah di bersihkan.
Setelah tiga menit berlalu, aroma harum mulai terpancar darinya.
Yan Chen senang kemudian menatap gubuknya.
“Sayangku, masakan sudah siap!”
“Diam!!”
Pintu di buka. Lu Yan dengan ekspresi cemberut muncul. Ia tentunya kesal di panggil seperti itu, tapi aroma ikannya terlalu menggoda.
Dengan kakinya yang ramping ia melesat di udara dengan lihai seolah-olah tubuhnya sangat ringan dan gravitasi tidak mempengaruhinya. Tentunya ada beberapa ujung gaunnya yang bergerak-gerak.
Ia mendekati Penggorengan.
“Hemm, Aromanya sangat wangi, sepertinya sangat enak.” Ia lalu menatap Yan Chen. “Yan Chen, kau memiliki bakat dalam memasak.”
Melihatnya, ada kebanggaan di wajahnya.
“Tentu saja. Ini Roh wajan, Roh senjataku.”
“Hah?!”
Wajah Lu Yan di penuhi keterkejutan.
Melihatnya, Yan Chen menjadi kesal. “Memangnya kenapa? Aku bisa menjadi sangat kuat dan berbakat dengan wajan ini. Jika kau tidak menyukainya, pergi dari sini, biarkan aku yang menghabiskannya sendiri. Huh.”
Yan Chen mendengus dan memalingkan wajahnya.
Lu Yan merenung sebentar kemudian menghirup aroma masakan itu lagi.
Itu sangat wangi dan di penuhi aroma obat. Mustahil untuk tidak mencobanya. Ia lalu memperhatikan Yan Chen dan sedikit tertawa. “Hehe, Yan Chen tampan, Masakanmu benar-benar enak, tidak apa dengan Roh wajan, itu sangat berguna.”
Yan Chen mendengus. “Baru kau menyadarinya.”
Lu Yan mengeluarkan mangkuk dan mangkuk itu melayang-layang lalu menyendok cairan di dalam wajan. Mengambil dan meminumnya, tiba-tiba kedua mata indahnya terkejut dan terdiam. Mematung sebentar.
Tidak hanya enak, tapi juga benar-benar luar biasa! Energi obat yang terkandung di dalamnya menyebar ke dalam pembuluh darah dan seluruh selnya kemudian memperbaikinya satu persatu lalu meningkatkan kualitas akar spiritual yang retak karena kehancuran sebelumnya.
“Ini....”
Lu Yan meminumnya sampai habis dan menghela nafas.
“Ini benar-benar enak! Yan Chen, kau sangat hebat!”
Lu Yan tidak bisa berhenti makan.
Ia telah berkultivasi selama bertahun-tahun tapi tidak pernah memakan makanan se-enak ini. Biasanya dengan seiring meningkatnya kultivasi, hal-hal yang berkaitan dengan dunia fana akan memudar. Merasakan kembali masakan ini, benar-benar membuatnya jatuh hati.
“Enak, ini benar-benar enak!”
Lu Yan memakannya dengan lahap.
“Hey, kau tidak boleh menghabiskannya!”
Yan Chen ikut dan mereka saling berebutan.
Setelah beberapa saat akhirnya mereka selesai dan menghela nafas lega.
“perutku sudah penuh.”
“Aku juga.”
Mereka terkulai lemas dan perut mereka terisi penuh.
Yan Chen memandang Lu Yan yang terbaring sembari memejamkan matanya. Ia benar-benar cantik meskipun sedang seperti itu. Menggeleng kemudian berdiri.
Ia lalu menatap langit dan berkata, “Aku harus pergi.”
Yan Chen melemparkan sebuah pil.
Lu Yan mengambilnya. Memperhatikannya sebentar.
“Ke mana?”
“Ujian Sekte dalam.”
Melambaikan tangannya, Wajannya muncul. Yan Chen bersila kemudian melesat ke langit.
*******
Sementara itu, di aula semua orang sudah berkumpul. Para Ketua, murid-murid dan penguji.
Di penonton semuanya masih bingung mengapa ujian belum di mulai.
Seseorang menghitung sejak tadi dan terkejut. “Yan Chen belum datang! Hanya ia yang belum tiba.”
Semua orang terkejut.
“Yan Chen? Oh, aku lupa dengannya. Patas saja ada yang kurang dari tadi.”
“Yan Chen tidak akan datang, ia pasti sudah mati sekarang. Mengapa perlu menunggunya? Ayo mulai saja!”
“Benar mulai saja.”
Long Yan yang ada di antara penonton merasa puas. Ia lalu berseru, “Benar yang dikatakannya, ayo mulai! Yan Chen sampah itu tidak akan bertahan dalam hutan petir tiga lapisan. Percuma saja menunggunya.”
“Ya, ya benar! Ayo mulai!”
Para penonton mulai berseru dan berteriak semakin nyaring untuk memulai.
Zhao Huali yang ada di panggung menghela nafas. Ia terlihat tenang tapi di dalam hatinya gelisah. Tentunya dengan Yan Chen tidak ada di sini, membuatnya seperti itu. Ia takut terjadi apa-apa dengannya.
Meski sekarang ia bukan tunangannya lagi, Yan Chen masih tetap temannya.
Qiao San sedikit tersenyum saja. Guang ling tertawa bahagia.
Penguji yang ada di depan diam sebentar. Ia lalu menatap langit dan tidak ada keberadaan Yan Chen. Menghela nafas kemudian menatap para Ketua.
Yan Chen memiliki hak di dalam sekte. Meskipun memiliki Roh senjata wajan, ia masih memiliki akses dalam ujian ini, tetapi ia sudah terlambat dari jadwal dan para murid sudah menunggunya beberapa saat. Jadi, ujian harus di mulai.
Para ketua ingin mengangguk ketika suara tajam dan melengking terdengar.
“Tunggu sebentar! Aku hampir sampai!”
Semua orang terkejut dan memperhatikan Wajan terbang yang di dalamnya ada Yan Chen.
Semua orang tertawa melihat.
“Wajan, oh wajan, ini adalah sejarah adanya wajan terbang!”
“Kendaraan itu unik juga! Meski aneh, setidaknya bisa bersila di dalamnya.”
Zhao Huali yang melihatnya ingin tertawa tapi menahannya kemudian menghela nafas.
Guang Lin dan Qiao San mendengus.
Yan Chen mendarat kemudian menyimpan wajannya.
“Maafkan aku ketua, aku sedikit terlambat.”
Penguji ingin mengangguk tetapi tiba-tiba Long Yan berseru, “Yan Chen sudah terlambat dan itu menghabiskan waktu. Dia harus di hukum untuk membuatnya jera. Kami menuntut penghukumannya. Apa aku benar?”
Long Yan memperhatikan sekitarnya.
Salah seorang temannya mengangguk. “Benar, apa yang di katakannya, Yan Chen harus di hukum.”
“Ya, Yan Chen harus di hukum.”
Semua orang berpikir sebentar kemudian mengangguk setuju. Dan keributan pun pecah.
Para Ketua hanya diam. Penguji menatapnya kemudian memperhatikan Yan Chen. Ia menghela nafas. “Jika itu yang diinginkan. Yan Chen, apa kau bersedia?”
“Aku? Tentu saja.”
Semua orang terkejut. Kata-kata ringan Yan Chen seperti sambaran petir di telinga mereka, khususnya Long Yan dan teman-temannya. Mereka jelas tidak percaya dengan semua ini dan mengertakkan giginya.
Long Yan merasa tidak senang dan ingin berkata, tetapi tiba-tiba suara nyaring, jernih dan indah terdengar.
“Biarkan aku yang menghukumnya.”
Semua orang terkejut dan memperhatikan Tang Mei yang cantik di arena. Mereka tidak menyangka tentang ini, termasuk Yan Chen. Ia hanya tersenyum.