" Ibuku pernah bilang begini saat aku kecil; (Nak jadilah Senja yang selalu bersinar untuk orang lain, seperti Senja yang indah di sore hari. Namamu akan selalu diingat orang. Seperti itulah kamu jika selalu berbuat baik kepada semua orang, maka akan selalu di ingat orang lain juga. Itulah kenapa AyahIbu memberimu nama Senja. Kelak doa AyahIbu agar kamu selalu jadi orang yang baik di manapun kamu berada ). Sejak itu aku juga menyukai namaku. Aku selalu melihat matahari di sore hari agar selalu ingat kedua orang tuaku"
Tetapi,Selalu berusaha baik itu terkadang tidak selalu baik. Contohnya pada laki-laki tidak tahu diri ini.
" Kamu dimana Rey? Kenapa gak di angkat?"
" Aku lagi ada meeting sayang"
" Meeting dimana?"
" Di luar, ketemu client"
" Cewek?"
" Gak kok, cowok. Kenapa sayang? Kok tumben nanyanya detail banget"
" Are you kidding me?"
" What's happen?"
" You lie!"
" Im not lie"
" Yes you are!"
Lalu senja mengirim semua foto dan video yang dia dapat tadi.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lizzalizawien, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
CCTV
" Hallo, kalian sudah siapkan mobil kan?"
" Iya Boss. Cepat temui aku di simpang Bundaran. Aku sudah di ikuti orang"
Anggara menelpon orang suruhannya untuk segera menyusulnya di perjalanan. Anggara meminta mereka membawa mobil dengan warna yang sama dan type yang sama untuk membuatnya bisa lolos dari kejaran Aiden. Sepertinya Anggara sudah menyiapkan dengan matang semuanya. Sampai situasi yang akan memungkinkan Dia akan di kejar orang. Anggara menambah kecepatan mobilnya dan orang-orang Anggara sudah siap di persimpangan.
Ketiga mobil dengan warna yang sama mulai mendekat ke arah Anggara. Lalu Anggara sengaja membuat mobil itu berputar di bundaran dan Aiden hampir menabrak salah satu mobil itu dan mobil Aiden terhenti sejenak. Aiden kembali mengejar mobil Anggara. Namun sayang, pada akhirnya Aiden benar-benar terkecoh karena mengejar mobil yang salah. Anggara benar-benar pintar mengalihkan perhatian Aiden dengan menyiapkan mobil yang sama. Anggara lolos dari kejaran Aiden. Aiden berhasil menghentikan mobil di depannya. Menarik sopir mobil tersebut dengan paksa.
" Turun!! Mana Senja?!!" teriak Aiden mencengkram Baju pria itu.
" Aaa..aduuh, siapa kamu, salah saya apa?"
" Mana Senja!!" Teriaknya lagi.
" Siapa Senja, saya tidak kenal" Aiden lalu membungkukkan badannya melihat ke dalam mobil. Tapi yang ada di kursi belakang bukanlah Senja melainkan hanya tumpukan kardus berisi baju.
" Lepaskan!!" teriak pria itu. Aiden akhirnya melepaskannya.
" Argghh!!" Aiden meremas rambutnya dengan marah. Pak Hadi pun tiba di lokasi. Langsung menghampiri Aiden.
" Mr. Aiden apa Non Senja ketemu?"
Aiden tak menjawab, Pak Hadi langsung melihat ke dalam mobil nampak bukan Senja yang di dalam.
" Apa bapak yakin di dalam mobil tadi ada Senja"
Nadia menerjemahkannya untuk Pak Hadi. Pak Hadi menelisik mengingat wajah orang yang membawa mobil tersebut.
" Bukan dia orangnya yang saya lihat tadi"
Aiden tercengang, Aiden menyadari kalau dia sudah salah mengejar mobil.
" Ohh Shit!!! Aku kehilangan jejak!!"
" Maksudnya gimana?"
Aiden menjelaskan lebih lanjut apa yang terjadi tadi. Dia tak berhenti mengutuk dirinya sendiri dan matanya mulai berair. Anderson tiba di tempat mereka sedang berdiri. Mencoba mencerna penjelasan dari Nadia.
" Kau!!! Siapa yang menyuruhmu?!" Anderson mulai naik pitam dan mencekik orang yang baru di tangkap Aiden.
" Maksud anda apa?! Eee..eeghh, sakit"
" Boss.. jangan boss jangan... Nadia berusaha melepaskan tangan Anderson dari cekikannya pada leher orang itu. Anderson melepasnya.
" Bicara sekarang! atau ku bunuh kau!"
" Saya gak tahu apa-apa, tiba-tiba di potongnya terus di suruh turun, sekarang anda malah mencekik saya. Salah saya apa?!"
" Ikut aku sekarang!"
" Mau kemana?! Heii berhenti! Lepasin saya" Anderson menyeret orang itu ke dalam mobilnya.
" Aiden kita ke kantor polis sekarang! Nadia, siapa orang yang melaporkan kejadian pertama?"
" Ii..itu orang Dinas Pariwisata Boss"
" Kau kenal orangnya?"
" Gak Boss, tapi kayaknya kenal dekat dengan Kak Senja. Dia langsung sadar kalau Kak Senja hilang, padahal cuma nanya kemana Kak Senja pas acara hampir selesai tadi"
" Sepertinya aku tahu siapa orangnya"
" Kalian kembali ke hotel dan temui orang itu lagi. Lalu minta hotel membuka CCTV segera."
" Saya punya no.handphonenya Boss. Tadi dia minta saya hubungi dia kalau Senja belum ketemu."
" Mana, cepat berikan! Pak Hadi telepon polisi sekarang, suruh ke sini"
" Iya"
" Ada apa ini Anderson?" Aiden akhirnya bertanya karena bingung apa yang mereka bicarakan. Anderson lalu menjelaskan semuanya.
Tak lama kemudian polisi pun datang. Orang tadi di bawa ke kantor polisi untuk di minta keterangan. Aiden dan yang lain kembali ke Hotel juga meminta polisi mengirim yang lain ke hotel juga.
Aiden nampak frustasi, sepanjang perjalanan mencoba menelpon semua orang yang dia kenal untuk mencari keberadaan Senja.
Mereka tiba di hotel, Reynolds sudah menuggu di lobby hotel. Sesaat Aiden hampir memukul Reynolds tapi di cegah Anderson. Anderson menjelaskan bukan Reynolds yang menculik Senja.
" Bagaimana kau tahu kalau Senja di culik?"
" Aku sudah mengawasi Anggara sejak Senja datang ke acara tadi. Aku juga sudah tahu Anggara suka Senja sejak pertama kali bertemu di Mall"
" Apa?! Anggara? Jadi Anggara yang menculik Senja?"
" Iya, Anggara juga hilang bersamaan hilangnya Senja. Sudah pasti dia yang membawa Senja "
" Pak Hadi, tadi bukankah bapak lihat wajah orang yang membawa mobilnya? Apa bapak masih ingat orangnya?"
" Iya Pak"
" Aa, sebentar. Sepertinya aku punya fotonya." Reynolds mencari foto-foto staff di handphonenya. Mereka sempat berfoto bersama saat seminar kemarin.
" Ini, apa orangnya yang ini?" tanya Reynolds pada Pak Hadi.
" Hmm..iya benar ini orangnya."
" Tidak salah lagi, ini Anggara " kata Anderson.
" Pergi ke ruangan CCTV, cari manager hotel di sini! Cepat!!" Aiden berteriak keras, semua orang menoleh kepadanya. Beruntung saat itu sudah hampir pagi, hanya ada staff hotel saja yang berada di lobby hotel.
Semua orang mulai sibuk mencari bukti kejahatan Anggara. Mereka berada di ruangan CCTV Anderson mengirim bukti CCTV kepada Tuan I Gede Purnama, dia melaporkan ulah keponakannya. Menelpon orang-orang terpercaya Anderson dengan mengirimkan foto Senja dan video CCTV agar segera mencari keberadaan Senja dan Anggara. Aiden terduduk lemas melihat isi video CCTV tersebut.
" Sabar Aiden, kita pasti menemukan Senja" Anderson berusaha menenangkan Aiden.
" Arrgghhh...!!!! Bagaimana aku bisa tenang!! Siapa bajingan itu? Bagaimana bisa Dia kenal?! "
Anderson menatap tajam Reynolds, merasa Dia yang harus bertanggung jawab mengenalkan Senja pada Anggara. Reynolds menyadari tatapan Anderson.
" Aku??"
" Iya Kau siapa lagi coba! Gara-gara kau pasti yang mengenalkan Senja dengannya. Iya Kan?!"
" Hey, aku tidak sepenuhnya bersalah, kami tidak sengaja bertemu di event di sebuah Mall. Kebetulan Senja ada di sana, saat itu aku sudah menolak mengenalkannya. Bahkan aku tidak tahu kalau Anggara sengaja membuat Wonderfull Tourism jadi rekanan lagi. Setahuku kontrak perusahaan sebelumnya belum habis. Entah bagaimana cara Dia membuat hal seperti semua berjalan sesuai keinginan Dia"
" Haaahhh!" Anderson membuang nafas dengan kasar. Lalu suara dering handphonenya berbunyi.
" Hallo, iya Pak. Iya benar, saya mohon bantuannya. Adik saya dalam bahaya" ucap Anderson. Anderson mendapat telepon dari Ajudan I Gede Purnama yang merupakan Pejabat ternama di Kepolisian.
" Saya tidak mau tahu Pak, pokoknya adik saya harus selamat kalau tidak mau saya viralkan berita ini ke seluruh medsos, dan saya laporkan ke walikota langsung sekarang juga" Anderson memutuskan sambungan telepon dengan kasar.
" Siapa yang kau telepon?" Tanya Aiden. Anderson menjelaskan pada Aiden pelan-pelan agar Aiden tidak bertindak jauh. Aiden bisa saja menelpon mafia kenalannya. Anderson paham betul itu. Anderson berusaha menenangkannya.
" Aku yakin Dia tidak akan mencelakai Senja, kau tenang saja"
" Bagaimana kau bisa menjamin itu?"
" Karena Dia seorang karyawan punya ikatan Dinas dan Pamannya orang ternama, Dia tidak akan berani macam-macam. Lagipula kata Reynolds Dia jatuh cinta pada Senja. Tidak mungkin tega melukai orang yang Dia sayangi "
" Bullshit!!! Tak ada yang tak mungkin bagi penjahat yang berani menculik!"
" Sabar Aiden. Kita harus mencari cara yang lebih baik"
" Cari ke semua kota, telusuri sampai ke lubang tikus sekalipun!"
" Iya Aiden aku sudah menyuruh orang-orangku"
" Aku tidak bisa hanya diam saja di sini, aku akan keluar!"
" Aiden, kau mau kemana? Kau tidak tahu daerah sini"
" Aku tidak peduli, Aku akan tetap mencarinya. Kemanapun akan kutelusuri"
" Pak Hadi, temani Aiden!"
" Baik Pak" Pak Hadi berjalan mengikuti Aiden dari belakang. Mereka keluar menuju parkiran dan segera keluar meninggalkan hotel.
Semua orang juga mulai bergerak keluar hotel, mencari informasi kemana pun tentang Anggara. Pada akhirnya Aiden tetap menghubungi mafia kenalannya meminta bantuan untuk mencari Senja. Juga meminta tolong di carikan hacker untuk meretas CCTV kota. Aiden ingin mencari lokasi terakhir Anggara. Aiden terus menyusuri seisi kota bersama Pak Hadi. Hingga malam belum ada titik terang di mana keberadaan Senja.
" Pak Hadi, hari sudah malam. Bapak pulang saja. Setelah ini saya akan pulang ke Rumah saja" Aiden berbicara menggunakan aplikasi terjemahan agar Pak Hadi cepat mengerti kata-katanya. Pak Hadi memang hanya mengerti sedikit Bahasa Inggris. Pada akhirnya Aiden terpaksa pulang ke rumah, dan Pak Hadi harus pulang dan istirahat karena hari sudah menunjukkan pukul 7 malam. Tidak mungkin Aiden memaksakan Pak Hadi mengantarnya lagi keliling Bali. Sedangkan mereka tidak tidur sejak tadi malam.
Aiden tiba di rumah, bukannya istirahat tapi terpaksa harus menyelesaikan pekerjaannya yang tertunda seharian ini. Dan mungkin harus di selesaikan secepatnya malam ini agar besok bisa mencari Senja lagi.
" Argghh!! Bagaimana aku bisa kerja. Pikiranku hanya tertuju padamu. Senja dimana Kau sayang?"
Aiden terus-terusan menelpon orang-orang yang di mintanya bekerja mencari Senja.
" Berapapun akan ku bayar asal kalian temukan Dia dalam keadaan selamat!!!" teriak Aiden.
.
.
Sementara itu, di sebuah pedesaan yang cukup jauh dari Denpasar. Anggara baru saja tiba di sebuah Villa. Senja masih dalam keadaan tidak sadar, bahkan kini sudah di ikat oleh Anggara. Anggara menatap jam tangannya yang sudah menunjukkan waktu hampir malam. Cukup jauh perjalanan yang Dia tempuh sejak siang tadi. Anggara terpaksa membawa Senja jauh dari kota karena takut ketahuan Om nya. Tadi siang, tiba-tiba Om nya menelpon dan marah-marah. Tapi langsung mematikan handphonenya dan segera menonaktifkannya.
" Senja, kita sudah sampai. Tidak ada lagi yang akan mengganngu kita" Anggara mengurai rambut yang menutupi wajah Senja. Senja masih terlelap dalam pengaruh obat bius. Anggara menyuntikkan kembali obat bius saat Senja mulai sadar pagi tadi. Entah berapa banyak dosis yang di berikannya hingga Senja belum juga tersadar.
Aiden ...
🥰🥰🥰🥰🥰🥰