Dalam menggapai cita citanya menjadi seorang Kultivator dengan kultivasi yang tinggi, Yan lan dengan sekuat tenaga terus berlatih dan pada akhirnya dia menjadi kultivator yang tak tertandingi di Benua Permata Hijau.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lazuardi aqbar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Naga emas
Matahari hampir tenggelam saat Yan Lan kembali ketempat dimana para petinggi klan Zhao memulihkan diri.
"Ternyata mereka masih menyerap pil obat, kalau begitu aku pergi mencari keberadaan Zhao Quin dan Won Chai saja," batin Yan Lan.
Melihat kedatangan Yan Lan, Zhao Quin dan Won Chai segera turun dari atas dahan pohon untuk menyambutnya.
"Kakak Yan," ucap mereka serempak dengan senyum yang menghiasi bibirnya.
"Adik bagai mana keadaan kalian?" tanya Yan Lan.
"Baik kakak Yan," ucap Won Chai.
Kakak Yan dimana ketua Won Dai dan ketua Dong Wung," tanya Zhao Quin.
"Mereka lagi memulihkan diri sehabis bertarung, ada baiknya kita kesana," jawab Yan Lan.
Mereka berdua menganggukkan kepala mengiyakan dan melesat mengikuti Yan Lan dari belakang.
Terlihat ketua Won Dai dan ketua Dong Wung telah selesai melakukan penyerapan pil.
"Ayah, bagai mana keadaan mu?" tanya Won Chai.
"Aku dan ketua Dong Wung baik baik saja Chai er, pil yang di berikan Yan Lan dapat menyembuhkan luka dalam kami berdua dengan cepat," jawab ketua Won Dai.
"Yan er apa yang harus kita lakukan sekarang? mengingat kita telah lama meninggalkan klan Zhao," tanya ketua Dong Wung.
"Malam ini kita melanjutkan perjalanan paman, kalau tak ada halangan yang melintang, besok pagi kita akan sampai di depan air terjun," jawab Yan Lan.
"Yan er apa kondisi tubuhmu tak lelah setelah pertarungan tadi?" tanya ketua Dong Wung kembali.
"Itu tak usah paman pikirkan, percuma kita membawa calon Alkemis di kelompok kita kalau tak bisa berguna sama sekali," jawab Yan Lan sambil melirik ke arah Zhao Quin.
Mendengar perkataan Yan Lan, Zhao Quin segera bereaksi. "Tenang saja kakak Yan, aku akan memulihkan kondisi tubuhmu, ini pil untuk memperkuat Qi di tubuhmu," ucap Zhao Quin sambil memberikan Yan Lan sebuah pil.
Won Chai yang melihat keakraban Yan Lan dan Zhao Quin segera membalikkan tubuhnya, selama dalam perjalanan bersama Yan Lan, Won Chai diam diam telah menaruh hati padanya.
"Saudara Won Dai sepertinya putrimu juga menaruh hati pada pemuda ini," bisik ketua Dong Wung ketelinga ketua Won Dai.
"Saudara Dong, aku sama sekali tak keberatan jika putriku menikah dengan Yan Lan," bisik Ketua Dong Wung ke telinga ketua Won Dai.
"Ha..ha..ha..kau memang pintar dalam memilih calon buat putrimu saudara Won," ucap ketua Dong Wung kembali.
Para rombongan akhirnya melanjutkan perjalanan menembus pekatnya malam.
Sepanjang malam tak ada halangan yang berarti kecuali raut wajah kelelahan yang terpancar dari wajah mereka berlima karena terlalu lama berjalan.
"Paman kita beristirahat di sini dulu, kita pulihkan energi kita dulu, karena tempat yang kita tuju sudah tak jauh lagi dari sini," ucap Yan Lan.
"Aku setuju denganmu kakak Yan Lan, tubuhku sudah sangat lelah," timpal Won Chai.
"Baiklah Yan er, kita beristirahat di sini dulu,'' ucap ketua Dong Wung.
"Para rombongan langsung melakukan penyerapan Qi yang ada di sekitar tempat itu.
"Mungkin aku harus pergi berburu, kasian Won Chai dan Zhao Quin beberapa hari ini tak dapat mengkonsumsi makanan," batin Yan Lan.
"Biyao hadirlah," ucap Yan Lan.
"Saya tuan muda, apakah yang harus saya kerjakan," jawab Biyao.
"Jaga mereka berempat, jangan sampai ada binatang buas atau apa pun yang membahayakan mereka, buat dirimu transparan dan tunggu sampai aku datang," ucap Yan Lan kembali.
"Baik tuan muda," ucap Biyao.
Yan Lan segera melesat ke dalam hutan sementara Biyao menyatukan diri dengan dahan pohon yang ada di tempat itu.
Di dalam hutan Yan Lan melihat ada yang aneh dengan hutan ini, dimana burung burung terbang berputar putar mengelilingi sesuatu di bawah sana.
Yan Lan segera mencari tau apa penyebab begitu banyak burung yang berterbangan mengelilingi tempat itu, sambil mengeluarkan suara melengking ber sahut sahutan.
Yan Lan mengintip di balik pepohonan yang rimbun. Betapa Yan Lan tersentak kaget melihat sesosok ular naga berwarna emas sedang tidur di atas tanah tak jauh darinya.
"Binatang roh tingkat legenda," batin Yan Lan.
Yan Lan segera mundur perlahan lahan kebelakang, akan tetapi sebuah ranting kring yang di injaknya membuat sang naga terbangun dan menjadi waspada.
Yan Lan berusaha menahan rasa takut di dalam dirinya dengan tetap mundur kebelakang, akan tetapi sang naga mengetahui keberadaannya.
Sang naga menembakkan bola api yang sangat panas dari mulutnya ke arah Yan Lan, yang membuat Yan Lan harus bersalto di udara untuk menghindari bola api yang mengarah padanya.
"Manusia rupanya..!! Berani sekali kau mengganggu istirahatku!!," bentak sang naga.
"Maafkan kelancangan saya karena telah mengganggu istirahat anda, saya tak mengetahui kalau anda sedang beristirahat," jawab Yan Lan.
"Apa tujuanmu datang ketempat ini?" tanya sang naga emas menyelidik.
Yan Lan terdiam, dan berpikir sejenak bagai mana cara agar sang naga tak mengetahui keinginannya untuk pergi memetik teratai roh kemilau putri di dalam air terjun.
"Aku tau keinginanmu anak muda, kau ingin memetik teratai roh cahaya kemilau putri bukan? urungkan niatmu itu dari pada kau akan mati sia sia," ucap sang naga.
Yan Lan terperanjat dengan perkataan sang naga. "Sudah terlanjur dia mengetahui ke inginanku, dan aku pun tak akan mundur walaupun hal buruk yang akan terjadi padaku, aku sudah berjanji pada Dong Kun untuk menyembuhkannya, berarti aku harus menepati janjiku," batin Yan Lan.
"Aku memang ingin mengambil teratai roh cahaya kemilau," jawab Yan Lan.
"Kurang ajar kau memang mencari mati," hardik sang naga dan langsung menyerang Yan Lan.
Yan Lan yang mengetahui kalau perkataannya akan membuat sang naga marah, langsung mengambil sikap siaga akan serangan naga emas itu.
Akhirnya pertempuran pun tak dapat di elakkan lagi,