Tak Sanggup Untuk Di Madu

Tring

Bunyi ponsel Melani, menandakan ada pesan masuk. Melani mengambil gawainya yang ada di meja kerja nya.

[ Siang ini makan bareng yuk, aku yang traktir. Buat merayakan hari pertama aku kerja, hehee kita kan satu kantor]

Ternyata pesan dari hendra mengajak melani untuk makan siang bareng.

[ kita makan siang di cafe yang ada di dekat kantor saja ya]

Tak menunggu lama pesan Melani langsung centang dua warna biru.

[ Ok nanti aku tunggu di lobby ]

[ Kamu duluan saja nanti aku menyusul ]

Melani sengaja meminta Hendra untuk berangkat duluan, karena melani tidak mau kebersamaan nya dengan Hendra mengundang cibiran dari para karyawan.

[ Baiklah, Sampai ketemu nanti ]

Melani hanya membaca pesan dari Hendra tanpa membalas nya. Melani masih menetralisir degub jantung nya yang semakin tidak karuan. Hanya berbalas pesan dengan Hendra saja bisa membuat jantung melani berdetak semakin cepat.

"Seperti nya ada yang tidak beres dengan jantung ku , aku harus memeriksakan jantung ku'" Gumam melani pada dirinya sendiri.

Tak terasa jam makan siang pun tiba, Hendra sudah berads di cafe tempat yang dipilih oleh Melani. Hendra menunggu Melani sekitar 10 menit baru Melani datang ke cafe.

"Maaf telat, saya tadi ada kerjaan yang harus segera di selesaikan" Ucap Melani sambil menarik kursi untuk dia duduki.

"Tidak apa-apa aku juga belum lama datang kok, oh iya mau pesan apa? aku tidak tahu kamu suka makanan apa saja jadi aku belum pesan makanan" Seru Hendra sambil senyum.

"Oh iya, emmhh saya pesan nasi goreng sefood sama minum nya jus alpukat" Seru Melani kepada pelayan yang menghampiri meja Melani.

"Baik kak , ditunggu 15 menit ya pesanan nya" Seru pelayan cafe dengan ramah.

Setelah menunggu sekitar 15 menit pesanan Melani dan Hendra pun sudah terhidang di meja.

Melani dan hendra kini sedang makan sambil sesekali berbicara.

Saat Melani dan Hendra sedang asik memakn makanan nya. Tiba-tiba ada seseorang yang datang menghampiri meja Melani.

"Wah.. Wah.. Sepertinya ada yang sedang pacaran. " Seru seseorang yang baru datang, ternyata Raka yang baru datang bersama Vera.

" So sweet banget sih makan siang ber dua," Seru Vera menambahkan.

Melani merasa malas menanggapi celotehan Raka dan Vera, dunia berasa sempit dimanapun mereka selalu datang sepertu hantu.

" Tolong jangan bikin keributan disini, saya tidak ada waktu untuk ribut dengan kalian" Seru melani ketus.

"Mereka siapa Mel?" Tanya Hendra yang ingin tahu.

" Mereka cuma pembuat rusuh"Jawab Melani singkat sambil tetap menyuapkan nasi ke mulut nya.

"Kamu tidak mau mengenalkan laki-laki ini kepada ku mel? Bagaimanapun dulu kita pernah hidup bersama." Tanya Raka dengan songong nya.

Melani semakin geram dengan pertanyaan Raka, jika tidak ada Hendra sudah Melani tampar mulut busuk nya.

"Mas Hendra.. Kenalkan dia Hendra mantan suami ku dan perempuan yang di samping nya Vera, selingkuhan nya yang kini sudah menjadi Istri nya" Seru Melani sambil melirik ke arah Raka dan Vera.

"Maksud kamu apa, hah? bicara aku selingkuhan nya mas Raka?" Tanya Vera tidak terima dengan ucapan Melani.

" Kenapa kamu tidak terima? Kan benar kamu itu selingkuhan nya Mas Raka, bahkan menikah diam diam saat aku masih menjadi istri mas Raka, kalian menikah tanpa sepengetahuan ku" Seru Melani memperjelas perkataan nya.

Hendra yang dari tadi hanya menyimak kaget dengan perkataan Melani. Hendra tidak menyangka ternyata Melani wanita yang cantik dan elegant bisa di selingkuhi oleh suami nya.

" Mas.. Lihat mantan istrimu bicara nya tidak sopan sekali" Seru Vera dengan suara yang dibuat buat.

" Kamu jangan bicara seperti itu Mel, ini di tempat umum" Seru Raka membela Vera.

" Kalau di tempat umum memang kenapa? Saya bicara sesuai kenyataan kan? Silahkan kalian pergi dari meja saya, sebelum saya lebih mempermalukan kalian lebih dari ini" Seru Melani dengan suara datar.

Vera dan Raka pun pergi meninggalkan meja Melani, bahkan mereka memilih keluar dari cafe dan tidak jadi makan siang di cafe.

"Maaf ya acara makan siang kita jadi berantakan gara-gara kejadian tadi" Ucap melani tidak enak dengan hendra.

"Tidak apa-apa mel santai saja. " Jawab Hendra .

"Emmhh... jadi itu tadi mantan suami kamu? Aku kira kamu belum menikah" Tanya hendra penasaran.

"Iya dia mantan suami ku, aku tak mau di madu jadi aku pilih bercerai dengan nya" Jawab melani dengan wajah sendu.

"Maaf aku tidak tahu, sudah jangan bersedih lagi. Ayuk kita balik ke kantor jam makan siang sudah mau habis, nanti dimarah Boss kalau kita telat masuk" Seru Hendra sambil terkekeh.

" Emmhhh iya tidak apa-apa, ya sudah ayuk kita balik kantor" Jawab Melani mulai tersenyum kembali.

Hendra belum tahu jika melani lah boss pemilik dari Global property. Sebenarnya Melani ingin memberitahu hendra siapa dirinya yang sebenarnya, tetapi Melani belum tahu pasti bagaimana karakter Hendra.

******

"Mas pokok nya kita harus balas perbuatan mantan istri mu itu, sudah berapa kali dia mempermalukan kita seperti ini" Seru Vera marah.

"Bahkan kemarin malam ibu juga di permalukan Melani di depan umum. Bahkan saat ibu pulang dia masih menangis karena malu dengan teman-teman nya. Melani itu harus di kasih pelajaran" Seru Vera semakin emosi.

Raka kaget saat Vera memberitahu soal ibu nya yang pulang dalam keadaan menangis. Karena kemarin malam memang Raka tidak tahu jam berapa ibu nya pulang.

"Kapan ibu menangis, kok aku tidak tahu?" Tanya Raka memastikan.

"Kemarin malam ibu pulang sekitar jam 10 malam, saat aku ke dapur mengambil minum ibu pulang sambil terisak. Dan ibu cerita habis di permalukan Melani dan teman-teman ibu meninggalkan ibu di Mall" Ucap Vera.

"Kurangajar, Melani semakin menjadi. Baiklah kita cari cara untuk membalasnya. Kalau harta nya tidak bisa kita dapatkan setidak nya kita bisa membuat hidup Melani tidak bahagia" Seru Raka sambil mengepalkan tangan nya.

Di tempat lain saat ini Ibu Marni sedang bersantai di halaman belakang rumah nya, tepat nya rumah hendra. Ibu Marni bersantai di temani dengan anak gadis nya Hasni.

"Hasni, menurut mu bagaimana dengan Rindu? Cocok tidak dengan Mas mu,Hendra?" Tanya ibu marni mencari pendapat Hasni.

"Cocok.. Mbak Rindu cantik, pintar, pekerjaan bagus dan anak orang kaya. Sudah pasti kalau Mas Hendra nikah sama mbak Rindu, hidup kita semakin makmur bu" Seru Hasni tetap fokus dengan ponselnya.

"Tapi mas mu bilang sudah punya calon sendiri" Seru ibu marni lesu.

" Kita lihat dulu bu, kalau pacar nya mas Hendra orang kaya ya tidak masalah. Tapi kalau pacar nya orang biasa saja ya kita jangan setuju. Dari dulu mas Hendra itu seleranya selalu rendah, dulu mbak Puji juga cuma penjaga toko dan anak petani. Beruntung mbak Puji meninggal jadi mas Hendra tidak jadi menikahinya" Ucap Hasni.

" Emmhh... kamu betul juga. Nanti ibu bicarakan lagi sama mas mu, Hendra" Ucap ibu marni.

"Bu kapan aku di belikan motor ?"tanya hasni cemberut.

"Isshh kamu ini sabar dulu, nunggu Hendra gajihan dulu. Hari ini dia baru pindah kerja di Perusahan Global property. Katanya gaji nya lebih besar, berarti kan dia bisangasih uang ke kita lebih banyak." Seru ibu marni.

"Betul juga ya bu, Sekarang mbak Aina pelit tidak seperti dulu" Ucap Hasni .

"Pelit bagaimana?" Tanya ibu marni.

"Masak kemarin lusa aku minta uang cuma dikasih 500 ribu untuk sebulan , biasa nyakan paling dikit mbak Aina kalau ngasih satu juta" Jelas hasni dengan jengkel.

"Kamu jangan begitu, mbak Aina sekarang cicilan nya bertambah. Harus nyicil mobil dan sekarang harus nyicil angsuran Bank, karena Dimas pinjam uang bank 350 juta untuk buka usaha" Jelas Ibu marni.

"Memang mas Dimas mau buka usaha apa bu?" Tanya Hasni ingin tahu.

"Kata nya mau buka usaha Cafe joint sama teman SMA nya dulu, kalau usaha nya lancar kita juga bisa kecipratan" Ucap Ibu marni.

" Betul juga bu, beruntung rumah mereka itu pemberian orang tua mbak Aina. Kalau sampai masih nyicil juga sudah pasti kita tidak bisa menikmati uang gaji mbak Aina. " Ucap Hasni.

" Jangan minta-minta sama Aina lagi kasihan dia, kalau mau minta sama Hendra saja. Nanti ibu bilang Hendra untuk menambah uang jajan kamu" Ucap ibu Marni.

Obrolan anak dan ibu itu pun berakhir saat terdengar deru suara mesin mobil memasuki halaman rumah. Hendra baru saja pulang dari kantor.

******

Next...