Di tengah kesibukan kota modern yang serba cepat, Ferdy, seorang pria yang dulunya memiliki segalanya, kini menjadi pecundang. Ditinggal istri yang telah meninggalkannya, Ferdy merasa hidupnya hancur dan tak memiliki arah. Kesehariannya dipenuhi dengan kesedihan dan keraguan, mengingat kembali kejatuhannya dari puncak keberhasilan hingga menjadi seseorang yang tidak diperhitungkan.
Suatu hari, untuk melarikan diri dari kenyataan pahitnya, Ferdy memutuskan untuk pergi ke gunung, mencari ketenangan dan mungkin sebuah jawaban. Dalam perjalanan menuju puncak, ia terperosok ke sebuah gua misterius yang tersembunyi dari pandangan umum. Di dalam kegelapan gua itu, Ferdy menemukan sebuah gelang antik yang mengeluarkan cahaya lembut. Tanpa disadari, gelang itu adalah kunci dari sebuah sistem kekayaan dan kekuatan yang tak terbayangkan sebelumnya.
bagaimana cerita ferdy bangkit dari keterpurukan menuju ke kekuasaan tetapi masih memiliki kebaikan dan membantu sesama yang kesusahan dan menderita
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon F3rdy 25, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Malam penuh kejutan
Ferdy melangkah keluar dari restoran dengan perasaan puas.
Ancaman terakhir yang ia lontarkan pada Andi membuatnya merasa sedikit lebih tenang.
Kini, dunia terasa berbeda baginya. Kekayaan dan kekuatan yang dimilikinya memberi Ferdy kendali penuh atas situasi yang dulu tidak pernah bisa ia bayangkan.
Malam itu cukup sepi. Jalanan di depan restoran hanya dilalui beberapa mobil yang melintas cepat.
Ferdy berniat pulang ke rumah, namun tiba-tiba Sisum memberikan notifikasi di kepalanya.
**“Tuan, ada aktivitas mencurigakan di dekat lokasi rumahmu.”**
Ferdy segera menghentikan motornya. “Aktivitas mencurigakan? Apa maksudmu?”
**“Sistem mendeteksi pergerakan beberapa orang yang tidak dikenal di dekat rumah Tuan. Sepertinya mereka tidak punya niat baik.”**
Wajah Ferdy berubah serius. Ia mengaktifkan
**mode stealth** untuk menghindari perhatian orang-orang di sekitarnya, lalu mempercepat melajukan motor dengan kecepatan penuh, menuju rumahnya.
Dalam hitungan menit, Ferdy tiba di sudut jalan yang mengarah ke rumahnya, dan dari kejauhan, ia melihat tiga pria yang tampak mencurigakan berdiri di depan pagar rumahnya.
“Sial, siapa mereka?” gumam Ferdy sambil memperhatikan mereka dari jauh.
Ferdy menunggu sejenak, mengamati gerak-gerik mereka.
Salah satu pria itu terlihat mencoba membuka gerbang rumahnya dengan paksa.
Tanpa ragu, Ferdy mendekat dengan tenang.
“Hei! Sedang apa kalian di sini?” seru Ferdy dengan suara tegas.
Ketiga pria itu langsung terkejut dan menoleh ke arahnya.
Salah satu dari mereka, seorang pria bertubuh kekar dengan tato di lengannya, melangkah maju. “Ini bukan urusanmu, pergi kalau tidak ingin celaka.”
Ferdy tertawa kecil. “Celaka? Kalian tidak tahu siapa yang sedang kalian hadapi.”
Pria bertato itu mendekati Ferdy, tersenyum sinis. “Kamu cuma seorang pengantar makanan. Jangan sok jago di sini.”
Ferdy tersenyum lebar. “Pengantar makanan, ya? Coba saja kalau kalian berani.”
Tanpa aba-aba, pria bertato itu mengayunkan tinjunya ke arah Ferdy.
Namun sebelum tinjunya bisa mengenai wajah Ferdy, gerakan cepat Ferdy yang luar biasa membuat pria itu terpental beberapa meter ke belakang.
Dua pria lainnya langsung terkejut dan mencoba melarikan diri, namun Ferdy sudah mengantisipasi.
Ia menggunakan kemampuannya untuk mengunci pergerakan mereka dengan **skill gravitasi** yang ia kendalikan.
“Jangan pernah coba-coba mengganggu saya,” kata Ferdy dingin. Ia melangkah mendekati pria-pria itu yang kini tak bisa bergerak.
“Apa yang kalian inginkan dari rumah saya?”
Salah satu dari mereka yang tampak lebih muda mencoba berbicara dengan gemetar.
“Kami… kami hanya disuruh. Kami nggak tahu apa-apa! Ada seseorang yang nyuruh kami buat merusak properti ini!”
Ferdy menyipitkan mata. “Siapa yang menyuruh kalian?”
Pria itu menggigil. “Namanya… namanya Dika. Dia bilang kami harus mengacau di sini sebagai peringatan.”
Ferdy mendesah panjang. “Tentu saja. Dika lagi. Baiklah, sampaikan pesan ini padanya: Jika dia berani mengusik saya lagi, konsekuensinya akan jauh lebih buruk dari ini.”
Setelah Ferdy memastikan mereka tidak akan kembali, ia membiarkan mereka pergi dengan ancaman tegas di belakangnya.
Ferdy masuk ke dalam rumahnya dan menutup pintu rapat-rapat. Sisum langsung mengirim notifikasi.
**“Keamanan rumah berhasil dipulihkan. Tidak ada kerusakan berarti.”**
Ferdy duduk di sofa, menghela napas panjang. Malam ini terasa lebih panjang dari biasanya.
Namun, satu hal yang jelas Dika mulai bergerak, dan ini baru awal dari pertempuran yang akan datang.
Setelah beberapa menit beristirahat, Ferdy memutuskan untuk memeriksa ponselnya.
Ada pesan yang masuk dari Ayla. Wajah Ferdy langsung berubah lembut saat membaca pesan tersebut.
“Terima kasih, Ferdy, karena selalu ada di saat yang tepat. Besok, aku akan mencoba berjalan sedikit. Berkat ramuanmu, aku merasa jauh lebih baik. Semoga kita bisa bertemu lagi.”
Ferdy tersenyum. “Sisum, berikan laporan tentang kondisi Ayla setelah minum ramuan penyembuh.”
**“Kondisi Ayla berangsur pulih. Sebagian besar cedera ringan sudah sembuh. Namun, cedera pada kepala dan patah tulang masih memerlukan waktu penyembuhan sekitar dua hari lagi.”**
Ferdy mengangguk. “Bagus. Setidaknya dia tidak merasa sakit lagi.”
Ferdy menghela napas panjang sambil menatap layar ponselnya. Setelah membalas pesan dari Ayla, senyuman tipis terlukis di wajahnya. Pesan-pesan mereka berlanjut, dari obrolan ringan hingga gurauan kecil yang membuat Ferdy merasa hangat. Ayla, dengan cara yang sederhana namun tulus, berhasil membuat Ferdy lupa sejenak dari semua masalah yang dihadapinya. Mereka terus berbalas pesan hingga larut malam, bercerita tentang mimpi-mimpi, masa lalu, dan harapan untuk masa depan.
Ayla: “Aku senang bisa ngobrol sama kamu, Ferdy. Rasanya seperti menemukan teman lama yang hilang.”
Ferdy: “Aku juga, Ayla. Kadang aku merasa dunia ini terlalu rumit, tapi denganmu, semuanya jadi lebih sederhana.”
Obrolan mereka terus berlanjut, sampai akhirnya Ferdy tertidur pukul tiga dini hari dengan ponsel masih di genggamannya.
\=\=\=\=\=\=>>>>>