Harap bijak dalam memilih bacaan.!!!
Namanya Jingga, sama seperti senja yang memiliki arti keindahan dan kebaikan yang tidak perlu di suarakan. Di pertemukan dengan seorang pria bernama Arkana, pria yang haus akan pujian dan selalu hidup dalam kepalsuan.
Pertemuan mereka seperti takdir yang telah di tentukan oleh tuhan, kehadiran Jingga berhasil merusak topeng Arkana dan mengisi hatinya yang kosong dengan penuh cinta.
Arkana sadar bahwa Jingga telah mengajarkan bahwa kebaikan dan keindahan tidak perlu diumbar. Jika memang itu tulus untuk kebaikan, biarkan orang lain yang menilai.
Tetap saksikan kelanjutan dari kisah Jingga & Arkana, jangan lupa jadikan favorite dan berikan lima bintang beserta dengan ulasan terbaik dari kalian. ❤️
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Idtx_x, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kehilangan
Jingga tiba di lokasi butik dengan menumpangi sebuah taksi online, setibanya disana dia di buat terkejut melihat butiknya sudah terbakar habis, terdapat palang polisi yang melarang siapapun mendekat ke area tersebut.
Tubuhnya bergetar hebat menyaksikannya hingga membuat air matanya mengalir, begitu banyak kenangan yang ada di dalam butik itu dan dia sengaja menyimpannya disana.
Seseorang yang memiliki toko di dekat butik Jingga baru saja keluar, dia pun sudah mencari Jingga sejak dua hari yang lalu. Mereka tidak memiliki nomor ponselnya sehingga dia tidak bisa di hubungi, menurutnya kebakaran terjadi dua hari yang lalu dan tidak ada yang menyadarinya karena kejadian tersebut berlangsung tepat di malam hari.
“ Kamu yang sabar ya, “ Ucap wanita itu memberikan semangat kepada Jingga.
Jingga merasa percuma sekarang jika dia di beri izin tapi tempat tujuannya sudah tidak berbentuk lagi, Jingga mengusap air matanya dan berjalan mendekati butiknya untuk melihat apakah masih ada sesuatu yang bisa di selamatkan.
Jingga sudah masuk ke dalam, aroma hangus masih tercium dan melihat keadaan di dalam sana membuat hatinya begitu sakit. Deretan koleksi gaun yang telah dia buat hangus terbakar tanpa tersisa, bekas-bekas kain yang terbakar masih berserakan dimana-mana.
Di salah satu ruangan khusus tempatnya membuat pakaian terlihat begitu berantakan, terdapat dua manekin yang masih berdiri disana. Jingga menyentuh kedua manekin tersebut dan kembali menangis, dua manekin itu sebelumnya merupakan rencana Jingga membuat baju couple untuknya dan Arkana.
“ Kenapa harus jadi begini sih.” Isaknya yang tak dapat berdiri dengan kuat lagi.
**
Jingga pulang ke rumah dalam keadaan masih terpukul, dia berhasil membawa beberapa kenangan yang tersisa disana yang kemudian dia simpan di dalam kamarnya.
Banyak kerugian yang di alaminya namun semua itu bukanlah masalah, yang dia permasalahkan adalah beberapa koleksi yang sudah dia buat susah payah selama ini dan hangus dalam hitungan detik.
Dia bisa saja membuat butik yang dua kali lebih besar dari yang sekarang, tapi tentu saja semua itu tidak sama seperti yang di awal. Jingga benar-benar merasa sedih, dia tidak berselera melakukan apapun dulu untuk sementara waktu.
Suara ketukan pintu baru saja membuat Jingga menoleh, dia mendengar suara Arkana diluar sana. Tak ingin membuat suaminya menunggu, Jingga pun bangkit dan membukakan pintu untuknya.
“ Kamu kenapa? aku dengar kamu habis dari kantor polisi, katanya ada kebakaran, kamu nggak apa-apa kan.?” Tanya Arkana menatap Jingga yang masih memasang wajah sedihnya.
Jingga kemudian menceritakan semuanya kepada Arkana sambil menangis tersedu-sedu, Arkana mendengarkan beberapa saat lalu kemudian dia menenangkan Jingga setelah itu.
“ Jangan sedih lagi, kita bisa buat butik yang baru yang lebih besar dari yang sebelumnya.” Kata Arkana sambil menyeka air mata Jingga.
Melihat sikap Arkana yang begitu lembut dan perhatian berhasil membuat kesedihan Jingga sedikit berkurang, dia pun berhenti menangis dan mendengarkan apa kata Arkana barusan.
“ Untuk membuat kamu nggak sedih lagi, bagaimana kalau sekarang kita jalan-jalan.” Ajak Arkana.
“ Jalan-jalan mas.?”
“ Iya, kamu ganti baju gih. Aku juga mau ganti baju, soalnya bau obat nih.”
Arkana beranjak dari tempatnya menuju kamar, Jingga masih terbengong sejenak. Dia tidak menyangka Arkana akan mengajaknya jalan-jalan, padahal dia tidak begitu mengharapkan lebih.
**
Jingga dan Arkana mengunjungi sebuah museum bersama, keduanya berjalan bergandengan tangan layaknya sepasang suami istri yang sangat berbahagia. Bahkan beberapa orang sekitar yang menyaksikan mereka ikut membicarakan keduanya.
“ Suaminya ganteng, istrinya cantik, anaknya nanti kaya gimana ya.?”
“ So sweet banget, jadi pengen kaya mereka.”
“ Bikin jelous, perfect couple banget sih mereka.”
Jingga masih bisa mendengar cuap-cuap dari mereka, saat ini dia bingung mau senang atau tidak, Sebab ekspresi Arkana tampak biasa saja, padahal dia tahu kalau Arkana juga mendengar ucapan mereka.
Tak cukup lama mereka disana, kemudian keduanya berpindah menuju tempat selanjutnya. Arkana membawa Jingga ke sebuah restoran dengan nuansa yang indah dan masih menyatu dengan alam.
“ Aku baru pertama kali datang kesini, kalau kamu pasti sering kesini kan mas.?” Sahut Jingga.
“ Aku juga baru pertama datang kesini.” Balasnya tanpa menatap wajah Jingga.
Mereka memesan beberapa menu hidangan, Jingga di perbolehkan memesan apapun yang dia inginkan oleh Arkana. Semua yang di pesan Jingga ternyata kesukaan Arkana semua, sampai pria itu bingung kenapa dia memesan makanan kesukaannya.
“ Kamu juga suka sama makanan itu.?” Tanya Arkana.
“ Itu makanan kesukaan kamu kan? Aku juga mau coba.” Jawabnya sambil tersenyum.
Arkana langsung mengalihkan perhatiannya saat mendapati Jingga tersenyum, sementara itu Jingga kembali menikmati keindahan restoran di sekitarnya yang sayang untuk di lewatkan.
**
Hari ini Jingga dan Arkana sudah banyak menghabiskan waktu berdua, sekarang tiba waktunya mereka pulang ke rumah. Jingga berjalan di samping Arkana menuju mobil mereka, kedua matanya melirik tangan Arkana yang tampak menunggu sesuatu.
Jingga menoleh ke atas dan ternyata Arkana sedang menunggunya mengulurkan tangan, Arkana tersenyum simpul sebelum akhirnya Jingga membalas uluran tangan Arkana.
Jingga merasa senang saat Arkana menggenggam tangannya seperti itu, perasaan ini selalu membuatnya merasa ingin terus seperti itu dalam waktu yang lama.
Setibanya di mobil, mereka harus melepaskan tangan mereka karena Arkana harus fokus membawa mobil. Perjalanan menuju rumah di warnai dengan canda tawa seperti dulu, sikap Arkana yang seperti ini membuat Jingga berharap akan selalu di tunjukkan kepadanya.
“ Soal butik kamu, aku lagi cari lokasi yang bagus sama klien aku. Nggak apa-apa kan kamu tunggu sebentar lagi.?” Lirik Arkana.
“ Nggak apa-apa mas, aku bisa nunggu kok.” Balas Jingga pelan.
“ Dan soal kebakaran di butik kamu, aku sudah dapat hasil laporannya.”
“ Apa hasil laporannya.?”
“ Aliran listrik di butik kampu mengalami korslet, polisi bilang kalau intalasi listrik di butik kamu kurang sempurna dan ada beberapa kabel yang sudah using.”
“ Kapan polisi kasih tahu kamu soal ini? kok aku nggak lihat kamu telpon seseorang tadi.?” Tanya Jingga heran.
“ Aku dapat pesan dari mereka, aku sengaja nggak jawab panggilan dari mereka karena nggak mau ganggu waktu kita aja.” Jelas Arkana.
Jingga yang mendengarnya pun merasa tersentuh, Arkana sangat manis dengan sikap dan tutur katanya hari ini.
“ Mau gimana lagi, walaupun banyak kenangan di butik itu aku tetap harus ikhlas.” Lanjut Jingga pasrah.
“ Maafin aku ya.” Sahut Arkana tiba-tiba.
“ Kok kamu yang minta maaf.?” Tanya Jingga heran.
“ Itu karena aku sudah larang kamu kesana, coba aku nggak larang kamu semua ini mungkin nggak akan terjadi.” Balas Arkana.
“ Semua sudah takdir mas, kalau pun aku pergi ke butik hari itu, aku juga nggak tahu apa yang akan terjadi sama aku.” Ungkap Jingga.
jd bingung dibuatnya🤔🤔
Next, ditunggu kelanjutannya.