21++
sebagian cerita ada adegan panasnya ya.
harap bijak dalam membaca.
bocil skip aja. jangan maksa 😂😂
caera Anaya. rumah tangganya yang berakhir dengan perceraian karna penghiatan suami dan sahabatnya.
rasa sakit yang membuat hatinya membatu akan rasa cinta. tetapi ia bertemu dengan seorang lelaki dan selalu masuk dalam kehidupannya. membuat ia berfikir untuk memanfaatkan lelaki itu untuk membalas sakit hati pada mantan suaminya.
akankah caera dapat membalas sakit hatinya?
yuk ikuti karya pertama ku ya 🥰
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bennuarty, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
episode 13
caera sungguh merasa lapar siang ini. ia memilih sebuah restoran yang tidak terlalu ramai pengunjung. menikmati makan siangnya dengan lahap. akhir-akhir ini makannya tidak teratur. selalu membiarkan perutnya kosong. hanya makan sedikit agar perutnya tidak sakit.
selesai makan siang, caera masih duduk dan memesan coffeelate. terlihat beberapa pengunjung yang asik mengobrol. ini restoran paling sepi yang di pilihnya. tetapi tetap saja masih banyak pengunjung yang datang. ternyata pulau ini banyak peminatnya. terlihat dari pengunjung restoran dan coffee shop ini tidak bisa di bilang sepi. karna letaknya yang strategis di tengah kota yang langsung menghadap ke laut.
caera membuka kotak ponsel yang baru di belinya tadi. ponsel yang lama sudah hancur tak berbentuk karena ia lempar ke dinding kamar hotel. caera rindu Gino. bagaimana kabar bocah lelaki itu.
rasa menyesal menggayuti hatinya. tidak seharusnya dia meninggalkan Gino begitu saja. tapi ia percaya ibu pasti mengurusnya dengan baik.
di pintu masuk restoran banyak orang berkumpul. mengerumuni sesuatu yang caera tidak tahu. ia ikut memperhatikan ke arah sana. seorang lelaki berkulit gelap menyeruak kerumunan meminta diberi jalan. ada beberapa lelaki berjas lengkap juga berjejer membuat pagar betis. caera berpikir pastilah pejabat kota yang datang.
ck ... lebay
caera tidak mempedulikan itu. kembali ia mengotak Atik ponselnya. memeriksa email dan pesan masuk yang bertubi tubi. baru saja aktif sudah berisik. caera mengaktifkan silent mode pada ponselnya.
di depan sana orang makin berisik. ada beberapa wanita yang berderet deret berseru menyambut kegirangan.
"siapa sih yang datang? heboh sekali mereka"
gumam caera sambil memperhatikan.
"tuan Dev"
"hai tuan Dev, aku ingin tanda tangan mu"
"iya tuan, lihatlah aku"
mereka berseru heboh. para gadis yang seumuran anak SMA. ada juga ibu-ibu yang menatap takjub. mereka bercampur baur menjulurkan tangan ingin meraih orang yang mereka idolakan.
hhhh... artis rupanya ya, bukan pejabat. heboh sekali sih mereka. cih
caera berdecih merasa sebal. buat apa mengidolakan seseorang public figure sampai segitunya. belum tentu orang itu mau menatap ke arah mereka.
tampak lelaki berkulit hitam itu kewalahan menghadapi gadis gadis garis keras yang sangat antusias. dia berdiri tegak dan mengisyaratkan pada orang-orang keamanan restoran untuk lebih ketat membuat pagar betis.
seorang lelaki tinggi, tegap dan tampan berjalan dengan santai dan sidikit tersenyum kepada pada fans pemujanya. laki-laki itu tampan, bermata coklat dan punya rahan tegas. caera berkerut dahi memperhatikan laki-laki itu.
kalau dia seorang artis, kenapa aku tidak pernah melihatnya di televisi ya? tapi kenapa aku seperti pernah berjumpa?
lelaki yang berkulit gelap berkata tegas kepada para gadis-gadis itu.
"tolong beri ruang pada tuan Deva. dia hanya ingin makan siang"
para wanita itu langsung diam. tidak berani mendekat lagi. mereka hanya berkasak kusuk pergi agak menjauh. duduk bergerombol mengambil tempat agak di dekat pintu masuk.
cih.. lelaki seperti itu di gilai?? hhhh pastilah banyak gadis di sekelilingnya setiap hari
caera tak memperhatikannya lagi. buatnya , itu semua terlalu berlebihan. terasa sekali laki-laki itu adalah orang penting dan seorang yang terkenal. memakai pengawalan ketat lagi. dan itu, lelaki yang berkulit gelap terlihat seperti algojo yang sangar. mereka terlihat sangat kontras. yang satu putih dan yang satu coklat gelap.
caera terkikik geli melihat gadis-gadis itu berkasak kusuk heboh dengan pandangan memuja. memang begitulah artis. sebagai public figure sudah pasti banyak penggemarnya. dan lelaki itu patut di gilai. sudah tampan, kaya, dan mempesona. tapi pasti saja lelaki itu selalu di kelilingi wanita-wanita cantik. dan pasti banyak wanitanya.
caera mendengarkan orang berkasak kusuk di belakangnya.
"wah tampan sekali tuan Deva ya"
"iya. kalau dia bersedia menikahi ku, pastilah aku sangat bahagia"
"wah sudah kaya, terkenal, tampan, dan katanya dia belum punya pacar lho"
"benarkah? tidak ada lowongan untuk jadi pacarnya ya?"
"hey kenapa pacar? jadi istri dong"
"hahaa.. iya betul"
caera tersenyum senyum mendengar gosip mereka. buka lowongan untuk jadi istri? hhh mereka pikir pernikahan itu sebuah pekerjaan apa.
kedua lelaki itu berjalan menuju meja caera. caera cuek saja. tidak mungkin bukan, mereka berdua akan duduk di sebelahnya? hahaa...
caera malah tertawa sendiri.
mereka berdua berhenti tepat di meja caera. caera dapat merasakan orang itu memandanginya. caera mendongak dan menoleh pada mereka. bertatapan agak lama. lelaki bermata coklat itu memandangnya aneh. caera bingung kenapa mereka berhenti dan memandanginya begitu. eh bukan mereka tetapi hanya lelaki yang tampan berkulit putih.
caera mengerutkan kening dan mengedikkan bahu. tidak mengerti maksut tatapannya. tapi lelaki itu langsung pergi dan menuju meja yang lantainya agak lebih tinggi dari tempat caera duduk.
apa sih...
caera menggelengkan kepala, sangat heran dengan lelaki itu. kenapa sampai menatapnya begitu? apa dia ingin duduk di tempat caera? kan mejanya terlihat lebih mewah di sana. kenapa harus melihatnya sampai begitu? caera menoleh kebelakang dan melirik mereka berdua.
aaiiisshh... sekarang lelaki berkulit gelap itu yang menatap ku..
caera merasa ngeri. tidak nyaman di tatap begitu oleh lelaki yang seperti robot hitam itu. jangan-jangan mereka ingin mencelakainya. cepat-cepat ia bergegas dan tak ingin menoleh kebelakang lagi.
mengambil jalan aman lebih baik. langsung pergi meninggalkan restoran ini. tingkah kedua lelaki itu sungguh aneh. caera tidak merasa mengenal mereka tapi mereka malah menatap tajam pada caera.
****
"kenapa kau menatapnya begitu Jack?"
Deva meninju lengan Jacko dengan kesal.
"apa?"
"kau membuatnya pergi"
Deva bergumam dengan geram.
"aku tidak melakukan apapun. dia yang lari Dev"
Jacko membela diri.
"aku sangat ingin meninju wajah mu sekarang" geram Deva.
"bos, dia tidak mengenal mu"
Jacko menahan tawa.
"diam kau!"
Deva benar-benar kesal sekarang. tadi sewaktu berhenti sebentar di meja caera, dia pikir caera akan langsung mengenalinya. tapi itu hanya mimpi. wanita itu jelas tidak mengenalnya sama sekali. dan berarti kejadian malam itu tidak di ingatnya sama sekali.
dan sialnya Jacko langsung bisa menebak itu. Jacko selalu bahagia ketika menjahili Deva. di depan umum dia bisa saja bersikap seperti pengawal yang berjiwa baja. tapi jika telah hanya mereka berdua, Jacko akan dengan bahagia menjahilinya.
"kau harus bersyukur Dev. dia tidak menuntut mu"
ujar Jacko sambil menyantap makan siangnya.
Deva selalu mengajak Jacko makan bersamanya. dia tidak suka ketika dia makan dan Jacko hanya berdiri mengawal.
"menuntut apa?"
"kau telah menculiknya semalam"
" tutup mulut mu Jack. dia yang meminta ku"
geram Deva melotot.
"hahaaaa.... jadi kau di perkosa?"
Jacko tergelak.
Deva diam saja. hari ini sudah melelahkan. dan mendengar celotehan Jacko hanya akan membuatnya tambah lelah.
"Bos, lebih baik kau melupakannya" Jacko memperhatikan Deva. ingin mendengar apa jawaban Deva.
"kita lihat saja nanti"
Deva tak mau meneruskan Topic itu. ia terlanjur jatuh pada wanita itu. tapi untuk sekarang, biarlah hanya menatap. itu sudah cukup.
tidak di sangka mereka bertemu lagi di sini. tidak sengaja Deva memilih restoran ini dari pada restoran mewah yang lain. tapi dari sekian banyak orang yang mengelu-elukan kehadirannya, wanita itu malah cuek dan hanya dia seorang yang tidak terlihat antusias.
malah terlihat tidak mengenalnya sama sekali. ada rasa dongkol di hati Deva. baru kali ini ada wanita yang tidak tertarik melihatnya.
hahaa.. Deva hanya tidak tahu, bahwa seorang caera baru saja menutup hati karna penghianatan.
Daan sayang bngt aku ga punya Deva hhhh