JANDA PERAWAN CEO

"Vilda."

"Oh tidakkkkkk!" Vilda menutup mulut dengan kedua tangannya, matanya melebar. Vilda terharu, Andara sekarang berada didepannya berlutut sembari mengeluarkan cincin.

"Vilda, akhirnya cintaku berbalas. Kata-kata saja tidak mampu melukiskan kebahagiaan ku saat ini. Vilda maukah kamu menikah denganku?"

"Iya, aku mau," jawab Vilda.

Semua tamu undangan dan yang berada di ruangan resepsi bertepuk tangan. Akhirnya calon mempelai pria berhasil menemukan calon mempelai wanitanya. Pak Penghulu yang sedari tadi bersembunyi kembali ke tempat dimana akan dilaksanakan ijab kabul yang ketiga pasangan pengantin Andara dan Vilda. Acara berlangsung dengan lancar.

Wanda sangat bahagia bersama Dokter Ozil. Begitu juga dengan Vilda dan juga Andara. Mereka berkumpul dengan keluarga besar dan saling mengakrabkan diri satu sama lain. Tante Riana untuk pertama kalinya bertemu dengan orang tua angkat Andara. Tante Riana sangat berterima kasih karena mereka sudah membesarkan Andara seperti anak kandung mereka sendiri.

Tante Riana penasaran bagaimana mereka menemukan Andara. Mama angkat Andara cerita, ada seseorang yang membawa Andara kepada mereka dengan alasan ibu anak itu tidak bisa membayar biaya rumah sakit. Hati mereka tersentuh dan mereka akhirnya memberi sejumlah uang dan orang itu menitipkan Andara kepada mereka. Setelah hari itu orang itu tidak pernah kembali.

Tante Riana pun menceritakan bagaimana dirinya dan Andara terpisah. Di hari Tante Riana melahirkan, dia mendengar anaknya meninggal dunia dari seorang perawat. Dan di hari yang sama Budi menceraikannya dengan alasan dirinya tidak bisa memberikan keturunan. Setelah bertahun-tahun kemudian Tante Riana mendengar Budi pergi ke luar negeri menemui anak laki-lakinya dari sahabatnya.

Riana akhirnya terbang ke luar negeri mengikuti Budi dan mereka bertemu di sebuah restoran. Riana baru mengetahui Andara adalah anak kandungnya. Waktu itu Andara menunjukkan kebencian kepadanya, seolah dirinya wanita berdosa yang membuang anaknya.

Andara meminta maaf kepada Riana, karena sudah termakan hasutan Budi. Andara juga meminta maaf karena sebelumnya sempat menuduh Riana sebagai pelakor.

Orang tua angkat Andara juga bertemu dengan orang tua kandung Yara. Anas dan Diana sangat berterima kasih kepada Maula dan Intan yaitu orang tua angkat Andara dan juga saudara dari Dewi yang sudah mengasuh Yara sebagai anaknya.

Maula dan Intan tidak pernah menyangka ternyata Yara adalah anak dari seorang pengusaha terkenal di Kota M. Betapa beruntungnya Yara, dia juga menikah dengan salah satu keluarga terpandang di Kota A yang juga sepupu dari menantunya. Maula dan Intan sebelumnya pernah meragukan keluarga Yara dan menolak mentah-mentah pilihan putra mereka.

Ketiga pasangan pengantin berkumpul. Mereka sangat menikmati kebersamaan malam ini.

"Dokter Ozil, surat apa yang ditandatangani Pak Budi?"

"Oh itu. Surat pernyataan bahwa Pak Budi melepas sepenuhnya Wanda. Apabila Pak Budi masih saya memeras Wanda dia akan dikenakan sanksi hukum," jawab Dokter Ozil.

"Berapa nominal yang kamu berikan sehingga Papa mau memberikan tandatangannya?" Andara penasaran.

"200 juta. Demi Wanda itu tidak seberapa." Dokter Ozil memeluk Wanda.

"Aku telah memberikan cek kosong kepadanya. Sampai kapanpun cek itu tidak akan bisa dicairkan. Kita tunggu saja, setelah uangnya habis dia pasti akan menghubungi ku," ujar Andara.

"Baiklah pengantin baru, apa kalian tidak ingin berduaan?" Farrel menggoda kedua pasangan pengantin.

Kedua pasangan pengantin tertawa dan malu-malu. Yara mencubit lengan Farrel.

"Awwww, kenapa Yank? Kamu udah gak tahan?" Farrel menggoda Yara.

"Ih apaan sih?" kali ini Yara memukul lengan Farrel.

"Ya sudah kami ke kamar duluan. Istriku sudah gak tahan." Farrel mengangkat Yara dan meninggalkan kedua pasangan pengantin yang tersipu.

Farrel dan Yara sudah berada di dalam kamar mereka. Farrel langsung menciumi Yara.

"Sayang aku kangen. Jangan pergi lagi," kata Farrel.

"Sayang, bagaimana ceritanya kamu menemukan ku?" tanya Yara.

Farrel duduk di samping Yara dan bercerita. Setelah Yara memberitahu Farrel ada orang bersisik yang ingin menghancurkan rumah tangga mereka, Farrel masuk kembali ke dalam hutan kecil di dekat Villa bersama Anton, Jack dan Andi dan mereka berhasil mengalahkan siluman ular dengan bantuan Pak Ustad.

Sementara itu Naldo mengikuti Yara dan Andara ke sebuah rumah dan sampailah mereka di hotel ini. Setelah mendapatkan informasi dari Naldo, Farrel segera menghubungi Vilda, orang tuanya, mertuanya dan juga Dokter Ozil. Kebetulan Dokter Ozil sudah mempersiapkan pernikahan dengan Wanda ketika mendengar Andara akan menikah di Kota P.

Di hotel, Farrel melihat Yara dan Wanda. Farrel melihat mereka diselimuti asap hitam. Farrel menggunakan jimat yang diberikan Andi dan juga membaca ayat-ayat suci yang sebelumnya dibisikkan Pak Ustad kepadanya. Perlahan asap hitam yang menyelimuti mereka hilang. Yara maupun Wanda mulai tersadar.

Sedangkan Andara, dia dikunci di dalam ruangannya ketika berganti pakaian pengantin.

"Bagaimana keadaanmu suamiku? Apa masih sakit?" Yara melihat Farrel memegang dadanya.

"Gak apa sayang, istirahat sebentar sudah cukup." Farrel berbaring di atas tempat tidur.

"Beristirahatlah, aku mau mandi dulu." Yara meninggalkan Farrel dan masuk ke dalam kamar mandi.

Farrel merasakan sekujur tubuhnya terasa sakit. Farrel mencium aroma yang harum dari kamar mandi. 'Si Jun' Farrel terbangun dari tidurnya. Farrel membuka mata melangkah menuju kamar mandi. 'Si Jun' semakin menegang melihat Yara yang sedang berendam di dalam bathtub.

Farrel kembali berbaring ke tempat tidurnya. Rasanya pengen sekali masuk dan berendam di dalam bathtub bersama Yara. Tapi Farrel merasa dinginnya sampai menusuk ke tulang. Farrel menarik selimutnya.

Yara keluar dari kamar mandi menggunakan kimono. Yara menghampiri Farrel yang memakai selimut. Yara memegang kening Farrel. Yara tertawa melihat sesuatu yang tegang di balik selimut Farrel.

Farrel membuka matanya. Farrel menarik Yara dan membuat Yara berada di bawah tubuhnya. Yara tersenyum, Farrel perlahan mendekatkan bibirnya ke bibir Yara. Tiba-tiba Yara menarik tengkuk Farrel dan langsung melahap bibir Farrel yang selama ini dia rindukan. Farrel tersenyum dan memejamkan matanya. Farrel membalas ciuman Yara yang semakin lama semakin panas.

Farrel perlahan membuka kimono Yara dan aroma wangi tubuh Yara semakin menggoda Farrel. Dengan lembut Farrel menempelkan kedua tangannya ke gunung keramat Yara. Meremas-remasnya dan masih menghisap dan memainkan lidahnya di dalam mulut Yara.

Yara semakin menikmati permainan suaminya. Kali ini Yara menyentuh 'Si Jun' yang semakin tegak berdiri. Yara menuntun 'Si Jun' masuk ke dalam 'goa cinta' Yara. Dan Yara tersentak ketika 'Si Jun' sudah berada di dalam 'goanya'.

Farrel kembali melahap bibir manis Yara dan mengecup ringan leher dan juga pundak Yara. Yara mulai mencapai puncaknya. Farrel mempercepat goyangan pinggulnya. Dan Farrel menembakkan benih-benih cinta ke dalam rahim Yara. Farrel dengan napas yang terengah-engah jatuh di atas pelukan Yara.

"Terima kasih sayang." Bisik Farrel.

HUEEKKK!

HUEEKKK!

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...