NovelToon NovelToon
Guru TK Yang Cantik

Guru TK Yang Cantik

Status: sedang berlangsung
Genre:Masalah Pertumbuhan / Karir
Popularitas:4.7k
Nilai: 5
Nama Author: Esa

Di TK Pertiwi Masaran, Bu Nadia, guru TK yang cantik dan sabar, mengajarkan anak-anak tentang warna dengan cara yang menyenangkan dan penuh kreativitas. Meskipun menghadapi berbagai tantangan seperti balon pecah dan anak yang sakit perut, Bu Nadia tetap menghadapi setiap situasi dengan senyuman dan kesabaran. Melalui pelajaran yang ceria dan kegiatan menggambar pelangi, Bu Nadia berhasil menciptakan suasana belajar yang penuh warna dan kebahagiaan. Cerita ini menggambarkan dedikasi dan kasih sayang Bu Nadia dalam mengajarkan dan merawat anak-anaknya, menjadikan setiap hari di kelas menjadi pengalaman yang berharga dan penuh makna.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Esa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Cinta di Pangkuan - Kisah Nadia dan Arman

Saat sore tiba, Nadia sedang sibuk menyiapkan makan malam ketika ponselnya bergetar. Melihat nama Arman muncul di layar, senyum manis segera menghiasi wajahnya. Ia mengangkat telepon dengan penuh semangat.

"Hallo, sayang," sapanya lembut.

Arman terdengar ceria di seberang, "Sayang, udah mandi belum? Aku kangen nih. Boleh aku main ke rumahmu?"

Nadia merasa hatinya berdebar-debar. "Hmm, sebenarnya aku belum mandi, masih ada pekerjaan rumah yang harus aku selesaikan," jawabnya sambil tertawa kecil. "Tapi kalau kamu datang, mungkin aku bisa menyelesaikan pekerjaan dengan cepat."

Arman tertawa, "Yaudah, aku tunggu di depan rumahmu. Aku janji enggak lama kok. Paling-paling cuma sampai kamu selesai mandi dan siap-siap."

Nadia merasa bahagia sekaligus canggung. Ia tahu Arman sangat antusias untuk bertemu dengannya, dan ini adalah salah satu hal yang membuatnya merasa istimewa. "Oke, aku akan cepat-cepat siap. Kapan kira-kira kamu sampai?"

Arman menjawab dengan nada penuh semangat, "Sekitar 15 menit lagi. Aku sudah tidak sabar!"

Setelah menutup telepon, Nadia bergegas ke kamar mandi, berusaha cepat namun tetap menjaga keindahan penampilannya. Ia mandi dengan cepat dan memilih pakaian sederhana namun tetap terlihat menarik. Sambil menunggu Arman, Nadia menyiapkan beberapa camilan ringan dan minuman, berpikir bahwa Arman mungkin akan merasa lapar setelah perjalanan.

Saat Arman akhirnya tiba, dia membunyikan klakson mobilnya. Nadia membuka pintu dengan senyum lebar, dan Arman langsung menyambutnya dengan pelukan hangat.

"Hei, sayang! Kamu kelihatan cantik sekali," puji Arman sambil memeluk Nadia erat.

Nadia tersenyum malu, "Terima kasih, kamu juga membuatku merasa istimewa."

Mereka masuk ke dalam rumah, dan Arman terlihat senang saat melihat camilan yang sudah disiapkan Nadia. "Wah, kamu benar-benar memikirkan semuanya. Terima kasih, sayang."

Nadia tertawa, "Hanya untuk kamu. Ayo, duduk dan kita ngobrol."

Mereka duduk bersama di ruang tamu, menikmati camilan dan berbicara tentang hari mereka. Nadia merasa nyaman dan bahagia berada di dekat Arman. Mereka saling berbagi cerita dan tawa, dan suasana malam itu menjadi sangat spesial.

Malam itu terasa sangat hangat dan intim saat Nadia dan Arman duduk di ruang tamu. Arman mulai merasa lelah dan memutuskan untuk sedikit bersantai. Ia duduk dengan nyaman di sofa sambil menikmati camilan yang telah disiapkan Nadia. Sambil mengobrol, Arman mulai sedikit manja. Ia merenggangkan tubuhnya dan tiba-tiba berbaring di pangkuan Nadia.

Nadia terkejut dan sedikit canggung saat Arman menaruh kepalanya di paha. “Eh, sayang… apa yang kamu lakukan?” tanyanya sambil tertawa ringan, merasa sedikit kikuk.

Arman hanya tersenyum dan memandang Nadia dengan penuh cinta. "Aku cuma pengen merasa dekat denganmu," jawabnya dengan nada lembut, "dan ini juga tempat yang nyaman."

Nadia merasa hatinya berdegup kencang. Ia tidak bisa menahan senyum dan sedikit merasa malu. "Oh, jadi kamu mau jadi bayi manja malam ini ya?" candanya sambil mengelus lembut rambut Arman.

Arman tertawa kecil. "Iya, mungkin aku memang butuh sedikit perhatian malam ini," jawabnya dengan nada main-main. "Kamu tidak keberatan, kan?"

Nadia menggeleng sambil tertawa. "Tentu saja tidak. Tapi jangan kaget kalau aku mulai mencubit-cubit pipimu nanti," katanya sambil melanjutkan usahanya mengelus kepala Arman.

Mereka melanjutkan obrolan sambil sesekali tertawa. Suasana terasa sangat santai dan penuh keakraban. Arman menikmati waktu tersebut dan merasakan kenyamanan berada dekat dengan Nadia. Nadia juga merasa sangat bahagia bisa berbagi momen ini dengan Arman.

Ketika mereka berbicara, Arman terkadang memandang ke atas, matanya penuh dengan cinta. "Nadia, kamu tahu betapa spesialnya kamu bagi aku. Kamu membuatku merasa seperti di rumah."

Nadia merasa terharu dan tersenyum lembut. "Aku juga merasa sama, Arman. Terima kasih sudah membuat malam ini begitu istimewa."

Saat waktu berlalu, Nadia dan Arman terus menikmati kebersamaan mereka. Mereka merasa bahwa setiap momen bersama adalah sebuah hadiah, dan malam itu menjadi salah satu kenangan manis yang akan selalu mereka ingat.

Arman yang berbaring di pangkuan Nadia, menatap wajah cantik dan mungil Nadia dari bawah. Dia merasakan ketenangan dan kedekatan yang mendalam, dan tak bisa menahan rasa kekagumannya terhadap keindahan Nadia. Saat ia menyadari betapa segarnya napas Nadia, dia merasa seakan-akan ada aroma yang menenangkan, hampir seperti wangi bunga yang menyegarkan.

Arman menghela napas dalam-dalam, mencoba menangkap setiap detail dari keharuman napas Nadia. "Kamu tahu," ujarnya sambil tersenyum, "napas kamu itu sangat segar, seperti aroma pagi yang cerah."

Nadia merasa geli mendengar komentar Arman. Dia tertawa kecil dan sedikit merasa malu. "Ah, kamu ini selalu saja bikin aku tersipu. Aku sih merasa biasa-biasa saja."

Arman tidak berhenti di situ. Dia mengangkat sedikit kepalanya dari pangkuan Nadia dan dengan lembut mencium pipi Nadia, sambil berbisik, "Serius, kamu itu seperti udara segar yang baru aku hirup setelah seharian bekerja. Ada sesuatu yang begitu menenangkan dari kamu."

Nadia merasa pipinya memerah karena ciuman lembut Arman. Dia mengelus rambut Arman dengan lembut dan berkata dengan nada bercanda, "Kalau kamu terus-terusan kayak gini, bisa-bisa aku jadi malu terus setiap hari."

Arman tertawa ringan dan kembali berbaring dengan nyaman di pangkuan Nadia. "Ya sudah, kalau gitu, aku akan terus mencium napas segar kamu ini. Ini salah satu cara aku merasa dekat denganmu."

Nadia memandang Arman dengan penuh kasih sayang. "Kalau begitu, nikmati saja. Aku juga merasa sangat nyaman seperti ini."

Arman yang masih terbaring di pangkuan Nadia, merasa sangat nyaman. Sambil menikmati suasana yang hangat, dia mulai menggoda Nadia dengan penuh keakraban. Dengan iseng, Arman mencubit lembut hidung Nadia, membuat Nadia terkejut dan sedikit geli.

"Hihihi, apaan sih, Mas?" Nadia terkekeh sambil mencoba menahan tawa, merasa geli dengan perlakuan Arman.

Arman tersenyum nakal, masih memegang hidung Nadia dengan lembut. "Kamu tahu, dulu saat kita baru mulai saling kenal, kamu tuh sangat cuek dan keras kepala. Rasanya susah banget deh buat mendekati kamu."

Nadia merasa pipinya semakin merah mendengar komentar itu. Dia mencoba membela diri sambil tertawa kecil. "Ah, itu kan dulu. Sekarang kan sudah beda. Aku sudah jatuh hati sama kamu."

Arman terus menggoda dengan nada bercanda, "Dulu tuh aku sampai putus asa. Kamu tidak pernah tanggap dengan perhatian yang aku kasih. Bahkan kadang-kadang, aku ngerasa kayak dikejar-kejar sama tembok. Tapi lihatlah sekarang, semua usaha itu terbayar, kan?"

Nadia memandang Arman dengan senyum malu-malu. "Aku memang agak kaku awalnya. Tapi siapa yang nyangka, ternyata kamu memang punya cara yang unik untuk mencuri perhatian."

Arman menggoda lagi sambil mencubit hidung Nadia lebih lembut, "Jadi, gimana rasanya sekarang? Apakah kamu menyesal pernah cuek sama aku?"

Nadia menatap Arman dengan penuh kasih sayang, merasa hatinya meleleh mendengar godaan Arman. "Enggak menyesal sama sekali. Justru, aku bersyukur kamu sabar dan tetap berusaha. Sekarang, aku bisa merasakan betapa spesialnya kamu."

Arman tertawa dan mengangkat kepalanya sedikit dari pangkuan Nadia. "Kalau gitu, kita harus terus begini, ya. Terus saling menggoda dan menjaga hubungan kita tetap hangat."

Nadia mengelus kepala Arman dengan lembut dan menjawab, "Setuju. Selama kita saling mencintai, aku yakin segala sesuatu akan terasa lebih indah."

Dengan suasana malam yang tenang dan penuh cinta, mereka terus bercanda dan berbagi momen-momen kecil yang membuat hubungan mereka semakin erat dan berharga.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!