Walau hanya sebatas wanita simpanan bagi James, Silvia sangat mencintai pria itu. Namun, Silvia harus menelan pil pahit ketika James memutuskan mengakhiri hubungan mereka. Akhirnya, Silvia pergi meninggalkan James karena banyak tekanan yang memintanya menjauh dari pria yang amat dicintainya. Dia pergi dan menyembunyikan kehamilannya dari James.
Akankah Silvia dan James bertemu dan bersatu kembali?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Miss Yune, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 23
"Minggu depan terlalu cepat, Mama tidak mau pernikahanmu diadakan secara sederhana! Mama ingin yang terbaik untukmu," ucap Sonia.
Keinginan Sonia cukup wajar mengingat James adalah pewaris keluarga. Walaupun, putri bungsunya —Bianca— telah menikah terlebih dahulu dan pesta pernikahan dilaksanakan sangat mewah. Hal itu tidak membuat Sonia puas.
Sebenarnya, Sonia berasal dari keluarga yang biasa saja. Dia dulu juga merupakan karyawan di Perusahaan Davis seperti Silvia. Hanya saja, dia memiliki posisi yang membuat Keluarga Davis yakin bila Sonia bisa menjadi Nyonya Davis hingga merestui pernikahan Sonia dan Gerald Davis —Ayah James— hingga mengubah Sonia menjadi wanita sosialita.
Silvia yang mendengar ucapan Sonia ingin menyangkal ucapan calon ibu mertuanya. Akan tetapi, dia memilih diam karena menghormati keinginan Sonia. Pastinya, dia menginginkan yang terbaik untuk James.
"Tidak perlu pesta yang mewah. Aku ingin sederhana tetapi sakral saja. Mengundang beberapa orang untuk menghadiri pernikahan kami," ucap James seolah tahu isi hati Silvia.
Sonia menghela napas, rasanya sangat berat mengabulkan keinginan James. "Keluarga besar pasti tidak akan setuju. Kamu tahu bagaimana Tante dan para sepupumu," balas Sonia.
Itulah yang dikhawatirkan James, dia tidak ingin Silvia dekat dengan keluarganya. Hanya ingin Silvia berada di sekitarnya. James khawatir bila keluarganya menekan Silvia sama seperti yang dilakukan mereka semua pada sang ibu dulu.
"Tidak apa-apa, James. Kita ikuti saja permintaan Mama. Membuat sebuah pesta pernikahan tidak semudah itu. Lagi pula, memerlukan waktu yang tidak sedikit untuk mewujudkan hal tersebut," ucap Silvia.
Sonia tersenyum mendengar ucapan Silvia. Dia ingin sedikit mengubah pandangan Silvia tentang satu dan dua hal agar perempuan itu dirasakan pantas menjadi Nyonya keluarga Davis.
"Sekarang istirahatlah, besok kita akan membicarakannya lebih lanjut. Mama besok juga akan menghadiri arisan, besok kamu harus ikut Silvia. Mama akan mengenalkanmu pada teman-teman, Mama," ujar Sonia.
Silvia meneguk ludahnya sendiri, dia bingung menanggapi Sonia yang tampak sangat antusias. Ini semua di luar ekspektasi Silvia. Perempuan itu menyangka bila Sonia akan menghalangi restu. Ternyata, Sonia menanggapi kehadirannya sangat baik.
James menatap Silvia yang terlihat cemas dengan ucapan Sonia. Pria itu memahami bila sedari dulu Silvia tidak menyukai dunia sosialita. Ketika menjadi simpanannya saja, Silvia tidak menggunakan uang yang diberikan dengan berlebihan. Silvia hanya mengeluarkan uangnya untuk kebutuhan James.
"Sepertinya hal itu tidak perlu, aku tidak bisa membiarkan Silvia jauh dariku. Mama bisa pergi dengan Silvia ketika dia telah resmi menjadi istriku. Sekarang, Mama bisa datang bersama Bianca saja," ucap James melirik sang adik.
"Ya, sebaiknya Kak Silvia datang saat nanti telah menjadi bagian dari keluarga ini, Ma. Saat ini, cukup kita mengenalkan Kak Silvia pada keluarga kita," saran Bianca karena mengetahui James membutuhkan bantuannya.
Status sosial kadang dibicarakan di kalangan atas. Bila mengetahui calon istri dari James adalah mantan sekretaris James pasti akan menjadi gosip hangat di kalangan atas. James takut Silvia tidak terbiasa dengan hal itu. Padahal, dulu lingkaran pergaulan Silvia berasal lingkungan yang sama.
"Baiklah. Nanti, bila kamu menjadi istri James, kamu harus dapat beradaptasi dengan cepat, Silvia."
"Ya, Ma. Tapi, aku ingin meminta satu hal, Ma. Terutama pada James. Bila menjadi bagian dari keluarga ini. Aku ingin tetap menjalankan bisnisku. Walau hanya memiliki beberapa cabang toko. Aku tidak bisa melepaskannya begitu saja," ucap Silvia membuat Sonia terkejut.
Sonia memang tidak berbasa basi tentang kehidupan Silvia ketika meninggalkan James. Dia belum dapat mendengar cara Silvia bertahan hidup. Sendirian bertahan hidup dengan kondisi tidaklah mudah.
Hati James berdenyut ketika Silvia memilih untuk tetap menjalankan bisnisnya. Dia memang belum memikirkan apa pun tentang bisnis yang dijalankan oleh Silvia. Akan tetapi, tentu dia berharap agar Silvia dapat fokus pada keluarga mereka.
"Tidak bisakah kamu melepaskan toko rotimu? Aku bisa membiayai semua kebutuhanmu dan Nathan. Ku mohon biarkan aku melakukannya, kamu dapat bersantai di rumah dan menjalankan tugas sebagai ibu rumah tangga," ucap James membuat Silvia menggeleng.
Perempuan itu menatap Nathan yang sedang bermain dengan sepupunya Rachel. Dia tidak ingin mengambil risiko dengan melepaskan hal yang telah dia perjuangkan dari dulu. Memiliki bisnis sendiri adalah impiannya. Belum lagi toko roti yang dia miliki adalah keinginannya sedari dulu.
Perjuangannya dalam membesarkan Nathan bertumpu pada toko tersebut. Sama sekali tidak ada andil dari James ketika dia merintis kariernya itu. Mungkin, Silvia dapat memaafkan James atas semua kesalahannya yang dengan mudah menyingkirkan dirinya. Akan tetapi, dia tidak dapat melupakan sulitnya kehidupannya ketika itu.
"Toko itu adalah kenanganku ketika membesarkan Nathan, aku tidak bisa melepaskannya begitu saja. Lagi pula, aku harus memiliki pegangan kalau-kalau kamu berubah pikiran dan tiba-tiba ingin mengakhiri hubungan kita," balas Silvia yang membuat semua orang yang mendengarkan perempuan itu berbicara terdiam membisu.
***
Bersambung...
Terima kasih telah membaca...
Teman-teman pembaca, terima kasih karena retensi 20 bab terbaikku bagus. Jadi, ikuti terus kelanjutannya ya, karena akan ada tokoh baru yang akan saya hadirkan untuk mewarnai hubungan James dan Silvia. 😁😆
rumah tangga tampa goncangan itu luar biasa