"Hey, Dad !!"
Tidak ada angin maupun hujan tiba-tiba Kaizar di panggil ayah oleh dua bocah kembar yang kebetulan ia temui di sebuah mall.
"Jangan panggil aku Daddy, aku belum menikah." Tolak pria itu dengan tegas.
Namun sejak saat itu hidup Kaizar selalu di ganggu oleh ke dua bocah nakal itu.
Siapa sebenarnya mereka dan ada hubungan apa mereka dengan Elle sekretaris sekaligus partner ranjangnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Qinan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab~33
"Karin? Astaga kamu di sini juga ?" Nyonya Ranti nampak tak percaya melihat sosok gadis cantik di hadapannya itu, sudah lama sekali mereka tak bertemu dan ia semakin pangling dengan kecantikan wanita itu seiring dengan usianya yang bertambah dewasa.
"Tante bagaimana kabarnya ?" Wanita bernama Karin itu langsung mendekat lalu memeluknya, rasanya rindu sekali dengan wanita itu. Dahulu saat menjadi tetangganya ia sudah menganggapnya seperti ibu sendiri mengingat ibu kandungnya dan wanita tersebut memang bersahabat.
"Kamu semakin cantik deh, astaga tante sampai pangling." Puji nyonya Ranti kemudian.
"Tante juga semakin cantik dan tak pernah berubah dari dulu." Karin balik memuji wanita yang terlihat awet muda itu.
"Ah bisa aja kamu." Nyonya Ranti merasa tersanjung, berkat perawatan mahal yang ia lakukan setiap bulan membuatnya terlihat sedikit lebih muda dari usianya.
"Ngomong-ngomong kapan datang sayang, tante kira kamu masih di luar negeri ?" Imbuh wanita itu ingin tahu.
"Aku baru datang semalam tante, tapi besok pagi aku harus kembali karena ada beberapa pekerjaan di sana yang belum selesai." Terang Karin.
"Benarkah? Jadi kapan mulai menetap di sini ?" Nyonya Ranti nampak tak sabar.
"Mungkin bulan depan tante." Sahut wanita itu.
"Baiklah, kalau begitu nanti malam maukan makan malam di rumah tante? Kaizar pasti juga tak sabar ingin bertemu denganmu." Ajak nyonya Ranti penuh harap.
"Aku mana berani menolak, tante." Dengan senang hati Karin menerima undangan wanita itu, jujur ia juga sudah rindu dengan sosok Kaizar. Pria tampan yang sejak dulu ia kagumi.
"Oh ya apa tante juga ingin melakukan perawatan di sini ?" Imbuh Karin ingin tahu.
"Ini salon langganan tante dan juga mamamu sejak dulu." Sahut wanita itu menjelaskan.
"Mama juga banyak bercerita tentang tante, ngomong-ngomong tante ingin perawatan apa biar aku yang mengurus administrasinya." Tawar Karin.
"Tidak usah sayang itu sangat merepotkanmu." Tolak nyonya Ranti tak enak hati, lagipula ia bisa membayarnya sendiri.
"Tidak apa-apa tante." Karin langsung memberikan kartu kreditnya pada resepsionis dan itu membuat nyonya Ranti semakin bangga pada wanita itu.
Karena calon menantunya itu tidak hanya baik dan juga sopan dalam bertutur kata, tapi sangat royal padanya. Benar-benar mantu idaman, pikirnya.
Setelah beberapa jam menghabiskan waktu di salon, nyonya Ranti segera kembali ke rumahnya. Ia harus menyiapkan makan malam spesial untuk calon menantunya tersebut.
Sementara itu Elle yang sedang bersiap-siap pulang nampak di hampiri Dimas di mejanya. "Mau pulang bersama ?" Tawar pria itu.
Elle yang kebetulan mobilnya masih di bengkel nampak menimbang tawaran pria itu dan akhirnya ia mengangguk setuju, karena jika ia naik taksi maka akan lama lagi sampai rumahnya padahal ia sudah janji pada kedua putranya untuk segera pulang.
"Baiklah." Ucapnya dan itu membuat Dimas langsung mengulas senyumnya.
Kemudian mereka nampak berjalan beriringan meninggalkan kantornya tersebut, sesampainya di parkiran pria itu langsung membukakan pintu mobilnya untuk wanita itu.
"Saya bisa sendiri pak Dimas." Elle merasa pria itu terlalu berlebihan.
"Aku tidak merasa repot." Sahut Dimas tak keberatan.
Saat Elle hendak masuk tiba-tiba sebuah mobil sport berhenti tepat di sisi mobil tersebut.
"Pak Kaizar ?" Gumamnya.
Elle pun urung masuk saat melihat mobil bosnya itu datang, apalagi pria itu langsung membuka kacanya. "Masuk !!" Perintahnya tanpa sopan santun padahal ia sudah bersama Dimas duluan.
"Tidak apa-apa." Dimas langsung mengangguk kecil saat wanita itu menatapnya dengan pandangan tak enak hati, lagipula ia pun tak bisa menahannya mengingat pria itu orang kedua yang berkuasa di kantornya.
Akhirnya dengan berat hati Elle berlalu dan segera membuka pintu mobil milik Kaizar, lantas menghempaskan bobot tubuhnya di kursi sebelah pria itu.
"Saya pikir bapak baru pulang besok." Ucap Elle seraya menatap pria tampan dengan kacamata hitam yang bertengger di hidung mancungnya tersebut.
"Jadi itu yang kamu inginkan agar bisa pulang berduaan dengan Dimas ?" Cibir pria itu yang terlihat kembali melajukan mobilnya meninggalkan kantornya tersebut.
"Itu tidak benar pak, tadi pagi mobil saya masuk bengkel." Terang Elle, lagipula baru kali ini ia menerima tumpangan dari Dimas. Karena biasanya ia menolaknya dengan berbagai alasan.
"Selalu saja banyak alasan." Gerutu Kaizar pelan tapi masih terdengar di telinga asistennya tersebut.
Elle tak lagi menanggapi karena akan menjadi panjang jika ia terus menjawab perkataan pria itu, lagipula ia sudah merasa lelah dan ingin segera sampai rumahnya.
Beberapa saat kemudian wanita itu terkejut saat pria itu tak menghentikan mobilnya padahal sudah melewati tower apartemennya.
"Pak, apartemen saya sudah lewat." Ucapnya mengingatkan.
"Memang siapa yang mau ke apartemenmu ?" Sahut pria itu tanpa perasaan, pandangannya tetap fokus ke jalanan dan mengabaikan kepanikan wanita di sebelahnya tersebut.
"Lalu kita mau kemana pak? Hari ini tidak ada agenda anda bertemu dengan klien di luar." Tanya Elle mengingat selama pria itu pergi keluar kota ia yang selalu menggantikannya meeting dengan beberapa klien bisnisnya.
"Nanti juga tahu." Sahut pria itu singkat.
Elle tak lagi bertanya, wanita itu nampak duduk anteng dan pasrah kemana bosnya akan membawanya. Ia masih memiliki keyakinan sebenarnya pria itu adalah orang baik yang tidak mungkin mencelakakannya. Namun hampir satu jam perjalanan tapi tak ada tanda-tanda pria itu akan menghentikan mobilnya.
"Pak sebenarnya kita mau kemana ?" Elle memberanikan diri untuk kembali bertanya.
Ia yang kurang begitu hafal dengan daerah tempatnya saat ini nampak bingung, sebenarnya mereka akan pergi kemana? Jangan-jangan pria itu akan membuangnya sejauh mungkin untuk menghilangkan jejak jika mereka pernah memiliki hubungan mengingat bosnya tersebut akan segera menikah.
Memikirkan hal itu membuat Elle seketika memucat, ia belum ingin mati. Jika ia mati maka anak-anaknya akan bersama siapa, mereka masih kecil-kecil dan membutuhkannya apalagi pengobatan mereka juga belum selesai.
"Pak, tolong lepaskan saya. Saya janji takkan mengatakan apapun pada calon istri dan keluarga anda tentang hubungan kita selama ini, saya janji akan menutup mulut saya dengan rapat apapun yang terjadi." Mohon Elle kemudian, apalagi kini mobil yang pria itu kemudikan nampak melewati perhutanan.
Mendengar itu Kaizar nampak mengernyit. "Apa kamu sedang mengigau ?" Ucapnya tak mengerti.
"Saya tidak mengigau pak karena saya sedang tidak tidur." Tegas Elle sedikit kesal karena di saat ia sedang serius pria itu malah menanggapi dengan candaan.
Tak berapa lama mobil mereka nampak berhenti di sebuah bangunan mewah yang terlihat seperti sebuah Villa, nampak beberapa bangunan dengan pemandangan alam berdiri di sana dan antara bangunan yang satu dengan yang lainnya terlihat sedikit jauh jaraknya.
"Ayo turunlah !!" Perintah pria itu setelah melepaskan safety beltnya dan segera membuka pintu mobilnya.
"Tunggu pak, untuk apa kita datang kesini ?" Elle langsung menahan lengan pria itu sebelum benar-benar turun, jangan bilang pria itu akan menyekapnya di sini.
kapan Elle akan bahagia dan hidup tenang bersama buah hatinya...