Dokter Al yang sudah sukses dengan kariernya berniat untuk membantu semua temannya yang belum sukses. Karna rasa iba dan tak tega. Membuat Al pun berusaha membantu semampu yang dia bisa. Dan itu dengan persetujuan Bee.
Namun pada suatu hari Al tidak sengaja di jebak seseorang. Orang jahat yang ingin menghancurkan lab di rumah sakit yang selama ini Al bangun.
" Apa mau mu ?" tanya Al pada pria bertopeng itu. Saat pria itu berhasil menangkap Al dan membawanya ke suatu tempat yang asing bagi Al.
" Aku menginginkan kehancuran mu dan juga harta mu" jawab pria itu serak. Sambil menatap tajam pada Al. Hingga membuat Al berusaha untuk tetap tenang. Walau ia dalam bahaya.
Dapatkah Al lolos dari para musuhnya...baca di sini ya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hidayati Yuyun, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 19
Sedangkan Aura yang melihat kejadian itu hanya diam. Ketika para pelayan sibuk membantu tantenya mengurus sang oma yang hampir pingsan, karena terkejut.
" Ya ampun, kok pake ada drama segala. Huh...mudahan mereka bertiga sudah pergi jauh dari rumah," kata Aura yang mengalihkan perhatian semua orang di dalam rumah.
" Si....telp Ali untuk mencari keponakan mu," kata mami Aisyah pelan. Saat matanya terbuka. Sehingga Sasi keluar dari kamar untuk memberitahu Ali.
" Oma...oma tidak apa apa kan?" kata Aura mendekati omanya. Yang hampir saja pingsan
" Tidak apa apa sayang, tapi apa kau benar tidak melihat mereka. Atau mereka sengaja meninggalkan mu?" kata mami Aisyah curiga pada cucu cucu prianya.
" Ya Oma,Ara tidak tahu mereka kemana oma. tadi bilangnya hanya main game di kamar Brian," kata Aura berakting cukup bagus. Dengan wajah tidak berdosa. Karna mau tidak mau ia harus berbohong. Untuk kelancaran usaha mereka mencari sang papi
" Mi, duduklah !! Ini minum dulu," kata Sasi kembali dari luar kamar, dengan membawa segelas air putih.
" Sasi sudah menghubungi paman Ali untuk mencari mereka" kata Sasi.
" Ya sudah, Ini pasti ada kaitannya dengan Al Si," kata mami Aisyah bangun dan duduk di tempat tidur Aura.
" Sepertinya memang begitu mi," kata Sasi. Sembari melirik Aura.
" Memang kenapa dengan papi ma, apa terjadi sesuatu?" tanya Aura pura pura tidak tahu apa yang terjadi.
" Tidak ada sayang, papi mu sedang bertugas keluar kota.Jadi kami datang kesini untuk menjemput kalian berempat." kata mami Aisyah merangkul Aura.
" O...begitu.Baiklah Aura akan bersiap," kata Aura menuju lemarinya. Untuk mengambil laptop dan alat alat yang harus ia bawa. Membuat Sasi heran dengan apa yang di masukkan Aura ke dalam tas ranselnya.
" Ya Allah, rupanya anak anak Bee dan Al, pintar dan juga kreatif. Mereka tahu dengan barang barang canggih," batin Sasi. Melihat Aura menyusun dan meletakkan barang barang itu dalam tasnya.
Sedangkan mami Aisyah hanya mengira Aura membawa mainannya. Agar tidak merasa kesepian di rumah besar. Dan tak lama setelah semuanya sudah siap. Mami Aisyah pun pulang bersama Sasi dan Aura. Dan mami sempat berpesan kepada para pelayan. Untuk menjaga rumah. Dan berhati hati dengan orang asing.
Sedangkan Bee sudah sampai di rumah sakit. Sambil berjalan ke ruangannya Bee melihat ponselnya. Dan ia mendapat pesan dari mami, Jika maminya sedang menuju rumahnya. Untuk menjemput anak anaknya. Dengan alasan kangen bertemu cucu.Padahal Bee sudah tahu niat orang tuanya. Yang ingin menjaga cucu cucunya itu dari bahaya
" Ada ada saja mami, tapi biarlah. Mereka akan aman disana," kata Bee yang saat ini memikirkan Al.
" Ya Allah, semoga saja Al bisa menjaga dirinya" kata Bee berdoa. Teringat perkataan papinya. Pasti suaminya itu bisa pulang dengan selamat.
Lalu Bee pun berhenti di depan pintu ruangannya. Ketika Bee ingin mendorong pintu.Tiba tiba saja ...
" Nona Bee ," kata Bill berjalan cepat kearahnya.
" Bill ada apa?" kata Bee.
" Kemaren sebelum pergi dokter Al berpesan. sementara ini nona tidak perlu menangani berkas. Biar saya yang akan menanganinya. Nona bekerja seperti biasa saja.Dan bos juga sempat bilang, nona harus mengawasi para dokter baru. Untuk mencari tahu, apa ada di antara mereka yang terlibat dengan semua ini " kata Bill.
" Baik, lalu apa sudah ada kabar?" tanya Bee
Menatap penuh pada Bill
" Belum nona , kami masih mencari ke mana mereka membawa dokter Al," kata Bill
" Ya semoga Al baik baik saja," kata Bee.
" Itu pasti nona, mereka tidak akan berani menyakiti dokter Al. Apalagi untuk macam macam. Karna Al kunci utama kasus ini. Dan mereka tidak akan bisa berbisnis lagi.Jika dokter Al tidak mau menandatanganinya," kata Bill.
" Ya aku tahu itu, aku mau bekerja. Apa ada masalah lain?" kata Bee lagi ingin tahu.
" Tidak nona, hanya itu. Saya akan keluar siang ini bersama Ernest. Jadi Juan akan menjaga nona Dan saya harap nona bisa berhati hati saat ini," kata Bill
" Ya Bill, kau juga," kata Bee melangkah masuk kedalam ruangannya. Sedangkan Bill berbalik badan untuk kembali memeriksa rumah sakit.
*************
Al yang sudah keluar dari sebuah ruangan. Memeriksa setiap sudut tempat itu. Setelah berhasil melepas pengikat tangannya. Ia sudah membuat pingsan salah satu penjaga tahanan tadi malam. Namun karna banyak lorong di tempat itu. Hingga ia bisa kabur. Dan sekarang Al sedang mengendap endap di setiap lorong yang akan ia lewati. Agar pergerakannya tidak di ketahui para penjahat penjahat itu.
" Aku harus mencari jalan keluar" kata Al yang mengamati sekelilingnya.
" Tempat apa ini, sepertinya sebuah gudang tua. Tapi kenapa banyak sekali ruangannya," kata Al bingung.
Di dalam sebuah ruangan ketua penjahat yang tahu Al kabur. Menyuruh anak buahnya, untuk mencari dan memeriksa Al. Di setiap lorong markas mereka.
" Cari dia sampai dapat!! Jangan sampai ia lolos dan keluar dari sini. Dan jaga pintu masuk dengan ketat!!" kata ketua penjahat itu memeriksa cctv. Untuk mencari di mana Al berada.
" Aku yakin dia masih ada di dalam terowongan ini. Dia pasti belum keluar" kata pria itu yakin. Yang tahu, tidak mudah untuk kabur dari tempat itu. Karna ruang bawah tanah itu cukup panjang dan luas.
" Al terus mencari jalan, saat melihat ada cahaya terang. Al pun mengintip. Dan melihat keatas.Lalu berpikir, di mana sebenarnya ia di tahan.
Lalu Al pun membuka jasnya dan melepas jam tangannya. Untuk memberi kode sinyal ke layar sambung Laptopnya dirumah. Yang biasa ia pakai untuk menyimpan data rahasia.
Di tempat lain. Di sebuah gedung tua di pinggiran kota. Terlihat tiga bocil sedang mencari sinyal.
Tit....tit...tit....
" Bang lihat ada sinyal masuk " teriak Albi Yang langsung menautkan sinyal itu ke dalam ponsel untuk melihat peta kota Boston.
" Ya ini sinyal papi, papi berada di dekat perbatasan kota New york. Ini gedung tua bekas jalan kereta bawah tanah," kata Bian
" Ayo kita kesana," kata Brian.
" Ayo ..lets go," kata Albi. Yang kembali mengendong tas ranselnya. Dan mereka berjalan untuk mencari taxi yang lewat.
Ketiganya lalu menyetop taxi. Yang lewat di jalan raya. Sambil mengawasi sekeliling mereka.Ketiga bocil itu sengaja berpakaian biasa, seakan mereka pulang dari bermain
" Apa kalian bisa membayar ?" kata seorang sopir taxi yang di hadang Brian dan Bian.
" Ya ini," kata Brian memamerkan uang kertas. Lalu sopir taxi itu mengangguk. Tanda mereka boleh masuk mobil.
" Kemana?" kata si sopir
" Perbatasan gudang tua.... " kata Bian.
" Hah apa kalian tidak salah?" kata si sopir itu kaget. " itu tempat angker, dan banyak orang jahat yang tinggal di sana. Dan itu tempat berbahaya bagi anak kecil," kata sopir itu.
" Kami akan bayar lebih, antar kami kesana sekarang juga. Kami hanya ingin bertualang kesana" kata Bian.
" Baiklah, " kata sopir itu bingung. Menatap tiga bocah itu lewat kaca spion. Karna tidak percaya anak anak itu. Sangat berani ke tempat angker lorong tua itu. Lalu melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang.
" Apa kalian benar benar yakin, akan kesana?" tanya si sopir itu lagi, ntuk memastikan.
" Ya pak, tidak perlu khawatir pada kami. Kami membawa ponsel. Jika terjadi apa apa dengan kami. Kami akan menghubungi orang tua kami," kata Albi memamerkan ponselnya
" Huh ..." kata sopir itu menarik nafas dalam Lalu fokus menyetir.
************
Sedangkan mami Aisyah dan Sasi yang sudah sampai di rumah. Di sambut tuan Fuad. Namun dahi nya mengkerut saat melihat cucunya hanya ada satu yang di bawa sang istri.
" Kemana Bian, Brian dan Albi ?" kata tuan Fuad.
" Mereka pergi dari rumah pi, sepertinya mereka mencari Al" kata Sasi.
" What.....!! itu tidak mungkin," kata tuan Fuad kaget.
Apa kalian lupa bagaimana jeniusnya Dok Al, cari gara gara cari penyakit saja kalian
Salut sama Albi kok kepikiran bawa kredit card maminya
Tinggal berjuang keluar dari wilayah musuh, jangan sampai ke tangkap lagi
Semoga Dok Al dan anak anak selamat semuanya
Ga sabar nunggu aksi anak anak menyelamatkan Dok Al