Aron Wengler, pemuda berusia 26 tahun itu selalu bermimpi hal yang aneh di setiap malamnya. Tapi dia merasa hal itu bukan hanya sekedar mimpi. Dia beranggapan mungkin itu adalah kehidupan pertamanya.
" Bunuh! Bunuh! Bunuh!"
Teriakan keras dan tatapan penuh nafsu para penonton selalu membuat Aron terintimidasi. Dia tidak punya pilihan lain selain bertarung demi nyawa yang menempel di raganya.
Akankah di masa sekarang dia juga bisa bertahan hidup di kerasnya arena pertarungan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon IAS, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Legenda Petarung 33: Teknik Terlarang
Pertandingan semi final, hari ini adalah babak penentuan bagi Aron untuk bisa melaju ke final. Beberapa pertandingan kemarin Aton selalu unggul. Dan kali ini pun dia harus tetap bisa unggul lagi. Tapi mungkin tidak akan semudah yang dibayangkan, pasalnya dari tadi ia banyak mendengar mengenai lawan yang akan ia hadapi di atas arena.
" Apa kali ini Aron akan bisa melawan seperti kemarin?"
" Entahlah, lawan kali ini termasuk kuat. Dan katanya bahkan dia tidak ikut dalam babak penyisihan."
" Dengan kata lain, dia dapat perlakuan khusus begitu?"
Cakap-cakap kecil dan pelan di bangku para penonton tentu saja bisa terdengar hingga di telinga Grethe. Ada sedikit rasa khawatir dalam diri Grethe, meskipun sebelumnya ia juga sudah pernah melihat Aron bertarung, namun tentu belum ada lawan yang benar-benar imbang untuknya.
" Apakah kali ini akan terlihat apa yang dinamakan pertarungan yang sesungguhnya," gumam Grethe lirih.
" Eeh, apa yang kau katakan Grethe? Pertarungan sesungguhnya, memangnya yang kemarin hanya main-main saja?" tanya Jose. Tanpa sengaja ia mendengar gumaman Grethe.
" Bukan begitu, tapi sepertinya ini akan lebih seru dari pada yang kemarin. Haah, kita lihat saja Jose. Alu harap Aron akan baik-baik saja."
Meskipun Jose tidak mengerti apa yang dikatakan oleh Grethe, ia tetap menganggukkan kepala. Jelas ia ingin Aton menang, tapi yang terpenting adalah Aron tidak lah terluka. Meski ia tahu reputasi Aron di tempat lama melalui Grethe, tapi mendengar orang-orang mengeluk-elukan nama lawan membuat Jose juga sedikit merasa khawatir.
Teeeeeng teeeeng teeeeeng
Suara lonceng sebagai pertanda bahwa pertandingan dimulai. Dan Aron sudah berhadapan dnegan orang yang menjadi lawannya. Dari segi tubuh, keduanya tidak jauh berbeda. Jika melihat data, tinggi dan berat hanya terpaut beberapa centimeter dan 2-3 kilogram.
Namun, Aron bisa merasakan kekuatan lawan yang baginya belum pernah ia dapatkan dari lawan-lawan di babak sebelumnya.
Bugh ... sreeet ... duaaak
Hiaaat
Sreeet
Tap tap tap
Sang lawan melancarkan pukulan bertubi-tubi dan semuanya mengenai bagian tubuh Aron. Bahkan saat ini leher Aron ditahan dengan lengan tangan lalu ia dibuat terpojok hingga punggungnya menyentuh pembatas arena.
Keeeeuuuuk
Duaaah
Sreeet
Aron sempat meringis, tapi kemudian ia mengayunkan tangan kanannya dari bawah ke atas sehingga berhasil mengenai dagu lawan dan membuatnya mundur beberapa langkah.
" Kau hebat juga Aron, semua sesuai dengan reputasi mu yang dibicarakan media. Tidak heran bahwa kau adalah mantan petarung Pelea De Lobos," ucap lawan itu yang diketahui memiliki nama Roth.
Aron sedikit terkejut mendengar nama Pelea de Lobos disebut. Tapi dai tidak akan menghiraukan hal itu. Dia tidak akan terpengaruh dengan hal tersebut. meskipun tempat ini banyak sekali menanamkan pengalaman buruk, tapi di tempat itu pula kemampuan bertarungnya diasah dan berkembang.
" Entahlah, dari mana kau mendengar itu Roth, tapi bagiku aku tidak masalah. Saat ini aku adalah peserta di turnamen ini, dan tujuanku hanyalah satu, yakni menang."
Aron tersenyum, lebih tepatnya menyeringai. Ia lalu melangkah maju dan kembali melayangkan tendangan tepat di paha milik Roth.
Dugh
Bluuuk
Teeeenggg
Roth jatuh ke lantai dan tepat sekali tanda ronde pertama selesai. Aron membalikkan badan dan menuju ke pojok dimana tim dari Felipe dan Felipe sendiri menyeka tubuh Aron dan memberi minum.
" Orang ini sedikit berbahaya, dia terkadang tidak peduli dengan aturan yang berlaku. Maka dari itu, kau harus hati-hati Aron," bisik Felipe tepat di telinga Aron.
" Baik Tuan saya mengerti."
Teeeng
Tanda ronde selanjutnya berbunyi, Aron berdiri dan berjalan menuju tengah Arena. Tanpa disangka, Roth langsung melayangkan serangan, dan benar kata Felipe, dia mengacuhkan semua peraturan yang ada. teknik terlarang, begitulah peraturan menyebutkannya.
Roth menggunakan teknik yang dilarang dalam pertandingan. Teknik itu diantaranya adalah, memukul secara beruntun di bagian belakang kepala, Ia juga menyasar bagian selangkangan. Roth terus berusaha menyapu kaki Aron agar Aron kehilangan keseimbangan dan terjatuh. Bukan hanya itu, Roth masih melakukan serangan dengan teknik yang dilarang.
Namun anehnya baik wasit maupun juri tidak ada yang menghentikan. Mereka seakan tidak tahu. padahal dalam peraturan jelas hal itu dilarang dan bahkan Roth bisa langsung didiskualifikasi.
Teeeng
Tanda ronde kedua selsai. Aron berjalan ke sudut, dan Felipe mendekatinya kembali.
" Dia benar-benar dibiarkan. Padahal jelas itu salah. Tapi Aron, kamu tidak boleh terpengaruh. Tetaplah Fokus," ucap Felipe memberikan masukan.
Aron hanya mengangguk. Sebenarnya dia bukannya diam saja, tapi lagi-lagi dia mengamati apa yang akan dilakukan oleh lawannya itu.
Teeeeng
" Baiklah, saatnya melakukan perlawanan balasan Roth."
TBC
yes Aron berhasil