Pacarnya selingkuh, ayahnya dibunuh. Di saat sedang terpuruk, pemuda itu mendapat keajaiban dari sebuah super sistem yang penuh tantangan. Tanpa pemuda itu sadari, Sistem itu juga yang mengantarkannya menemukan orang yang telah membunuh ayahnya. Mampukah pemuda itu menjalankan misi yang dia terima dari sistem tersebut? Dan apakah yang akan dia lakukan untuk memabalas kematian ayahnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon rcancer, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Menjelang Misi Kedua
Setelah melakukan kesepakatan, dua orang berbeda jenis itu akhirnya memutuskan berpisah dengan perasaan yang tidak menentu. Sang wanita pergi menuju kamarnya, tak lama setelah itu gantian si pria yang memilih melaksanakan tugas malamnya yaitu menutup gerbang dan memastikan semuanya aman, baru pria itu masuk ke dalam kamarnya.
Sambil terbaring dan menatap langit langit kamar, Kalina dan Rafi larut dalam pikiran masing masing. Mereka berdua merasa tidak percaya akan membuat kesepakatan seperti itu. Jika dalam hati Rafi ada perasaan tidak sabar menanti kehadiran hari esok, berbeda dengan perasaan Kalina saat ini. Wanita itu justru dibuat gelisah dengan rencananya yang tak terduga pada esok hari.
Kalina tidak menyangka, dirinya akan mengambil jalan yang bisa saja dikatakan sebagai jalan kotor, untuk mengatasi masalahnya. Namun wanita itu seperti tidak punya pilihan lagi selain menerima tawaran pria yang sikapnya baik terhadapnya. Seandainya keadaan tidak menghimpitnya, wanita itu mana mau mengambil jalan seperti itu.
Wanita itu juga sangat penasaran, sekaya apa teman barunya itu. Dia tidak menyangka kalau Rafi menyanggupi membayar mahal tanpa ada keraguan dan tawar menawar. Kalina sedkit curiga kalau Rafi mungkin saja adalah anak sultan yang menyamar. terlepas dari pemikirannya yang kemana mana, akhirnya kalina harus menyerah pada rasa ngantuk yang menyerangnya.
Semakin bertambah usia, entah kenapa waktu terasa semakin cepat berlalu. Baru semalam terjadi kesepakatan, kini pagi telah menyapa para manusia untuk melakukan aktifitasnya. Seperti biasa, Rafi melakukan tugasnya yang sama persis dengan hari hari sebelumnya.
"Mau kemana?" tanya Rafi saat matanya menangkap wanita yang semalam membuat kesepakatan bersamanya, keluar dari kamar. Saat itu Rafi sedang menyapu lantai di depan tiap kamar kost.
"Nyari kerjaan," jawab Kalina sedikit gugup saat menatap Rafi. Pikirannya kembali mengingat tentang rencana yang akan dia lakukan dengan pria itu hari ini.
"Jangan nyari kerja dulu, kamu mau, para pencopet itu mengejar kamu lagi?" Peringatan Rafi sontak saja membuat wanita itu kembali merasakan takut. "Pencopet itu pasti masih mengenali wajah kamu. Mending kamu di sini saja."
"Tapi aku harus segera mendapatkann pekerjaan, Fi," kalina sedikit ngeyel. Biar bagaimanapun dia memang butuh pekerjaan
"Aku tahu kamu sangat butuh pekerjaan, tapi apa kamu menjamin akan baik baik saja? Sudahlah, nurut sama aku. Mending kamu istirahat di kamar, siapkan tenaga buat kita nanti siang."
"Kamu khawatir, aku tidak bisa menepati kesepakatan kita?"
Rafi yang tadinya hendak membersihkan tempat lain, langsung membalikkan badan kembali menghadap Kalina. "Bukan masalah kesepakatan kita, tapi masalah keselamatan kamu. kalau kamu mau membatalkan kesepakatan kita ya silakan, aku nggak masalah."
Kalina tidak berkata apa apa lagi. Ucapan Rafi yang terdengar kesal membuat wanita itu memilih bungkam daripada harus berdebat. Mau tidak mau wanita itu kembali ke kamar dengan perasaan kesal juga. Sedangkan Rafi malah tersenyum seraya menggelengkan kepalanya beberapa kali lalu kembali melanjutkan pekerjaannya.
Saat ini waktu sudah menunjukkan pukul sembilan lebih lima belas menit dan tugas Rafi sudah selesai. Dia mengirim pesan kepada Kalina, mengajaknya sarapan bareng. Tanpa banyak drama, wanita itu langsung mengiyakan dan segera keluar dari kamar. Padahal Kalina merasa tak enak diperlakukan oleh Rafi seperti ini, tapi daripada nanti ujung ujungnya berdebat, Kalina memilih langsung setuju saja.
Walaupun harga makanan hanya sepuluh ribu rupiah, tapi bagi wanita yang saat ini sedang tidak punya uang sama sekali, itu merupakan rejeki yang luar biasa. Bahkan Kalina termasuk beruntung, karena belum lama kenal dengan Rafi tapi dia sudah mendapat banyak kebaikan dari pemuda itu.
"Kamu sudah sering bayar wanita apa, Fi?" tanya Kalina disela sela menikmati hidangannya.
"Nggak lah! Aku penasaran aja gimana rasanya," Kilah Rafi. meski tidak sepenuhnya berbohong, tapi Rafi juga tidak mungkin jujur kalau dia sudah pernah sekali membayar wanita.
"Tapi sepertinya kamu kayak pengalaman banget. Apa lagi kamu sampai memasang aplikasi kencan."
Sambil menyantap hidangannya, Rafi sontak saja terkekeh mendengar ucapan wanita yang duduk dihadapannya. "Kalau aku sangat pengalaman, mungkin tiap malam, kamu akan melihat aku sering ganti ganti wanita. Apalagi di sini tempatnya aman."
Kalina langsung mencebikkan bibirnya sebagai tanda kalau dia kurang percaya dengan apa yang dikatakan pria itu. Sedangkan Rafi cukup tersenyum simpul menanggapi ketidak percayaaan wanita di hadapannya. Saat mereka masih asyik bercengkrama sembari menikmati makanannya, mereka mendengar ada suara memanggil dari post jaga, Rafi segera saja bangkit menuju ke sana. sesampainya di post jaga, Rafi sontak terkejut dengan apa yang dia lihat saat di depan dana.
...@@@@@@...
Hy Reader, makasih ya sudah mau mengikuti cerita aneh ini. Othor cuma mau bilang, maaf jika ceritanya selalu menjurus ke arah adegan yang kurang mengenakan untuk dibaca. Karena cerita ini sesuai dengan judulnya. Kalau yang tidak suka boleh di skip untuk cerita ranjangnya, oke? Sekali lagi othor ngucapin maaf dan terima kasih.
nah jagoan kita nih ternyata JAGOAN
LANJUTKAN THOR