NovelToon NovelToon
TAWURAN

TAWURAN

Status: tamat
Genre:Tamat / Teen Angst / Teen School/College / Persahabatan
Popularitas:17.9k
Nilai: 5
Nama Author: BellaBiyah

Novel ini bercerita tentang Gita dan kawan-kawan yang merantau ke Ibu Kota untuk menempuh pendidikan. Siapa sangka? Gita yang sewaktu SD pernah membuli seorang pria culun, kini dipertemukan kembali dengan pria itu dalam situasi yang berbeda. Tawuran merupakan gerbang pertemuan mereka.

Sean, nama pria itu. Gita tak ingin membuka kisah lamanya, namun Sean terus mengganggu gadis tersebut. Hingga akhirnya Gita membuka suara mengenai kejadian di masa lalu. Gita mengakui bahwa Ia tertarik pada Sean di waktu kecil. Sayangnya, Gita yang sejak itu sedang menghadapi ketidakharmonisan keluarga, tidak mampu mengekspresikan rasa sukanya terhadap Sean. Sehingga, ia lebih memilih untuk membuli pria itu dan menciptakan trauma berat yang sulit disembuhkan untuk keluarga Sean sendiri.

Haruskah Sean memaafkan Gita? Ataukah cinta Gita akan bertepuk sebelah tangan selamanya?

Baca kisah lengkapnya di dalam cerita ini 😘

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon BellaBiyah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

26

"Halo everybody!" pekik Jenna memasuki Indekos Bu Rika dan tak mendapati siapa pun di sana. "Eh, kok sepi," lanjutnya.

"Nggak ada yang mau nyambut kedatangan gue apa gimana?" ucap gadis itu bermonolog.

***

Sementara itu, Febi sedang terbuai akan musik yang disuguhkan di tempat konser bersama Gita. Sean dan Wira sampai kewalahan memgontrol mereka berdua.

"Jogetnya jangan anarkis!" teriak Wira pada Gita. Namun gadis itu tak mendengarnya.

Gita malah semakin menggila hingga menyenggol orang-orang di sekitarnya termasuk Sean.

Febi sempat terkena pukulan dari tangan Gita yang sedang joget, dan gadis itu terdiam menatap sobat karibnya itu.

"Git, gue mau pipis. Temenin!" teriak Febi.

"Apa?! Nggak kedengeran!" balas Gita.

"Gue mau pipis! Temenin ke toilet!" teriak Febi lagi.

"Diih, gue lagi asyik! Minta temenin sama Wira sono! Sama Sean kek!" balas Gita lagi.

"Mereka cowok, Gila! Ayo buruan jangan sampai gue pipis di sini nih!" omel Febi dan langsung menarik Gita keluar dari gerombolan orang ramai tersebut.

Setelah jauh dari keramaian, Febi memulai aksinya bersama Sean dan Wira.

"Lo gila ya?! Joget kayak begitu! Lo mau ngajakin orang bacok-bacokan di sini?!" omel Febi.

"Kenapa? Apa yang salah sama joget gue? Lo aja yang terlalu klemer-klemer!" balas Gita.

"Lo yang terlalu anarkis, Git!" omel Wira.

"Anarkis gimana? Gue biasa aja! Lo aja yang nggak pernah nonton konser! Joget kok yang gerak cuma jempol? Joget ya semua badan gerak!" Gita tetap tak terima dimarahi.

"Gita?! Woi, woi! Gita, Woi!" teriak salah satu dari gerombolan laki-laki yang berada tak jauh dari mereka.

Pandangan Gita langsung tertuju pada mereka. Gerombolan laki-laki itu merupakan murid-murid dari SMA TELUG yang masih dendam pada sosok Gita.

"Mampus gue!" ucap Gita. "Kabur, woi! Kabur, kabur!!" teriak Gita yang langsung berlari.

Tanpa alasan Febi, Sean, dan Wira ikut berlari mengikuti gadis itu. Semua murid SMA TELUG mengejar mereka.

"Kenapa lagi?" tanya Wira.

"Anak-anak SMA TELUG! Lo bisa bonyok kalo nggak kabur!" teriak Gita sambil berlari.

"Ini 'kan urusan lo, Gila!" teriak Wira.

"Sembunyi di sini!" ucap Sean yang langsung menarik Gita untuk bersembunyi di dalam gerobak pedagang kaki lima yang tak berjualan.

Wira mengikuti apa yang Sean perbuat. Ia membawa Febi untuk bersembunyi.

Gita memberi isyarat agar Sean diam. Sementara pria itu merangkulnya agar mereka tak terlihat dari sudut depan.

"Coba lo liat, masih ada nggak?" bisik Gita.

"Lo aja, gue takut!" balas Sean.

"Buruan!" omel Gita.

Sean menuruti perintahnya dan memanjangkan leher untuk melihat ke arah luar. Tak ada siapa-siapa di sana.

"Masih," jawab Sean berbohong agar dia bisa terus berada di posisi seperti ini.

"Coba liat lagi!" perintah Gita.

"Masih ada!" jawab Sean.

Sementara Febi dan Wira malah ....

"Ngapain kita ikutan sembunyi? Ini 'kan urusannya Gita sama mereka! Mereka nggak ada alasan buat mukulin kita!" ucap Wira.

"Tapi mereka ...."

"Kalo mereka mukulin kita, itu artinya mereka yang nyari gara-gara sama kita!" lanjut Wira memotong kalimat Febi.

"Ya udah, Bang Wira ke luar aja sendirian!" tegas Febi.

"Kenapa gue harus ke luar sendirian? Kalo lo juga bisa ikutan ke luar?!" bantah Wira.

"Ya, gue takut! Gue nggak pernah berantem-berantem kayak Gita! Kalo Gita mah mungkin bisa aja ngelawan mereka, tonjok-tonjokan. Kalo gue? Ditampar aja, mungkin gue bakalan pingsan!" omel Febi.

Wira menatap gadis itu dengan dekat. "Ternyata lo cerewet juga!" ucapnya.

"Semua cewek itu ditakdirkan untuk cerewet! Emang udah kodratnya gini! Jadi, jangan mancing gue buat cerewet, Bang!" tegas Febi.

Tiba-tiba sebuah notifikasi pesan tersampaikan di ponsel Febi. Ia segera membukanya.

[Gue udah balik ke kosan. Lo di mana? Kok kosan sepi? Si Dajjal udah balik ke Korea? Lagi party ya lo sama Gita?] Isi pesan dari Jenna.

Bhug!

"Aaw!" pekik Febi yang kepalanya terbentur gerobak. Saking senangnya ia mendapat pesan tersebut, sampai ia lupa bahwa masih berada di dalam sana.

"Kenapa lo?" tanya Wira yang dengan refleks mengusap kepala gadis itu.

"Jenna ada dikosan! Kita balik sekarang!" ucap Febi.

"Ngapain lagi dia ke kosan? Bukannya dia nggak suka sama peraturan yang gue bikin?" balas Wira.

"Ya, mungkin dia nggak tega liat gue sendirian ngadepin lo! Lo tau 'kan mereka nggak suka sama lo, Bang. Apa lagi gue?" balas Febi membuat Wira terdiam dan mendadak kesal.

"Jadi lo nggak suka juga sama gue?" tanyanya.

"Kalo lo nggak marahin gue tiap hari, mungkin gue bakalan suka," jawab Febi dengan polosnya. Padahal 'suka' yang dimaksud oleh Wira adalah 'suka' yang lebih dari itu.

Wira keluar dari gerobak itu dan menunggu Febi.

"Buruan! Ngapain lo masih di situ? Katanya mau balik ke kosan?!" omel Wira.

"Masih ada nggak—"

"Nggak ada!" balas Wira dengan cepat bahkan Febi belum menyelesaikan kalimatnya.

Febi menuruti apa yang Wira ucapkan. Di sana mereka melihat Sean dan Gita yang masih bersembunyi. Mereka menghampirinya.

"Mau sampai kapan lo di sini?" tanya Wira dan memastikan semuanya aman.

"Masih ada?" tanya Gita.

"Nggak!" balas Wira.

Gita langsung memukul lengan Sean dengan kesal. "Besok-besok pake kacamata kuda lo, Sen!" omelnya.

"Tadi masih ada!" bantah Sean.

"Git! Jenna ada di kosan! Lo mau ikut ke kosan?" tanya Febi dengan gembira.

"Kosan tante gue, nggak nerima tamu!" ucap Wira dengan cepat.

Gita memberikan isyarat bahwa ia tak bisa ikut karena apa yang Wira ucapkan.

"Tuh 'kan. Lo aja kayak gini. Gimana orang-orang bisa suka sama lo, Bang!" omel Febi.

Wira menghela napasnya. Dia memang tidak menyukai sosok Gita dan tak berharap untuk disukai oleh gadis itu. "Iya, silakan datang!" ucapnya dengan malas.

Gita dan Febi mendadak girang. "Kita mampir beli makanan ya? Jenna pasti seneng!" ucap Febi.

"Tapi, kosan tante gue nggak boleh ada tamu cowok selain gue!" tegas Wira lagi sambil melirik Sean.

Mereka semua terdiam.

"Ya udah, gue sama Sean nggak ikut! Sorry, Feb!" ucap Gita kesal.

"Baaang!" ucap Febi dengan khas anak-anak yang meminta sesuayu kepada abangnya.

"Itu peraturan kosan!" tegas Wira.

"Tapi 'kan Gitanya ...." Febi kembali memelas.

"Ya udah kalo dia nggak mau ikut. Siapa juga yang mau maksa!" balas Wira.

"Git, rumah lo punya kamar kosong nggak? Gue ngekos di rumah lo aja deh!" ucap Febi.

Wira menggeram mendengar kalimat tersebut. Giginya terkatup rapat saling beradu.

"Sekali ini aja!" tegas Wira.

"Apanya?" tanya Febi tak mengerti.

"Sekali ini aja, gue bolehin!" ucap Wira.

"Yohoooo!! Fir'aun luluh juga sama Asiyah!" ejek Gita dan membuat Wira menatapnya dengan kesal.

"Ajakin Gio, Feb!" ucap Sean.

"Gio?" tanya Wira.

"Oh iya-iya! Kita nghak boleh meninggalkan kesempatan emas ini! Pasti Jenna seneng kalo ada Gio!" ucap Febi.

"Nambah lagi cowoknya?!" pekik Wira.

"Iya, 'kan Bang Wira ganteng, baik hati, suka menabung. Kita nggak tega liat Bang Wira sendirian. Jadi kita ajak cowok lagi, biar Bang Wira punya temen. Jangan nolep mulu, udah kayak wibu nggak pernah liat matahari! Jangan-jangan Bang Wira punya waifu seksi ya? Masa betah sih di rumah mulu tanpa bersosialisasi sama manusia lain?" umpat Febi.

Wira menggertakkan gigi-giginya. "Terserah lo!" tegasnya.

1
JChennn
baru mulai udh bgs jdi pngn bca trsss
Nabila
makin menarik
Nabila
ceritanya menarik banyak tokohnya jadi gak bosan
Rina Juwita JuEr
aku baca ulang lagi ceritanya bagus Thor semangat 💪💪
Tara
kayaknya Wira suka Ama febi tapi malu utk ucapin tapi getahnya kena kesemua orang he3😱🤗🫢😅🤔🫣
Tara
ini siapa yg bucin sich..Gita or Sean🫣😱🤗🫢😅🤔
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!