Fitnah keji membuat Selia harus menerima cacian dan hinaan yang begitu menyakitkan. Ia dicerai karena kedapatan tidur dengan kakak iparnya bahkan penjelasannya hanya dianggap omong kosong.
Apa yang dilihat belum tentu itu yang terjadi dan dibalik kejadian itu ada seseorang yang bertepuk tangan penuh kemenangan.
Harta, Tahta, Wanita. Tiga hal sensitif itu lah yang melekat pada diri Selia yang justru menjadi bumerang untuknya. Siapa pun yang menjadi suami Selia ialah yang akan menempati posisi CEO diperusahaan.
"Semakin kamu berusaha memilikiku, semakin aku membencimu!" Selia Salsabila.
"Aku hanya menginginkan Tahta, bukan dirimu!" Hiro Barayav.
Mampukah Selia membuktikan bahwa dirinya tidak bersalah?
Lalu apakah Hiro berhasil memiliki Selia dan memiliki apa yang dia inginkan?
Simak ceritanya hanya di novel Naik Ranjang : Terjerat Sang Perebut Tahta
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tri Haryani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 20 Kedatangan Harry
Selia menurut saat Hiro membawanya jalan-jalan kepantai dan menikmati indahnya Sunset berwarna orange. Berjalan tanpa alas kaki Selia membiarkan Hiro menggandeng tangannya menyusuri indahnya hamparan pasir putih yang terkena pantulan cahaya orange.
Selia menyukai pemandangan di hadapannya namun ia tidak mengekspresikannya. Seandainya ia datang bersama pria yang ia cintai mungkin saja ia akan sangat bahagia namun saat ini ia datang bersama pria yang ia benci.
Meski Hiro memperlakukannya dengan baik namun tidak cukup membuat Selia menerima pria itu. Hiro tetaplah Hiro pria ambisius dan egois yang memperlakukan dirinya sesuka hati pria itu.
Hiro menghentikan langkah kakinya menghadap pada Selia kemudian membelai wajah wanita itu agar menatap padanya.
"Apa kamu suka dengan pantainya?" tanya Hiro menatap lekat pada kedua bola mata Selia. Pantai adalah tempat yang sering ia kunjungi bersama Selia saat hubungannya dengan wanita itu masih baik-baik saja. Dan berharap dengan membawa Selia ke pantai wanita itu bisa mengingatnya.
Meski papa Louis menentang keras dirinya yang terus berusaha membuat Selia mengingatnya namun ia tetap melakukannya.
"Aku lebih suka kamu melepaskanku dan nggak mengekangku!" jawab Selia membalas tatapan Hiro.
Hiro tersenyum sinis. Harapan dirinya membawa Selia ke pantai agar wanita itu mengingatnya ternyata tidak membuahkan hasil. Selia sama sekali tidak terpengaruh dengan pantai dan masih tidak mengingatnya.
"Berulang kali aku katakan aku nggak akan pernah melepaskanmu. Kamu adalah milikku dan selamanya akan menjadi milikku," kata Hiro dengan sorot mata tajam menatap Selia di hadapannya.
Selia hanya bisa mendesahkan nafas kasar karena sulit baginya untuk bisa lepas dari pria ambisius seperti Hiro.
*
*
"Sel, aku baru aja sampai Bali. Aku nggak mau kamu kenapa-napa bersama Hiro jadi aku menyusulmu."
'Mas Harry menyusulku kesini,' gumam Selia dalam hati.
Ia baru saja membaca pesan yang Harry kirimkan padanya.
Selia sedikit khawatir Hiro dan Harry bertengkar saat mereka bertemu namun kedatangan Harry tidak bisa ia cegah. Pria itu sudah tiba di Bali dan baru saja mengabarinya.
Selia melepaskan tangan Hiro yang sedang terlelap sambil memeluknya namun pria itu justru mengeratkan pelukannya dan membenamkan wajahnya diceruk lehernya.
Menggeser pelan tubuhnya dan menatap Hiro yang sedang terlelap sambil memeluknya Selia meletakkan kembali ponselnya keatas nakas. Bila melihat Hiro yang sedang terlelap pulas rasa bencinya pada pria itu sedikit berkurang.
Ia tidak mengerti dengan semua perlakuan Hiro padanya. Terkadang pria itu memperlakukannya seperti mencintainya. Namun terkadang juga pria itu memperlakukannya dengan ambisi besar menguasai dirinya.
Selia melihat Hiro mengerutkan keningnya dengan mata masih terpejam dan ia menduganya bila pria itu sedang bermimpi.
"Maafkan aku ... aku mohon, maafkan aku," lirih Hiro dengan mata masih terpejam dan sudut mata yang basah.
Selia terhenyak melihat Hiro menangis dalam tidurnya. Ia belum pernah melihat Hiro seperti ini. Mengusap sudut mata Hiro yang basah, Selia membiarkan pria itu memeluknya.
*
*
Harry melambaikan tangan saat melihat Selia dan Hiro memasuki restoran yang sama dengannya. Ia sengaja sarapan di restoran terdekat dari Vila yang disewa Hiro dan Selia agar bisa bertemu dengan mereka secara kebetulan.
Hiro menyeringai melihat Harry ada di hadapannya. Pria itu benar-benar mendengarkan perkataannya menyusul Selia yang sedang bulan madu bersamanya.
"Sepertinya menarik," gumam Hiro kemudian menghampiri Harry yang sedang duduk sendiri.
"Hiro." Selia menahan Hiro yang hendak duduk bersama Harry namun pria itu justru menariknya dan membawanya duduk bersama.
Kini Selia dan Hiro duduk bersama dengan Harry menikmati sarapan pagi dengan suasana baru ditepi pantai.
Hiro menatap Harry dihadapannya.
"Aku pikir kamu nggak akan menyusul kami," kata Hiro dengan seringai di bibirnya. Mereka baru saja selesai sarapan dan Hiro membuka tangannya merangkul Selia menunjukan pada Harry bahwa Selia adalah miliknya.
"Kenapa memang kalau aku menyusul, apa kamu takut aku mengganggu bulan madu kalian?" balas Harry yang tidak suka dengan Hiro.
"Ada atau tidak adanya kamu di tempat ini sama sekali nggak ada pengaruhnya. Kami akan tetap bulan madu dan menikmati kebersamaan kami," kata Hiro semakin membuat Harry mengepalkan kuat tangannya dan menatap Selia yang memejamkan mata pasrah dengan perlakuan Hiro padanya.
Selia pergi ke toilet setelah pamit pada Hiro untuk menenangkan perasaannya saat berhadapan dengan dua pria yang menginginkan dirinya.
Saat hendak kembali tangan Selia dicekal oleh Harry yang menyusulnya ke toilet.
"Mas Harry?"
"Selia, kenapa kamu nggak menolak saat Hiro mengajakmu ke sini? Bagaimana bisa kamu bulan madu dengannya dan meninggalkan aku?" cerca Harry sebab ia tidak tahu bila Selia pergi ke Bali bersama Hiro.
"Maaf, Mas, aku sudah menolaknya tapi dia tetap memaksaku dan membawaku ke sini," lirih Selia berusaha menjelaskan agar Harry tidak salah paham padanya.
"Tapi kenapa kamu nggak bilang sama aku kalau kamu pergi ke Bali sama Hiro, Selia. Kalau kamu bilang aku pasti cari cara supaya kamu nggak pergi bulan madu sama dia," kata Harry lagi.
"Aku nggak bisa bilang sama kamu, Mas, aku takut kamu salah pahan dan berpikir yang nggak-nggak sama aku. Aku hanya ingin menjaga perasaan kamu," lirih Selia.
Harry mengusap kasar wajahnya. Ia menyalahkan Selia padahal wanita itu berusaha menjaga perasaannya. Harry hendak membawa Selia ke dalam pelukannya tapi Hiro langsung menarik Selia menjauh dari pria itu.
Hiro sengaja datang terakhir dan memperhatikan keduanya dari kejauhan membiarkan mereka berbicara empat mata.
"Waktu Selia sudah habis dia harus kembali bersamaku dan melayaniku dengan baik," kata Hiro lalu membawa Selia pergi meninggalkan Harry.
Selia menoleh ke belakang menatap sendu pada Harry saat Hiro menarik tangannya dan membawanya pergi. Ia sangat menyesal karena tidak bisa menolak Hiro dan mempertahankan Harry.
Melihat Selia yang di bawah pergi oleh Hiro, Harry ingin sekali menahannya namun apalah daya ia bukanlah siapa-siapa Selia dan Hiro lebih berhak atas wanita itu.
*
*
Papa Louis dan mama Mona yang tahu Harry menyusul Selia dan Hiro ke Bali langsung menghubungi pria itu dan memintanya kembali ke Jakarta.
Papa Louis dan mama Mona tidak mau dengan menyusulnya Harry ke Bali bulan madu Selia dan Hiro jadi terganggu. Sedikit banyaknya mereka tahu bahwa Harry dan Selia masih saling mencintai.
Dengan berat hati Harry menuruti permintaan kedua orang tuanya untuk kembali ke Jakarta dan sekarang sedang menghadap pada kedua orang tuanya itu.
"Berhenti mengejar, Selia, Harry. Dia sudah menikah dengan kakakmu dan kamu seharusnya melupakan dia," kata papa Louis.
"Nggak bisa, Pa, aku mencintai Selia dan aku akan menunggu dia bercerai dengan Hiro," sahut Harry.
"Baiklah, kalau kamu nggak bisa berhenti maka papa dan mama akan menjodohkanmu dengan wanita lain!"
Deg!
*
*
Jangan lupa dukungannya ya.. 😍
selia nya maksa untuk dateng kepesta,,harusnya selia tuh juga instropeksi,,mungkin hiro tuh uda filing kalo erina tuh ada sesuatu