Sepucuk Harapan Perempuan Bermata Senja

"Apa permintaan pertamamu sudah bisa dianggap selesai, Ray?" tanya Mahran memecah keheningan usai apa yang ia ucapkan pada Rayinka. Mahran tak pandai mengungkapkan perasaannya. Dia menyadari bahwa kehadiran Rayinka sangat penting. Dia sangat menyukai gadis bernama biru itu. Ia bahkan selalu mengkhawatirkan gadis itu sepanjang waktu.

"Anggap aja iya," ujar Rayinka singkat. Hatinya memang belum lega dengan jawaban Mahran, tapi setidaknya tidak serumit sebelumnya. Setidaknya Rayinka tahu bahwa Mahran akan terus berusaha untuk melindunginya.

"Oke, terus permintaan kedua apa?" tanya Mahran sembari menyantap es krim terakhir miliknya.

"Ehm.. belum terpikirkan. Nanti saja kalau sudah kupikirkan," jawab Rayinka sembari menghabiskan es krim terakhirnya.

"Baiklah. Sekarang sudah siap untuk pergi ke HR?" tanya Mahran sembari menatap lekat mata biru Rayinka.

"Let's go! Hft, aku sedikit dredeg untuk bertemu orang-orang di sana, Ran.. "

"Kenapa begitu?"

"Orang-orang di HR pasti orang-orang terpilih. Mereka punya bakat hebat. Sementara aku? Aku hanya pemula... "

"Hm? Pemula yang lagu pertamanya langsung dicintai penduduk Rosendria?! Kamu ini merendah untuk meroket!"

"Hei!! Itu hanya sebuah keberuntungan, Mahran..."

"Kata siapa? Ini juga hasil usahamu. Kamu memang punya potensi, Ray. Ada banyak perusahaan yang ingin mengambilmu sebagai musisi mereka. Namun sangat disayangkan, mereka semua selalu ragu-ragu sebab kamu masih pemula."

"Terus apa yang membuatmu tidak ragu untuk memilihku?"

"Karena kamu memang punya potensi. Aku mendengar lagumu sejak kamu kecil, loh. Kamu tidak lupa kan kalau aku kaisar Aetheria?"

"Ish, sudahlah. Aku harus tetap selalu belajar untuk meningkatkan kemampuanku."

"I'll always support you, Ray," Mahran tersenyum hangat. Pemuda itu kemudian mengajak Rayinka kembali ke mobil. Mereka tidak boleh memindahkan waktu lagi untuk pergi ke HR.

Tadi pagi, si raja Rosendria menelpon Mahran. Ia bilang, hari ini Mahran akan diperkenalkan sebagai direktur baru. Hal itu jelas membuat Mahran bersemangat. Dengan posisinya sebagai direktur HR, Mahran bisa lebih leluasa bertemu Rayinka. Bahkan kedua orang tua Rayinka pun tidak akan berani menolak jika Mahran ingin pergi dengan putrinya.

Sebelum sampai di HR, Mahran dan Rayinka lebih dulu memesan ayam goreng dan beberapa cemilan manis untuk seluruh orang di kantor. Sekitar satu jam menunggu, Mahran dan Rayinka bergegas ke perusahaan HR. Mahran meminta bantuan Shaka agar mengirimkan beberapa orang untuk membagikan makanan yang ia beli.

"Kenapa Anda membeli sebanyak ini, Tuan?" tanya Shaka kaget.

"Anggap aja teraktiran pertamaku, Shaka," Mahran menjawab santai.

Para bawahan yang Shaka bawa melongo, selama ini Shaka orang yang paling dihormati karena dikenal sebagai keluarga pemilik perusahaan HR. Meski usianya masih muda, tak ada seorang pun yang berani mengobrol santai dengannya. Tapi Mahran ini sungguh membuat mereka tak habis pikir, bisa-bisanya orang baru di perusahaan itu bersikap tidak sopan pada pemilik perusahaan?

"Tolong kalian bagikan semua ini pada karyawan, setelah itu semua karyawan harap berkumpul di aula. Saya akan mengumumkan direktur baru perusahaan kita," ujar Mahram dingin. Orang-orang itu dengan sigap melaksanakan perintah Shaka, "Baik, Tuan, " begitu mereka memanggil Shaka.

"Ck, Shaka... Shaka... kamu memang cocok jadi menteri perang Aetheria. Lihat mereka, baru dua tahun di dunia ini, mereka sudah tunduk. padamu!" ujar Mahran sembari menepuk pundak bawahannya itu.

"Masih tidak ada apa-apanya dibandingkan Tuan Kaisar," ujar Shaka menunduk. Beberapa pasang mata yang melihat keduanya merasa terheran-heran. Mereka penasaran dengan seorang lelaki yang tampak begitu dihormati oleh Shaka, pemuda yang dikenal sebagai keluarga pemilik perusahaan HR. Bagi mereka, Shaka adalah pemilik kuasa tertinggi di HR Entertaiment.

"Ck, kamu jangan terlalu sungkan begitu. Bagaimanapun, di sini kamu memiliki kuasa lebih tinggi dariku. Bagaimanapun tuanmu di dunia ini adalah si raja Rosendria. Jadi bersikaplah selayaknya!" ujar Mahran yang peka terhadap bisik-bisik di sekitarnya.

"Saya akan selalu berusaha mengondisikan diri saya, Tuan. Silakan Anda masuk..."

Mahran hanya tersenyum dan menepuk bahu Shaka. Rayinka yang sedari tadi berada di samping Mahran hanya bisa memenuhi pikirannya dengan banyak hal yang tidak ia mengerti. Mahran bahkan tidak menceritakan bahwa ia memiliki teman dari Aetheria di dunia ini.

"Ayo, Ray. Kamu selalu di samping aku, paham?" Rayinka hanya mengangguk dengan permintaan Mahram itu. Untuk kali ini, ia hanya akan mengikuti intruksi dari Mahran. Terkait banyak pertanyaan yang tak ia pahami, akan ia tanyakan nanti.

Ketiganya kemudian berjalan menuju aula pertemuan. Mahran kali ini menggunakan setelan jas berwarna hitam. Aura wibawanya menyihir banyak orang yang melihatnya. Bahkan beberapa gadis mengatakan bahwa ke depannya perusahaan mereka akan jadi sangat menyenangkan karena ada dua pangeran tampan yang menjadi orang berpengaruh di HR.

Namun, meski perhatian mereka banyak tertuju pada Mahran dan Shaka, beberapa orang juga takjub melihat kecantikan Rayinka. Mata birunya yang begitu indah itu membuat banyak orang merasa damai ketika melihatnya.

Setelah sampai di aula, sudah banyak karyawan yang berkumpul di sana bersama para anggota pers yang siap meliput pengumuman dari perusahaan terbesar di dunia.

Shaka yang dikenal sebagai pemilik perusahaan maju lebih dulu. Dia memberi satu dua kalimat untuk membuka acara secara resmi. Kemudian ia mengumumkan bahwa direktur HR yang lama, Tuan Edward, telah melakukan korupsi yang merugikan pihak perusahaan.

"Perusahaan juga sudah menyelidiki siapa saja bawahan Tuan Edward yang juga melakukan korupsi. Sampai saat ini, Tuan Edward telah mendapat hukuman selayaknya para koruptor di negeri kita. Begitupun dengan seluruh karyawan yang terlibat. Semua bukti korupsi akan diperlihatkan secara transparan pada publik."

Anggota pers benar-benar menyimak seluruh perkataan Shaka. Kemarin memang sudah ada berita tentang Edward yang dijatuhi hukuman potong tangan dan penjara seumur hidup akibat korupsi yang ia lakukan.

Seluruh bukti yang ditampilkan oleh pihak perusahaan juga membuat anggota pers merasa terpuaskan. Tak ada pertanyaan yang memojokkan pihak perusahaan karena semua bukti begitu jelas.

"Selain itu. Saya juga akan mengumumkan bahwa posisi direktur perusahaan HR mulai saat ini akan diisi oleh Mahran Elio Valtor. Dia seorang pemilik perusahaan obat tradisional di negeri seberang. Dan satu-satunya yang kami anggap pantas menjadi direktur Harmoni Resonansi. Kepada Tuan Mahran saya persilakan untuk menyampaikan satu dua kalimat di hadapan publik," ujar Shaka sembari menyilakan Mahran ke podium.

"Terimakasih, Tuan Shaka. Ini sungguh menjadi kehormatan besar bagi saya untuk bisa bergabung dengan Harmoni Resonansi. Saya berharap, saya dapat bekerja dengan baik sebagai pimpinan HR. Saya yakin, masa kita ke depan agar menjadi masa cemerlang karena kita yang terpilih di sini adalah orang-orang yang telah ditakdirkan untuk mengubah masa depan HR jadi yang terbaik di seluruh dunia!"

Semua hadirin di aula pertemuan bertepuk tangan bahagia, sapaan dari Mahran itu berhasil membuat para karyawan HR bersimpati. Mereka melihat seorang pemimpin yang begitu bersemangat namun tak pernah meninggikan diri.

"Sebelum saya mengakhiri sambutan ini, saya akan lebih dulu mengenalkan artis baru yang akan menjadi partner kita semua. Rayinka, atau Nona Rere, silakan maju ke depan," Mahran mempersilakan Rayinka maju sembari terus menatapnya. Gadis muda yang masih berusia delapan belas tahun itu mendekat ke arah Mahran.

"Nona Rere ini telah membuat lagu yang akhir-akhir ini menjadi sorotan masyarakat Rosendria. Bergabungnya nona Rere dalam bagian HR Entertaiment, akan menjadi langkah awal yang baik untuk banyak kebaikan yang akan semakin besar ke depannya."

Perkenalan singkat itu membuat banyak orang melayangkan desas-desus. Lagu pertama Rayinka memang indah, namun mereka merasa ragu dengan keputusan direktur mereka. Bagaimanapun, Rayinka hanyalah pemula yang kurang pengalaman.

"Nona Rere, silakan perkenalkan dirimu!" titah Mahran sembari tersenyum hangat.

Rayinka pun memulai perkenalan dirinya. Selama berbicara di depan banyak orang, hati Rayinka sedikit tak karuan. Ia khawatir dunia yang ia masuki ini akan membuatnya ketakutan karena berada di sisi orang-orang hebat.

Setelah Rayinka memperkenalkan diri, Mahran kemudian menyudahi sesi perkenalan. Konferensi pers kemudian ditutup oleh Shaka dengan ucapan maaf atas keributan yang ditimbulkan Edward, dann ucapan terimakasih atas segala kebaikan dan kerja keras seluruh orang di aula.

Pertemuan itu kemudian bubar. Berita-berita tentang Edward, Mahran, dan Rayinka mulai memenuhi media sosial. Mereka viral di mana-mana. Mahran bahkan viral dengan hastag #direkturgantengidaman #direkturmatabiru, sedangkan Rayinka juga viral dengan hashtag #reredirekrutHR #artisbaruHR #RayinkaAditamaidolaRosendria.

Berita itu menyebar ke seluruh negeri. Beberapa di antara orang-orang itu merasa penuh syukur dengan penggantian posisi direktur HR, sebagian lagi merasa masam karena belum percaya dengan kemampuan Mahran.

Sementara itu, Mami dan Papi Rayinka merasa sangat kaget dengan berita itu. Akhir-akhir ini mereka disibukkan dengan pekerjaan yang menumpuk. Mereka bahkan tidak tahu jika putrinya telah kembali memainkan musik.

"Sayang, harusnya Rere izin kita dulu gak sih? Dia keterlaluan banget lebih memilih perusahaan lain dari pada perusahaan Aditama Entertaiment milikmu?" ujar Mitha kesal.

"Sudahlah, lebih baik kita manfaatkan saja dia. Dia harus mencari kelemahan HR Entertaiment agar kita bisa menjadi perusahaan paling terkenal setelah kejatuhannnya," jawab Aditama dengan senyum liciknya.

"Hahh... emang Rayinka bakal setuju?"

"Aku yang akan bicara dengannya. Dia pasti akan menurut dengan ucapanku," Aditama tampak senang. Dalam benaknya hanya ada bayangan harta dan harta. Dengan status Rayinka saat ini, Aditama yakin akan meruap banyak keuntungan dengan lagu Rayinka itu.

"Ray.. suda waktunya kamu membuang segala egomu, sayang!" ujar Aditama sembari menatap foto putrinya itu.

"Sudah waktunya bagi kamu untuk berbakti padaku," ujarnya lagi dengan senyum sinis.

...****************...